Sunday 24 June 2007

MELACAK AKAR KONFLIK ANTAR PERGURUAN SILAT DI KARISIDENAN MADIUN

Penulis adalah Pemimpin Redaktur Radar Madura, Alumnus Mahasiswa Antropologi Udayana Angkatan 1990

by Nashirul Umam --
Kasus perkelahian antar perguruan silat yang di motori oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Setia Hati winongo atau di sebut STK (Sedulur tunggal kecer) dikaresidenan madiun akhir-akhir ini sangat marak dan melibatkan masa pendukung secara massif dan di sertai dengan pengerusakan serta jatuhnya korban jiwa. Konflik yang berpangkal dari perbedaan penafsiran dan klaim kebenaran tentang ideoligi keSHan merambat hampir seluruh karisedanan Madiun .hadirnya konflik tersebut juga meinimbulkan keresahan dan ketidaknyaman berbagai lapisan masyarakat. Arkeologi Kekerasan SH Terate VS SH Winongo . Perkelahian secara turun temurun antar SH Terate dan SH Winongo tidak lepas dari setting sejarah yang melatarbelakangi . Kedua perguruan tersebut awalnya merupakan satu perguruan yaitu Setia Hati (diawali berdirinya Sedulur Tunggal Kecer) yang berdiri di kampung Tambak Gringsing Surabaya oleh KI Ngabei Soero Diwiryo dari Madiun pada tahun 1903. Pada tahun tersebut KI Ngabei belum menamakan perguruannya dengan nama Setia Hati namun, bernama “Joyo Gendilo Cipto Mulyo” hanya dengan 8 orang siswa, didahului oleh 2 orang saudara yaitu Noto/Gunadi (adik kandung KI Ngabei sendiri) dan kenevel Belanda. Organisasi silat tersebut mendapat hati di kalangan masyarakat sekitar tahun 1917 . yang mana Joyo Gendilo Cipto Mulyo mealkukan demonstarsi silat secara terbuka di alun –alun Madiun dan menjadikannya sebgai perguruan yang popular di kalangan masyarakat karena gerakan yang unik penuh seni dan bertenaga . pada tahun 1917 Joyo Gendilo Cipto Mulyo bergati nama dengan Setia Hati. Pendiri perguruan tersebut meninggal pada tanggal 10 November 1944 dalam usia 75 tahun, dengan meninggalkan wasiat supaya rumah dan pekarangannya diwakafkan kepada Setia Hati dan selama bu Ngabei Soero Diwiryo masih hidup tetap menetap di rumah tersebut dengan menikmati pensiun dari perguruan tersebut. KI Ngabei dimakamkan di Desa Winongo Madiun dengan batu nisan garnit dengan dikelilingi bunga melati. Dan oleh berbagai kalangan makam Ki Ngabei dijadikan pusat dari perguruan Setia Hati. Dan pada Tahun 1922 Murid KI Ngabei Soero Diwiryo mendirikan Setia Hati Teratai sebagai respon untuk mengembangkan Pencak silat dengan ideologi ke SH an. Pertentangan Ideologi memulai memuncak ketika pendiri SH meninggal yang mana konflik tersebut di motori oleh dua murid kesayangan Ki Ngabei Soero Diwiryo yang mengakibatkan pecahnya SH dan terbagi dalam 2 wilayah teritorial yaitu SH Winongo yang tetap berpusat di Desa Winongo dan SH Terate di Desa Pilangbangau Madiun. Konflik kedua murid merambat sampai akar rumput sampai sekarang yang di penuhi rasa kebencian satu sama lain. Belum lagi konflik di perparah kepentingan politik dan perebutan basis ekonomi. Basis pendukung antar kedua perguruan di bedakan oleh perbedaan kelas juga. SH Winongo berkembang dalam alan perkotaan dan basis pendukungnya adalah para bangsawan atau priyayi sedangkan SH Teratai berkembang diwilayah pedesaan dan pinggiran kota. Perpecahan kedua perguruan tadi juga terletak dalam strategi pengembangan ideologi yang satu bersifat ekslusif sedangkan Hardjo Utomo ingin membangun SH yang lebih bisa diterima masyarakat bawah guna melestarikan perguruan. Melihat dari latar belakang tersebut konflik yang tejadi adalah konflik identitas yang mana kedua perguruan tersebut saling mengklaim kebenaran pembawa nilai Ideoligi SH yang orisinil dan menganggap dirinya yang paling baik dan benar. Klaim kebenaran terus menerus di reproduksi sehingga membentuk praktek –praktek diskursif yang saling meyalahkan satu sama lain. Konflik yang di gerakkan oleh klaim kebenaran pemegang otoritas tunggal ideologi ke SH an juga di dukung oleh kultur agraris masyarakat setempat yang dalam kehidupan sehari-hari tidak mempunyai kegiatan selain bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari. Tumbuh suburnya perguruan silat di karesidenan Madiun juga di topang oleh idelogi pencak silat yang di olah kebatinan kejawen yang sangat familiar dalam kehidupan sehari –hari. Implikasinya kelompok silat menjadi suatu yang itegral dalam kehidupan masyarakat dan masyarakat juga ikut melestarikan konflik di sebabkan tingkat partisipasinya dalam kelompok silat sangat tinggi. Hadirnya kelompok silat dalam masyrakat agraris adalah sebuah media sosial untuk melepaskan rutinitas sehari –hari dan sebagai pelepas tekanan kemiskinan yang sering di derita masyarakat petani. Partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kelompok silat dan di barengi sentimen ideologis yang kuat dan cenderung emosional dalam bertindak seringkali di manfaatkan oleh kelompok kepentingan yaitu oleh para politisi lokal untuk mendukung parpol yang di pimpimnya. Fenomena tersebut bisa di lihat Mantan Bupati Ponorogo Markum pada tahun 1998 lalu bergabung menjadi anggota kehormatan SH Terate. Maka kelompok silat yang jumlahnya ribuan sangat potensial untuk mendukung kepentingan parpol tertentu.hadirnya nuansa politisasi dalam sebuah organisasi silat yang menambah rantai konflik semakin panjang dan sangat sulit untuk di selesaikan. Pertarungan eksistensi antara SH Winongo dan SH Terate juga ber imbas pada perekutan anggota sebanyak –banyaknya. Dalam memperebutkan anggota juga sebagai perebutan basis ekonomi. Hasil Penelitian yang di lakukan oleh E. Probo dia mengambil contoh SH Terate (2002 :6 makalah diskusi),untuk satu kali pelantikan setiap bulan Sura [bulan pertama dalam kalender Jawa], Terate melakukan pelantikan sejumlah 1000-2000 anggota baru, jika satu anggota membayar 700 ribu rupiah, maka uang yang akan masuk ke organisasi dalam satu tahun adalah 700 juta hingga 1,4 milyar rupiah!!! Jumlah yang fantastis. Ini menarik sekali, sebuah organisasi silat dengan jumlah anggota 35.000 orang dan pemasukan 700 juta hingga 1,4 milyar rupiah per tahun.. Maka bila salah satu perguruan silat menguasai satu daerah maka dengan sekuat tenaga akan mempertahankan,karena di situlah eksitensi sebuah perguruan silat di pertaruhkan di lain itu mereka juga tidak mau kehilangan basis ekonominya. Penutup Konflik Identitas antara SH Winongo dan SH Teratai yang di mulai dengan klaim kebenaran tentang pemegang teguh ajaran ke SH an sekarang mulai merebak pada perebutan basis ekonomi serta di manfaatkanya kelompok silat sebagai penyokong parpol tertentu. Di lain sisi masyrakat pun ikut melestarikan adanya konflik tersebut. maka untuk menghindari adanya konflik ideologis yang berkepanjanngan perlu di lakukan tindakan yang tegas oleh aparat kepolisian. Serta pemerintah daerah setempat harus menciptakan media sosial yang lain yang dapat membuat masyarakat keluar dari rutinitas sehari-hari dan terlepas dari berbagai tekanan sosial ekonomi yang selalu menghatui.Selain itu pemerintah daerah harus mempunyai program pembangunan yang berorentasi pada kesejahteraan rakyat.karena kita ketahui hadirnya konflik tersebut tidak lepas dari budaya kemiskinan masyarakat setempat. Di tulis oleh Nashirul Umam Mahasiswa Fisip Unair Dan sekarang aktif di CESPOD(Centre for Ekonomic, Social and Policy Development) Alamat Antropologi Fisip Unair kampus B Jln Dharmawangsa Dalam no 4-5 SBY
http://menkslek.tripod.com/



Sahabat silat

Supaya kita tidak dipermalukan orang lain seperti
tulisan yg sebelumnya , sebaiknya kita semuanya harus
ditelaah dulu jangan "ojo kagetan"," ojo gumunan" "lan
ojo waah".
seperti tulisan ini.
Tentang Iyang Suro sbb:
di Madiun adalah
> dari seorang pendekar bernama Suro (Mbah Suro).
> Konon, sewaktu masih sangat muda Mbah Suro ini
> adalah salah satu prajurit tangguh yang dimiliki
> Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro
> kalah dari Belanda, mbah Suro melarikan diri ke
> Madiun, dan mendirikan sebuah perguruan silat
> sendiri.

Kita bisa dapatkan bukti tertulis tentang sejarah
Iyang Suro ini dan banyak pendekar Setia Hati yang
tahu banyak tentang beliau.
Pernyataan Iyang Suro bekas prajurit Diponogoro, itu
tulisan berlebihan.
Ngabei Surodiwirjo lebih bekennya dipanggil Iyang Suro
pertama berguru di Jombang , Jawa Barat , Batavia,
Sumatra Barat ,Bengkulu dan Aceh Utara sesudah
merantau beliau kembali ke Soerabaja menjadi Politie
Belanda berpangkat Mayor .Pada tahun 1903 merangkum
semua permainan yg pernah dipelajarinya dan diberi
nama Joyo Gendilo sesudah itu silatnya di ganti nama
Sdulur Tunggal Kecer . sesudah beliau berhenti menjadi
politie Belanda , pindah ke Madiun perguruannya diberi
nama Joyo Gendilo Cipto Mulyo. Yang pada tahun 1917
diganti dengan nama Praudaraan Setia Hati penerimaan
murid pertama dari sekolah Belanda OSVIA(Opleiding
School voor Inlandsche Ambtenaren) dan sekolah
MULO(Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs)
Ini saya dapatkan dari data arsip di Belanda.
Sangat berlawan dengan ceritera diatas yg patriotic
and nasionalis

Ciao

O'ong


seperti
--- "Selamet Syahril (Traincom - HO)"
<selamets@japf...> wrote:

> CMIIW-kalau ada data dan masukan baru (biar kita
> tahu duduk perkara sebenarnya) dan gak ada fitnah,
> ada yang putra madiun?
>
-------------------------------------------------------------------------------------
>
>
http://myquran.org/forum/index.php/topic,16073.0.html
>
> SH Terate adalah perguruan silat legendaris yang
> berperan menyebarkan pencak silat ke berbagai daerah
> (bahkan manca negara). Di pusatnya, Madiun, terdapat
> ribuan pendekar SH terate yang tersebar sampai
> pelosok-pelosok kampung. Bagi pemuda-pemuda di
> daerah Madiun, menjadi anggota SH terate adalah
> tradisi yang mereka laksanakan secara turun temurun.
> Bahkan banyak keluarga yang dari Kakek buyut sampe
> cicit, semua adalah anggota PS SH Terate. Hal ini
> membuat SH Terate sebagai organisasi, cukup disegani
> di kawasan Madiun karena memiliki massa yang sangat
> besar.
>
> Sayang, di Madiun sering terjadi perkelahian massal
> antara anggota SH Terate dan anggota SH Tunas Muda
> (Winongo). Sebenarnya pendiri kedua perguruan silat
> tersebut berasal dari perguruan yang sama. Menurut
> hikayat, asal muasal pencak silat di Madiun adalah
> dari seorang pendekar bernama Suro (Mbah Suro).
> Konon, sewaktu masih sangat muda Mbah Suro ini
> adalah salah satu prajurit tangguh yang dimiliki
> Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro
> kalah dari Belanda, mbah Suro melarikan diri ke
> Madiun, dan mendirikan sebuah perguruan silat
> sendiri.
>
> Perguruan silat ini kemudian berkembang cukup pesat.
> Mbah Suro memiliki banyak sekali murid. Namun
> diantara sekian ratus muridnya, ada dua yang paling
> menonjol. Yang satu kemudian mendirikan perguruan
> silat sendiri di daerah Winongo Madiun, dan kemudian
> di kemudian hari menjelma menjadi SH Tunas Muda.
> Sementara yang satunya meneruskan perguruan silat
> mbah Suro dan kemudian menjelma menjadi SH Terate.
>
> Awalnya, kedua perguruan tersebut saling
> berdampingan dengan damai satu sama lain. SH Winongo
> memiliki pengaruh di daerah madiun kota, sementara
> SH Terate mengakar di daerah madiun
> pinggir/pedesaan. Benih perpecahan dimulai ketika
> antara tahun 1945-1965 an, banyak pendekar SH
> Winongo yang berafiliasi dengan PKI. SH Terate yang
> menganggap ilmu SH (Setia Hati) yang diturunkan oleh
> mbah Suro merupakan ilmu yang berbasis ajaran Islam,
> merasa SH Winongo mulai keluar dari jalur tersebut.
>
> Perselisihan semakin menjadi-jadi antara tahun
> 1963-1967, dimana banyak pendekar dari kedua
> perguruan yang terlibat bentrok fisik dalam
> peristiwa-peristiwa politik. Meski banyak anggotanya
> yang berafiliasi kiri, namun secara organisasi SH
> Winongo tidak terlibat dalam aktivitas kekirian
> tersebut. Hal inilah yang kemudian menyelamatkan
> perguruan silat ini dari pembubaran oleh pemerintah.
>
> Setelah masa pembersihan anggota PKI yang
> berlangsung antara tahun 1967-1971 di daerah Madiun,
> SH Winongo sedikit demi sedikit mulai kehilangan
> pamornya. Puncaknya, pada era 1980-an bisa dikatakan
> perguruan silat ini dalam keadaan mati suri. Konon,
> banyak pendekar SH Terate yang berperan sebagai
> eksekutor para anggota PKI (termasuk beberapa
> pendekar SH Winongo yang terlibat PKI) di kawasan
> Madiun. Hal inilah yang kemungkinan memicu dendam
> pendekar SH Winongo yang non-PKI tapi merasa
> memiliki solidaritas pada kawan-kawannya yang
> dieksekusi tersebut.
>
> Entah kebetulan atau tidak, seiring dengan munculnya
> PDI sebagai kekuatan politik yang cukup kuat pada
> era 1990-an, pamor SH Winongo sedikit demi sedikit
> mulai naik kembali. Banyak pemuda dari kawasan
> perkotaan Madiun yang masuk menjadi anggota SH
> Winongo. Madiun kota sendiri merupakan basis PDI
> yang cukup kuat. Sementara Madiun kabupaten
> merupakan basis NU dan Muhammadiyah. Banyak yang
> mengatakan bahwa situasi tersebut mirip dengan
> situasi di zaman '60-an, dimana PKI berkuasa di
> Madiun kota dan NU berkuasa di Madiun Kabupaten.
>
> Seiring dengan perkembangan tersebut, mulai sering
> terjadi perkelahian antar pendekar di berbagai
> pelosok Madiun. Perkelahian yang juga melibatkan
> senjata tajam tersebut tak jarang berakhir dengan
> kematian salah satu pihak. Pada waktu itu, Madiun
> bagaikan warzone para pendekar silat (termasuk
> dengan senjata tajam dan senjata lainnya). Di
> berbagai sudut kota dan kampung terdapat grafiti
> yang menunjukkan identitas kelompok pendekar yang
> menguasai kawasan tersebut. Pendekar SH Terate
> menggunakan istilah SHT (Setia Hati Terate) atau TRD
> (Terate Raja Duel) untuk menandai basisnya.
> Sementara SH Winongo menggunakan istilah STK, yang
> kemudian diplesetkan menjadi "Sisa Tentara Komunis",
> untuk menandai kawasan mereka.
>
> Pada kurun waktu 1990-2000, STK mengalami
> perkembangan jumlah anggota yang sangat pesat. Desa
> Winongo sebagai markas besar mereka, pada awalnya
> masih mudah diserang oleh pendekar SHT dari wilayah
> tetangga. Namun karena kekuatan mereka yang semakin
> besar membuat Winongo menjadi untouchable area.
> Hampir seluruh pemuda dan lelaki di desa ini menjadi
> anggota STK yang militan, sehingga penyerbuan SHT ke
> wilayah ini menjadi semakin sulit dilakukan.
>
> STK menggunakan taktik populis dalam merekrut
> anggota baru. Mereka masuk ke SMP dan SMU di kota
> Madiun dan menawarkan status pendekar secara instan
> kepada pemuda-pemuda yang mau bergabung. Sementara
> untuk meraih status pendekar di SHT, persyaratannya
> cukup berat dan memakan waktu cukup lama. Tawaran
> menjadi pendekar instan tersebut tentu saja mendapat
> sambutan yang besar dari para pemuda yang belum
> mengetahui esensi sebenarnya sebuah panggilan
> "pendekar". Di Madiun, menjadi pendekar adalah
> sebuah kehormatan yang diimpi-impikan para pemuda.
> Predikat pendekar menjadi sangat elit karena harus
> dicapai dengan susah payah. Seorang Pendekar
> dipastikan memiliki kemampuan silat dan fisik yang
> prima, serta pemahaman agama yang dalam.
>
> Akibat taktik populis yang dilakukan STK, kode etik
> pertarungan antar pendekar yang selama ini terjaga,
> sedikit demi sedikit mulai pudar. Anak-anak muda
> yang naif (pendekar instan) mulai menggunakan
> cara-cara yang kurang etis dalam berkelahi. Misalnya
> mereka mengeroyok lawan, menculik lawan di rumah,
> tawuran (lempar-lemparan batu), menyerang dari
> belakang, dan cara-cara yang tidak terhormat
> lainnya. Awalnya pendekar-pendekar SHT yang memegang
> teguh kode etik pertarungan pencak silat, masih
> berupaya sabar. Namun, akhirnya mereka kehilangan
> kesabaran setelah korban di pihak mereka mulai
> berjatuhan.
>
> Tercatat, terjadi beberapa kali pertarungan yang
> memakan korban jiwa akibat tindakan yang tidak
> sportif. Pernah terjadi kasus dimana dua orang
> pendekar yang sedang berboncengan sepeda ontel, di
> tebas dari belakang oleh lawan bersepeda motor
> dengan menggunakan clurit. Kemudian ada juga kasus
> seorang pendekar yang sedang menggarap sawah,
> ditebas dari belakang oleh lawannya dengan
> menggunakan pacul.
>
> Kejadian-kejadian tersebut merupakan gambaran betapa
> etika pertarungan sportif satu lawan satu yang
> selama ini dipegang erat oleh para pendekar, mulai
> pudar.
>
> Cikal bakal dua perguruan silat terbesar di Madiun,
> SH Terate dan SH Winongo, adalah sebuah perguruan
> pencak silat puritan bernama SH Putih. SH Putih
> didirikan oleh seorang pendekar silat bernama Mbah
> Suro pada tahun 1903. Mbah Suro adalah seorang
> pengembara, dia telah melanglang buana sampai ke
> Tiongkok dan India untuk mempelajari berbagai ilmu
> bela diri.
>
> Setelah merasa cukup ilmu, Mbah Suro pulang ke tanah
> kelahirannya, dan mendirikan sebuah perguruan pencak
> silat tanpa nama. Berdasarkan ilmu yang
> didapatkannya selama mengembara, ia mengembangkan
> jurus-jurus silat baru yang kemudian membawa
> pembaharuan dalam ilmu beladiri asli nusantara ini.
>
> Setelah Mbah Suro meninggal pada tahun 1923,
> terdapat dua orang muridnya yang berebut pengaruh
> untuk menjadi pimpinan perguruan silat tersebut.
> Perebutan ini kemudian berakibat pada terpecahnya
> mereka ke dalam dua kubu. Kubu pertama kemudian
> mendirikan perguruan silat baru bernama Setia Hati
> Winongo (Kenanga), dan kubu yang lain mendirikan
> Setia Hati Terate (Teratai). Perebutan tersebut
> akhirnya tereskalasi menjadi konflik terbuka, ketika
> masing-masing perguruan tersebut sudah memiliki
> banyak pengikut. Konflik masih terus terjadi sampai
> hari ini, dengan dinamika yang berbeda, sesuai
> dengan perkembangan jaman.
>
> Sementara, SH Putih kemudian menutup diri karena
> tidak mau terlibat dalam perseteruan antara
> keduanya. Sampai saat ini SH Putih masih ada, dan
> yang diperbolehkan menjadi murid di perguruan silat
> ini hanyalah anggota keluarga dan keturunan Mbah
> Suro saja. SH Putih menjadi semacam dewan guru
> besar, untuk menentukan apakah seorang pendekar dari
> SH Winongo dan SH Terate yang telah mencapai level
> tertinggi bisa naik tingkat atau tidak (dalam karate
> istilahnya DAN I, DAN II, dst, untuk sabuk hitam).
> Saat ini pendekar dengan tingkat tertinggi (Tingkat
> III) masih dipegang oleh pendekar dari SH Winongo.
> Sementara dari SH Terate belum ada (Paling tinggi
> Tingkat
=== message truncated ===


O'ong Maryono
73 Soi Thonglor 19, Khlongtan-Nua, Wattana,
Bangkok 10110
Thailand.
Mobile Phone: +6641058853

E-mail:oong53@yaho...
www.kpsnusantara.com

http://www.opensubscriber.com/message/silatindonesia@yahoogroups.com/6577925.html

PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI

The history of Pencak Silat Setia Hati Indonesia.After studying several pencak silat styles in Jombang, West Java, Batavia, Bengkulu, West Sumatra and North Aceh, Ki Ngabei Soerodiwirjo returned to Surabaya where he worked as a Police Major. By selecting, modifying and integrating the styles he had learnt, in 1903 he created a new style called ‘Joyo Gendilo’ and began teaching at the ‘Sedulur Tunggal Kecer’ fraternity. The word ‘kecer’ indicates the most essential ingredient of the initiation ceremony: kecer, water blessed by the teacher before distributing it to the aspirant students. In the beginning, this perguruan consisted of eight family members, including Knevel a Dutch Indonesian. But its fame rapidly grew after Ki Ngabei Soerodiwirjo beat all those masters in Surabaya who were unwilling to have his perguruan in ‘their’ territory.At that time, agitation by the Serikat Islam movement in East Java caused the Dutch police to be on cautious guard against all kinds of organised activities in the capital city, Surabaya. Ki Ngabei Soerodiwirjo’s standing as an influential and respected master, coupled with his having the nerve to throw a Dutch sailor into the Mas River, worried the Dutch police. He was therefore asked to report to their office and his every move was strictly controlled.Feeling uncomfortable with the situation in Surabaya, Ki Ngabei Soerodiwirjo took the advice of R.M. Apuk –a student who had been incarcerated in Cipinang (Batavia) for shooting dead a Dutch Indonesian in Mojokerto who had tried to disgrace his younger sister– and moved to Tegal in 1912. There he worked as an irrigation opzichter (supervisor) for two years before returning to Surabaya on the request of one of the members of the Sedulur Tunggal Kecer to work for the Railroad Service. Since the Dutch police in Surabaya still wanted him off their territory, soon thereafter he was moved to the railroad garage in Madiun. In Madiun, Ki Ngabei Soerodiwirjo opened a perguruan called ‘Joyo Gendilo Cipto Mulyo’, which in 1917 changed its name to ‘Persaudaraan Setya Hati’, or ‘SH’. A great many civic servants, and OSIVA and MULO students wanted him as a teacher. Many requests also came from outside Madiun, and SH grew rapidly in East and Central Java. To strengthen fraternal ties, a ceremony was organised each year in the month of Asyura (summarised by the writer from Roeslan 1962 and Singgih Joyohusodho, et al. 1963).SH members pledged to protect each other to the death. However, between 1920 and 1929, several breakaway groups were formed. One SH leader, Eyang Munandar, set up his own group because he was very angry with Ki Ngabei Soerodiwirjo for training a Dutch civil servant. A great many of his students taught at Taman Siswa and became nationalist figures, including Hardjo Oetomo, who, along with his training group SH Pilang Bangu, was jailed for resisting the Dutch in Cipinang, and Marto Siam, who was arrested and exiled to Boven-Digoelkamp.Coming into 1926/27, again a group of young SH members broke away, naming their group ‘Rekso Wargo’. Rekso Wargo was affiliated with the Indonesian Communist Party (PKI), which recruited youths to spy on the Dutch police. The scope of their operations covered the city of Surabaya and its surroundings. On February 12, 1928, these activities were made known to and reported by the head of the Dutch secret police, van der Lely (Poeze(I) 1982:217). As a result of the involvement of several SH members in PKI activities, in 1927 Ki Ngabei Soerodiwirjo got into difficulties and became the subject of an intensive investigation related to PKI uprisings in Java and Sumatra. However, no connection could be established between him and these incidents. Eventually the investigation was called off and Ki Ngabei Soerodiwirjo was only prohibited from taking on new students for a certain period. But the SH members who proved to have been involved were eventually exiled by the colonial government to Boven-Digoelkamp (Singgih Joyohusodho, et al. 1963:21).

OSIVA is an abbreviation for ‘Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren’, or School for Indigenous Civil Servants, and MULO is an abbreviation for ‘Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs’, a type of school equivalent to today’s Junior High School


Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Emile on Jan 8th, 2003, 9:58pm

Dear bapak O'ong,it is interesting to read your account of the history of SH. I did not know that Bapak Munandar left Eyang Soero after a dispute...I learned that Bapak Hardjo Oetomo created 'Setia Hati Pencak Sport Club' in 1922 in Madiun (the present Persaudaraan Setia Hati Terate) and Bapak Munandar created 'Setia Hati Organisasi' (the present Persaudaraan Setia Hati) in Magelang/Semarang in the 20's. Can you tell me more about that period? I'm looking forward to your reply.EmileWarga PSHT (pengeceran in 2002), Venlo (Holland


Title: At arounRe: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by O'ong Maryono on Jan 15th, 2003, 11:46am


Dear EmileAt around the same time, Bapak Soedjai, “Kadang Sedulur Tunggal Kecer Setia Hati” who hailed from Lumajang, East Java, broke away from Setia Hati because of his difference of opinion with other Setia Hati masters. This former leader of Sarekat Rakyat (SR), principal of the basic school in Jombang and scout guide, insisted that pencak silat be taught only to indigenous people. After breaking away, he set up Pentjak Organisatie (PO), also indigenous people. After breaking away, he set up Pentjak Organisatie (PO), also known by the name Persaudaraan Oelama as an affiliation of the Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII or Indonesian Islamic Union Party), where he gave pencak silat lessons to all the scouts. PO clearly had a political agenda to resist Dutch colonialism and free the Indonesian people (Poeze(II) 1983:1, 462; see also Poeze(III) 1988:62).WassalamO'ong Maryono


Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Emile on Jan 15th, 2003, 9:25pm


on 08/20/02 at 16:51:55, O'ong Maryono wrote:
One SH leader, Eyang Munandar, set up his own group because he was very angry with Ki Ngabei Soerodiwirjo for training a Dutch civil servant. A great many of his students taught at Taman Siswa and became nationalist figures, including Hardjo Oetomo, who, along with his training group SH Pilang Bangu, was jailed for resisting the Dutch in Cipinang, and Marto Siam, who was arrested and exiled to Boven-Digoelkamp.Coming into 1926/27, again a group of young SH members broke away, naming their group ‘Rekso Wargo’. :

1a. Where did bapak Munandar set up his own training group? 1b. Was bapak Munandar the one who set up the Setia Hati Organisasi in 1932?1c. Where did this happen (in Magelang or Semarang)?1d. Did he do this with permission from Eyang Suro?2a. Does the group 'Rekso Wargo' still exist?2b. If so, under which name?2c. Does the 'Persaudaraan Oelama' still exist?2d. If so under which name?2e. Can you tell me anything about (the history of) 'Setia Hati Winongo Tundas Muda' and 'Setia Hati Iklas"?2f. Do you know of any other SH organisations in Indonesia which still exist today?Since I am warga of PSHT I am very interested in the history of PSHT, maybe you can tell me more....5a. Are you saying that bapak hardjo Oetomo, the founder of PSHT, was a student of bapak Munandar? I thought he was a direct student of Eyang Suro?5b. Can you tell me more about the (early) history of PSHT?5c. Do you have any present contacts within the PSHT? , maybe we have some friends in common?I hope you can answer these questions. I am looking forward to your reply.Salam PersaudaraanEmile


Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Emile on Jan 15th, 2003, 9:42pm

Of course the last questions 5a, 5b and 5c have to be 3a, 3b and 3c. Bye the way if somebody else knows anything about the history of this aliran please reply, after all this is a forum....In the Netherlands, as in France, there is a lot of discussion about the history of SH, PSH and PSHT so it would be a good thing to clarify some of the issues and discussion points. Perhaps with this topic we can make a step forward in mutual understanding and building persaudaraan among the SH pesilat in Europe and Indonesia. More information about SH you can find on the websites:in english and dutch:www.psht.nlin english, dutch and bahasa:www.psht.netin french only:www.setia-hati.netin dutch only:www.setiahati.nlwassalamEmile


Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by gambiro on Jan 16th, 2003, 1:11pm

Dear O'ong,Glad to know that you started to tell or to write the history,it is a very good idea-after you many years someconfused about that.Of course your aim is to make it clear (of course referenced from the right sources)-of course you do not want to have respons from some,saying " I 'm pure SH,you are not",your aim and also mine and the others (beside to know the history) is to know ,to respect each other and strengthen our brotherhood,solidarity amongst the pencak silat organisation.Do you mind if I give some corrections,if something is not quite right?Gambiro

Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Michael Waldow on Jan 23rd, 2003, 2:02am

Dear people of this Forum,It's nice to see so manny good friends here, O'ong howe are you afther your trip to malaysia (WK). O'ong I will make a link on oure website to this forums. Is it oke?And bapak Gambiro also, it's nice you also follow this forum. I hope you wil correct use if whe write some things wrong. (P.S. when do you arrive? and how long do you stay?)And Emile I know you already long from the forum in Holland where whe have a lot of good discussions on the website www.setiahati.nl/forums. And know whe go international.I have on small question can you tell a littel bit more about the different style's Eyang Soerodiwirjo traint.Salam.Michael Waldow



Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by O'ong Maryono on Jan 23rd, 2003, 9:06am
Salam sejahteraPlease . ;D..... ;D.I am happy, Mas Gambiro want to explaint the history of SH. ::)Mas Gambiro visit Europa on 29 -09 January 2003 for Frances Pencak Silat Open , He planing on 3-6 Feb 2003 in Holland please contact Indonesia Ambassy Den Haag.Terima kasih MichelWassalamO'ong Maryono in Bangkok
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Emile on Jan 23rd, 2003, 4:05pm
Salam Persaudaraan,thank you all for replying. Bapak Gambiro was so kind to send me an e-mail concerning the matter, so we could get acquinted by e-mail.Michael,thank you for joining the forum! As far as I know, Eyang Soero, started to train Silat in Jombang in East Java, in the famous Pondok Pesantren Tebu Ireng (where also pak Dirdjo, the founder of PD trained). After that he studied the West Javanese styles from the preanger (from the villages Cimande, Cikalong etc.) and some styles from Batavia (Betawen, Kwitang). After his move to Sumatra he studied the styles of Sumatra (mostly from Padang). Here he spent most of his time. If this is not correct, I apologize, I would appriciate it a lot if somebody could correct me.It would be great if bapak Gambiro could inform us in this forum about the history of SH and could answer the questions we posed. I am looking forward to his reply.May God bless you all.Emile :)
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by gambiro gunawan on Feb 21st, 2003, 12:13am
Dear all,Setia Hati Organisasi (SHO) was established in Semarang,1932 by pak Moenandar and 50-s of other kadhangs.The aim is to gather all who exits from PSH (Madiun)-it is much better to unite them in an organisation than they do something to make SH worse.SHO keeps the tradition of PSH as keceran,to teach pencak SH only to kadhang,jurus 1 to 36 and mental spritualism / philosophy.Eyang Suro was invited and promised to attend but didn't come (maybe because of the transportation or others-it was in 1932 !).On 1972in a konggres / musyawarah nasional in Jogyakarta,everybody agreed to change the name, back to Persaudaraan Setia Hati-the reason is simple :we have been organized / in organisation,so why we must (still) put the word 'organisation' and the second reason :we keep the origin jurus/pencak and also the philosohy,the same as taught in the Eyang Suro days.Many kadhang of SHO participated in the establishmentof IPSI in Surakarta,1948-maybe 75% .For us,pencak silat and philosophy is united,as a coin-if we only learn pencak without philosophy,what are we going to be? A jawara,macho?Pencak is only a tool to strengthen solidarity,fraternity,brotherhood amongst us and to others outside us,too.The topic / subject : Persaudaraan Pencak SilatSetia Hati ,so we only discuss of pencak silat (SH)?And has anybody heard or familiar to: Persaudaraan Pencak Silat Setia Hati?I think many heard about Persaudaraan Setia Hati,Persaudaraan Setia Hati Terate,Persatuan Hati,Pencak Organisasi ,KPS Nusantara,Perisai Putih.I think we change the title to : Setia Hati or anything.Thank you very much,salam SH.Gambiro
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Emile Kuntzelaers on May 13th, 2003, 3:43am
Dear bapak Gambiro,thank you for your reply.Emile
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Sam on Jun 4th, 2003, 8:35pm
So currently, do we actually know how many setia hati schools there are, all over the world?
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by gambiro on Jun 4th, 2003, 10:04pm
Dear Sam,Our organisation (Persaudaraan Setia Hati) have only 3 schools in France under Eric Chatelir and no other schools in Europe.He was the first foreigners /European to becomeour family later followed by 5 others.Gambirogambiro@indo.net.idjaladharma2001@yahoo.com
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Emile Kuntzelaers on Jun 5th, 2003, 5:24am
Dear Sam,there are about 25 official members (warga) of Persaudaraan Setia Hati TERATE in Europe. They are all inaugurated (pengeceran) at an official ceremony (pengesahan), after years of training.There are 'warga' in Russia (Moscow), France (Paris) and The Netherlands (Amsterdam. Apeldoorn, Venlo and Zeist). Most warga outside Europe are in The Netherlands. The school in Venlo, the Netherlands, which I am part of consists of 10 'warga'.There are also a lot of schools in Holland who use the name 'Setia Hati'. But they are not connected to either PSH or PSHT.By the way, there are good relationships between PSH and PSHT in France.I hope you have enough information. If not please let me know or ask Pak Gambiro, who know's a lot more about SH.Bye Samemile:)
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Emile (Kuntzelaers) on Jun 5th, 2003, 5:33am
on 06/05/03 at 05:24:25, Emile Kuntzelaers wrote:
Most warga outside Europe are in The Netherlands. :)Of course I mean, outside INDONESIA , as a comparison: there are about 1.500.000 - 2000.000 warga of PSHT in Indonesia (of the first grade, Tingkat I), and about 200-300 warga of the second level (tingkat II). One person is of the third level (tingkat III): This is the leader of our organisation, Mas Tarmadji Budi Harsono.bye emile
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Ken Shafer on Jun 22nd, 2003, 5:24am
Salam Gentlemen,I am impressed with the discussion here of PS Setia Hati. I was wondering if any of you guys could tell me about the lineage and history of Setia Hati that Cor Turpijn taught?Is Turpijn's Setia Hati the same as the Setia Hati practised in Indonesia?Any other information is greatly appreciated!Salam Hormat,Ken
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by O'ong Maryono on Jun 22nd, 2003, 9:04am
Dear Ken,I knew pak Turpijn in 1995,when he came to my house.In my house we had discussions and I asked him to show his jurus then I was very sure he is not a Setia Hati.His schools in Netherland has the same name as mine (Persaudaraan Setia Hati) but only the same name,we do not have connections at all (before and after).I'll be glad to communicate with you any time.Tahnk you very much,Gambirogambiro@indo.net.idjaladharma2001@yahoo.com
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Emile on Jun 24th, 2003, 5:24am
salam dear pak Gambiro,may I ask you a question?can you tell me something (more) about the history and organisation of:- Persaudaraan Setia Hati Panti (or Persaudaraan Setia Hati Winongo, founded bij RS Hardi Soebroto)- Pencak Organisasi (founded bij RM Imam Soejai)- Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (founded bij R. Jimat Hendro Soewarno)- Setia Hati Iklas- Setia Hati Tuku Tekad (SHTT) - Setia Hati 'Rembulan'- Setia hati Kembang Setaman (founded by pak Hesti Wibowo- Setia Hati Indonesia (founded by Mas Imron?)- 'Rekso Wargo'and how they are related to the 'first' SH from Eyang Soero, Persaudaraan Seti Hati (SHO) and Persaudaraan Setia Hati Terate?I have another question:What is the relationship between Setia Hati and Persatuan Hati, Perisai Putih en KPS Nusantara?I would appriciate it a lot if you could answer these questions!you can also send me an e-mail (ekuntzelaers@hotmail.com)dengan hormatwarm greetings from HollandEmile
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Brown on Apr 28th, 2004, 7:58pm
Greetings,Does any of you know about the late teacher Frits Vermaessen? He came to Holland and was one of the 1st to teach SH in the Netherlands. He died around 1994
Title: Re: "PERSAUDARAAN PENCAK SILAT SETIA HATI"Post by Emile Kuntzelaers on Jun 1st, 2004, 8:48pm
I do not know much about mr. vermaessen. Maybe you can ask around on the following pencak silat forum: www.pencak.net/forumSomebody on the forum may be able to answer your question..

http://www.kpsnusantara.com/cgi-bin/yabb2/YaBB.cgi?board=Eng;action=print;num=1029837115