Tuesday 4 August 2009

Kreatif Itu :

Kreatif itu Gila

Beberapa orang kreatif itu memang juga sekaligus gila, tapi tentu tidak semuanya. Rasanya kita tahu beberapa kisah mengenai tokoh-tokoh kreatif yang sebenarnya baik-baik saja, tapi pada awal karirnya dikira kurang waras atau pada masa kecilnya malah dianggap agak idiot. Hingga kini, bahkan ekspresi kekaguman kita terhadap manusia semacam ini berbentuk gelengan kepala yang menunjukkan sejumput rasa tidak percaya dan tidak mengerti. Apa yang membuat kita sulit sekali untuk memahami mereka?
Menurut Mihaly Csikszentmihalyi, seorang pakar kreativitas yang telah 30 tahun meneliti kehidupan orang-orang kreatif,[...]

kesalahpahaman dalam menghadapi mereka sering timbul karena pada dasarnya individu yang kreatif memang memiliki kepribadian yang lebih kompleks dibanding orang lain. Jika kepribadian manusia biasa pada umumnya memiliki kecenderungan ke arah tertentu, maka kepribadian orang kreatif terdiri dari sifat-sifat berlawanan yang terus-menerus ‘bertarung’, tapi di sisi lain juga hidup berdampingan dalam satu tubuh. Apa saja sifat-sifat kontradiktif mereka?

1. Orang-orang kreatif memiliki tingkat energi yang tinggi, tapi mereka juga membutuhkan waktu lama untuk beristirahat. Mereka tahan berkonsentrasi dalam waktu yang lama tanpa merasa jenuh, lapar, atau gatal-gatal karena belum mandi. Tapi begitu sudah selesai, mereka juga bisa menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengisi ulang tenaga mereka; Di mata orang luar, mereka jadi terlihat seperti orang termalas di dunia.

2. Orang-orang kreatif pada umumnya juga cerdas, tapi di sisi lain mereka tidak segan-segan untuk berpikir ala orang goblok dalam memandang persoalan.

3. Orang-orang kreatif adalah orang yang playful, tapi mereka juga penuh disiplin dan ketekunan. Tidak seperti dewasa lainnya yang melihat dunia dengan kacamata super-serius, orang-orang kreatif memandang bidang peminatan mereka seperti taman ria. Mereka melakukan pekerjaannya dengan begitu antusias sehingga terkesan seperti sedang bermain-main, padahal sebenarnya mereka juga bekerja keras mewujudkan ‘mainannya’.

4. Pikiran orang-orang kreatif selalu penuh imajinasi dan fantasi, tapi mereka juga tak lupa untuk tetap kembali ke realitas. Mereka mampu menelurkan ide-ide gila yang belum pernah tercetus oleh 6 milyar manusia lain, tapi yang membuat mereka bukan sekedar pemimpi di siang bolong adalah usaha mereka untuk menjembatani dunia khayalan mereka dengan kenyataan sehingga orang lain bisa ikut mengerti dan menikmatinya.

5. Orang-orang kreatif cenderung bersifat introvert dan ekstrovert. Pada kebanyakan orang lain, biasanya ada satu sifat yang cenderung lebih mendominasi perilakunya sehari-hari, tapi kedua sifat itu tampaknya muncul dalam porsi yang setara pada orang-orang kreatif. Mereka sangat menikmati baik pergaulan dengan orang lain (terutama dengan orang-orang kreatif lain yang sehobi) maupun kesendirian total ketika mengerjakan sesuatu.

6. Orang-orang kreatif biasanya rendah hati, namun juga bangga akan pencapaiannya. Mereka sadar bahwa ide-ide mereka tidak muncul begitu saja, melainkan hasil olahan inspirasi dan pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan dan tokoh-tokoh kreatif yang menjadi panutan mereka. Mereka juga terfokus pada rencana masa depan atau pekerjaan saat ini sehingga prestasi di masa lalu tidak sebegitu berartinya bagi mereka.

7. Orang-orang kreatif adalah androgini; Mereka mendobrak batas-batas yang kaku dari stereotipe gender mereka. Laki-laki yang kreatif biasanya lebih sensitif dan kurang agresif dibanding laki-laki lain yang tidak begitu kreatif, sementara perempuan yang kreatif juga lebih dominan dan ‘keras’ dibanding perempuan pada umumnya.

8. Orang-orang kreatif adalah pemberontak, tapi pada saat yang sama mereka tetap menghargai tradisi lama. Tentu sulit menyematkan nilai kreativitas pada sebuah teori atau karya yang tidak mengandung sesuatu yang baru, tapi orang-orang kreatif tidak ingin membuat sesuatu yang sekedar berbeda dari yang sudah ada; Ada unsur ‘perbaikan’ atau ‘peningkatan’ yang harus dipenuhi, dan itu hanya bisa dilakukan setelah orang-orang kreatif cukup memahami aturan-aturan dasarnya untuk bisa menerabasnya.

9. Orang-orang kreatif sangat bersemangat mendalami pekerjaannya, tapi mereka juga bisa sangat obyektif menilai hasilnya. Tanpa hasrat yang menggebu-gebu, mereka mungkin sudah menyerah sebelum sempat mewujudkan ide kreatif mereka yang sulit dinyatakan, tapi mereka juga tidak dapat menghasilkan sesuatu yang benar-benar hebat tanpa kemampuan untuk mengkritik diri dan karya sendiri habis-habisan.

10. Orang-orang kreatif pada umumnya lebih terbuka terhadap hal-hal baru dan sensitif pada lingkungan. Sifat ini menyenangkan mereka (karena mendukung proses kreatif), tapi juga membuat mereka sering gelisah -bahkan menderita. Sesuatu yang tidak beres di sekitar mereka, kritik dan cemooh terhadap hasil karya, atau pencapaian yang tidak dihargai sebagaimana mestinya, hal-hal ini mengganggu orang kreatif lebih dari orang biasa. Ketimbang terpaku sejak awal pada satu macam penyelesaian (‘cara yang benar’), mereka memulai pemecahan masalah dengan berpikir divergen: Mengeluarkan sebanyak mungkin dan seberagam mungkin ide yang terpikir, tak peduli betapa bodoh kedengarannya.

Bagai mana caranya berfikir kritis dan kreatif itu?


untuk bisa berfikir kritis itu alami. Perbanyak membaca, mendengar, melihat dan coba memahami banyak hal. Kalo anda memahami banyak sendi-sendi hukum agama, maka anda akan kritis dengan permasalahan-permasalahan agama di sekitar anda, tentu jika anda punya rasa peduli dengan itu semua. Jika pengetahuan atau pengalaman anda banyak tentang politik, hukum dan pemerintahan tentu anda menjadi kritis ketika adanya penyimpangan-penyimpangan dibidang ini, juga jika anda peduli dengan itu. Tentu saja apapun bidangnya untuk bisa kritis, pemahaman adalah tolak ukur sejauh mana anda bisa kritis.
sedang berfikir kreatif, berarti juga berfikir positif dengan melakukan inovasi-inovasi terhadap pemikiran-pemikiran lama yang tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai yang berlaku, atau memoles sesuatu yang bagus menjadi lebih bagus. Ataupun menemukan pola pikir yang benar-benar baru, fresh!
intinya....perbanyak belajar, apapun dan bagaimanpun caranya. Iqra bismi robbikalladzii kholaq. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan. Muhammad SAW, menjadi sangat kritis terhadap lingkungan sekitarnya terutama masalah agama, karena beliau memiliki pengetahuan tentang itu, tentang hukum-hukum, tentang akhlaq dan sebagainya.

Kreatif itu bakat atau bisa dipelajari ? – creative mindset

To be creative for a geologist is different than to be creative for neither an architect nor a chemical engineer. Even though geological department in most Indonesian universities are within Engineering Faculties, exploration geologist did not create a natural resources.

Exploration geologist discovered natural resources. They did not fabricate oil or fuel. Discover means determine the existence,
presence, or fact of. (dis = remove, cover = wrap).

To find oil and gas a geologist, you will need a creative organization which can produce a creative working hypothesis before drilling for another discoveries. This creative organization requires a strong exploration team, excellent technical capabilities, and a creative mindset.

In the past, creative was known as a talent or given. Nowadays, many studies suggested that creative can be managed and generated by designed.

Studies by Getzels (1960) showing that there are five stages on the creative process (see Figure 1). Those are:

* First Insight, → Saturation, → Incubation, → Illumination, → Verification.

On an organisation or collective of people, these five steps will only successfully work on a perfect teamwork. Exploration geologist requires a lot of geophysical data before they saturates their knowledge and understanding the earth structure underneath. After a brilliant idea illuminated on their mind, a geologist cannot verify by themselves. He or she needs drilling engineer to prove their hypothesis.

Diatas itu adalah ‘abstract’ dari makalah yang saya berikan dalam satu ceramah di UNDIP pekan lalu, National Seminar “Energy Crisis Solution: Creative Exploration of Petroleum and Development of Alternative Energy“.

Semakin dalam mempelajari proses kreatif ini ternyata menjadi lebih menarik ketika dilihat proses kreatif dalam individu dan dalam kelompok.
Kreatif, bawaan atau bisa dipelajar ?
aha.gif

Aha !

Kreatif seringkali dilihat sebagai sebuah bakat yang sudah bawaan. Namun saat ini cukup banyak yang mempelajari bagaimana sebuah inovasi kreatif ini muncul. Bahkan proses-proses kreatif itu dipelajari secara khusus supaya proses ini dapat diulang. Artinya proses ini dilihat sebagai sebuah proses yang mungkin direkayasa kemunculannya.

Nah saat ini tidak jarang yang mengatakan bahwa kreatifitas itu bisa dibuat. Saya lebih cenderung untuk mengatakan bahwa proses kreatif itu bisa direkayasa. Dan setiap orang bisa menjadi bagian dari proses kreasi dan inovasi.
Individu yang unik.

Pada dasarnya setiap manusia yang “hidup” itu melakukan kreasi dari detik ke detik. “Berpikir” merupakan awal dari “kreasi“. Boleh disebut imajinasi. Tetapi ketika dilakukan realisasi maka imaji tadi akan mengalami seleksi atau akan diuji oleh kendala-kendala lain. Misalnya kelayakan, kepatutan, kewajaran dll.
art

Gambar-2

Misal seorang anak TK berpikir ada sebuah burung berbuntut panjang seperti kera, kupingnya seperti gajah dengan empat kaki berlari seperti anjing, tapi belum bersepatu. Imaji itu bisa saja dibuat dalam satu gambar yang unik, ataupun sebuah patung lilin. Apakah ini imaji gila atau cerdas ? upst … jangan keburu dinilai dulu. Karena imaji itu seringkali “nakal dan liar“, ‘out of the box‘, dan “ora umum” alias tidak wajar. (lihat gambar-2)

:( “Pakdhe kalau anak suka bertanya mlulu itu tanda-tanda kreatif bukan ?”

Disinilah, ketika imaji akan direalisasikan, imaji itu akan diverifikasi oleh pikiran si individu tadi sebelum direalisasikan. Walaupun mungkin sekedar dituangkan dalam sebuah lukisan, tapi realisasi ini mengalami ujian pertama.

Ketika si tangan akan merealisasikan imajinasi ini seringkali akan banyak dikontrol oleh tata nilai yang dianutnya. Misal sia anak TK yang punya ide ini mungkin takut diketawain temennya, atau ragu-ragu barangkali nanti nilainya buruk karena tidak riil menurut bu guru.
Demikianlah dalam tingkat individu sudah ada restriksi yang mengontol atau bisa menghambat penuangan ide.

Namun ide selalu muncul dari setiap orang, selalu ada dalam benak setiap manusia hidup. Dia tidak akan mungkin dihentikan oleh siapapun sampai dinyatakan mati secara medis, ketika batang otak tak berreaksi. Dalam level individu ini kreativitas selalu dimiliki oleh setiap orang, setiap individu manusia yang “hidup“.
Dalam kelompok ini rada menarik.

Kreatif selalu dimiliki oleh individu. Hanya ketika dimunculkan akan berbeda-beda kapasitas kuantitas ataupun kualitas kreatifitas yang dumunculkan setiap individu. Dalam kondisi terpepet atau terkedala berat (confined) dan dalam kondisi bebas (unconfined) sepertinya perilaku kreatifitas ini berbeda. Aku mengajukan sedikit hipotesa berdasarkan pemikiran dan pengamatan selintas.
“Suvival mode“
survival-mode

Gambar 3. Dalam kondisi terbatas laju perahu sangat rendah

Ketika sekelompok manusia ini dimasukkan dalam biduk kecil yang sama secara berjejal-jejal, mereka akan saling “bersaing” untuk tetap hidup. Dalam kondisi ini saya mengatakan “survival mode“. Walaupun mereka memiliki satu tujuan yang sama yaitu hidup bersama atau ingin sama-sama hidup, perilakunya rada aneh. Adu jotos dan sikut-sikutan sering terjadi. Lihat gambar-3.

Walhasil biduk yang jelas tujuannya ke pantaipun belum tentu selamat berlabuh di pinggir pulau. Kejadian terjadi dibanyak tempat. Seringkali

hasil interaksi antar individu didalam kondisi terbatas ini Lose-Lose atau Win Lose, seringkali dilakukan dengan interaksi yang bersifat “kontradiksi” dan untuk manusia bentuk komunikasinya “argumentasi“.

Ketika Indonesia sedang dilanda kesulitan supply energi, yang terjadi justru saling menyalahkan dan saling menghabisi. Diskusi dalam mailing Indoenergy yang aku kelolapun mengalami hal yang sama. Usulan salah satu pihak selalu dihantam kelemahannya oleh pihak yang lain. Silahkan baca si Pro dan si Kontra. [ http://rovicky.wordpress.com/2008/12/03/si-pro-dan-si-kontra/ ]
“Develop Mode / Growing Mode”
develop-mode

Gambar 4. Dalam kondisi serba kecukupan laju perahu sangat cepat Develope Mode / Growing Mode

Dalam sebuah organisasi dimana sumberdaya berlimpah interaksi antar individu berbeda dengan interaksi individu dalam kondisi terbatas (confined). Kondisi dalam lingkup yang memiliki resouces berlimpah ini saya sebut saja “developement mode”. Dalam kondisi berlimpah ini walaupun biduk ini dudah memiliki tujuan yang sudah ditegaskan, namun cara atau bagaimana mencapai tujuan yang sama itu menjadi sumber negosiasi.

Mereka dalam biduk ini saling menjaga jarak. Namun mereka tidak saling berhadapan. Bandingkan antar individu dalam kondisi terbatas seperti diatas.

Kondisi bebas atau tidak terkendala ini menjadikannya positive sum (win-win), salah satu caranya “negosiasi“, metodenya dengan komunikasi dalam bentuk diskusi. Oleh sebab itu kondisi yang lengang atau tepatnya kondisi tercukupi ini menjadikan pergerakan maju perahu ini paling optimum.

:( “Wah Pakdhe itu kalau bahasa Jawanya ‘Cedek mampu tai, adoh mambu wangi‘ (deket bau tahi, jauh bau wangi), ya kan ?”

Bagaimana China dan India yang juga sumpek memiliki kreatifitas ?
besar

Mungkin kita akan bertanya-tanya, mengapa China dan India yang juga serba terbatas masih bisa lebih maju dari Indonesia ?

Salah satu jawabannya barangkali mereka memang sudah sangat besarnya dibandingkan Indonesia maupun negara-negara berkembang lainnya. Sehingga walaupun tidak terlihat mundur atau mandeg, kemajuan di India dan China mungkin tidak optimum.

Selain itu barangkali individu manusianya juga mempengaruhi laju dari perahu ini. Semakin besar potensi yang dimiliki si Individu ini digambarkan garis yang semakin panjang. Dalam bahasa fisika panjang vektornya merupakan kondisi individu.
small-organisation

Gambar 6. Small organisastion akan optimum dalam kondisi Develop Mode. Badingkan dengan gambar sebelumnya diatas

Kalau dibandingkan jumlah inovasi yang dihasilkan India (terbatas, confined) dibanding Amerika serikat (bebas, unconfined) maka terlihat bahwa kreatifitas Amerika harus diakui lebih banyak ketimbang India. Lihat Gambar 5 diatas.

Amerika yang segalanya berlimpah memberikan kebebasan dan keleluasaan karena perasaan tercukupi. Rasa tercukupi ini dapat dilihat bagaimana berlimpahkan resources disana. Listrik berlimpah, energi perkapitanya tertinggi di dunia. Namun nilai elastisitas energinya juga sangat tinggi. Artinya penggunaan energinya dinilai efisien dibandingkan pertumbuhan ekonominya.

Bagaimana Dengan Malaysia (negara kecil) bisa maju ?

Walaupun Malaysia itu kecil, namun mereka secara mental dalam kondisi tercukupi. Sehingga walaupun individunya memiliki garis yang pendek-pendek dibanding Indonesia, (mungkin potensi kreatif individunya lebih rendah dibanding Indonesia) tetapi perahu mereka saat ini lebih laju. Lihat gambar 6.

:( “Kalau gitu salah satu tugas pemimpin kita ya mengayomi dan ngeyem-yemi biar rakyat merasa ayem”

:D “Iya thole tapi bukan menipu”

Saat ini dunia sedang dilanda kesulitan energi juga. Nah kita bisa lihat negara-negara yang “merasa” kekurangan energi sering kali justru tidak saling menolong. Menghilangkan persepsi bahwa kelompok itu tidak mengalami defisit ini yang penting, namun ini hanyalah sebuah “Mission Impossible“. Mungkin sih terjadi, tapi probabilitasnya sangat kecil untuk sukses.

Intinya kreatifitas sekelompok manusia dalam kondisi mindset yang terkendala (confined) akan menghasilkan hasil yang tidak optimal untuk kelompok itu. Dan mungkin pembaca menjadi mengerti mengapa Indonesia sulit maju dalam kungkungan berita bahwa Indonesia sedang terpuruk. Berita dan semua pengungkapan fakta yang mungkin benar itu mempengaruhi ‘mindset‘ individu yang menjadikannya terkondisi seolah dalam survival mode.

Telling the truth is important, telling the positive is better !

Bacaan terkait :

*
Berapa harga sebuah ide ? Tak terkira ! – Priceless idea !






No comments:

Post a Comment