Friday 31 October 2008

Dengan Pencak SIlat mari menjadi Ksatria





lihatlah keindahan yang terkandung dalam setiap gerak langkah seni bela diri Pencak silat.

Pandeka Mihar G = Sentak
Sakabek bak Siriah, Sarumpun bak Sarai

PMG=SENTAK ini didirikan untuk menjawab, mempelajari sekaligus meneliti dan mempraktekkan pertanyaan pertanyaan dan usulan dari kelompok-kelompok ataupun golongan-golongan manusia yang mencintai dan tertarik budaya luhur yang bernilai tinggi dari " nenek moyang rang Minang". PMG=Sentak didirikan pada hari Senin pagi jam 07.07 Wib.Tanggal 27 Oktober 1986 di Bukittinggi Sumatera Barat, oleh Pandeka Mihar Walk Pangeran. Pandeka Mihar dilahirkan pada tahun 1961 di Padang Sumatera Barat. Ibu beliau H.Syamsinar Isa (dari Kamang Mudiak. Kab.Agam). Bapak beliau Zabir Tuanku Rajo (dari Kurai Bukittinggi). Pandeka Mihar sejak tahun 1989 mengembangkan PMG=SENTAK di Europe yang berpusatkan di Vienna, Austria. Perkembangan latihan di Europe sangat pesat. Sekali dalam satu tahun beberapa orang Anak sasian/murid - murid, pelatih dan kerapatan Pendekar dan Pandeka mengadakan "mandabiah ayam" (mandarahi galanggang) ke tanah leluhur Minang Kabau.

Silek-Galuik-Pandeka.
Nan mudo basintak naiak, nan tuo basintak turun.basilek dipangka pisau,bagaluik diujuang karih

Sudah kebiasan (adaik) dari rang Minang mempelajari dan memberikan yang dipelajarinya kepada orang yang membutuhkannya (Anak sasian). Bermacam ragam Silek yang ada diranah Minang apalagi sejak tahun 1948 adanya Ikatan Pentjak silat Seluruh Indonesia yang disingkat IPSSI. Pada tahun 1950 melakukan perubahan nama menjadi Ikatan Pentjak Silat Indonesia (IPSI).Setelah ejaan Indonesia disempurnakan (mulai 17 Agustus 1972) tulisan Pentjak menjadi Pencak.Tetapi tidak semua Silek atau Galuik menjadi anggota wadah yang disebut diatas, karena banyak Sasaran (nama tempat berlatih memperdalam ilmu bela diri, seni dan mempelajari adat dalam Baso Minang) yang tidak mempunyai anggota tetap, mereka tidak mau gerakannya dilihat orang (jauah dari galanggang mato rang banyak ). Bukan takut dicuri gerakannya, tapi disitulah keampuhan Galuik/Silek rang minang, Garik rasio (Gerak rahasia), semakin rahasia garakan silek tersebut, semakin berbahaya hasilnya (makanannya). Di Minang kabau Gerak berarti Garik,Garak berarti Naluri.(tau digarak jo garik, tau diangin nan bakisa). Karena sangat berbahayanya Galuik atau Silek ini. Pandeka(Panggilan penghormatan terhadap guru beladiri Minang Kabau) harus pandai mengobati Anak sasian (Panggilan penghormatan kepada murid yang belajar beladiri Minang Kabau). kalau terjadi kecelakaan dalam melakukan latihan, jadi banyak Pandeka adalah dukun pengobatan dan juga memberikan pandangan hidup kepada Anak sasian.

Beberapa ahli sejarah mencoba meneliti pengertian kata Pandeka, beberapa dari mereka itu menyatakan kata Pandeka berasal dari bahasa sangskerta yang kira kira Andhika yang berarti orang pandai yang di teladani, dalam baso (bahasa) Minang berarti pandai aka , yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah orang mempunyai kelebihan dalam mengelola hidup, orang yang mempunyai ilmu filsafat yang tinggi yang dia pelajari dari alam dan lingkungan sekitarnya.

Bertolak dari hal tersebut diatas, maka Silek/galuik mempunyai nama-nama dari alam sekitarnya, seperti nama-binatang yang perkasa dan keahliannya untuk mempertahankan kehidupannya, dari musuh-musuhnya dan tantangan alam sekitarnya: Kuciang Bagaluk, Harimau Bagaluik, Galuik Harimau Tingkih, Silek Buayo lalok, Silek Katapiak Balam balago, Silek Alang Ponggongan, Silek arak kabau gadang, Silek Gajah badorong. Dilihat dari Waktu/masa berdirinya(ditemukannya): Silek tuo, Silek baru,Silek lamo. Dilihat dari Jenis kelamin: Silek....... Nan jantan, Silek........ nan Batino. Dilihat dari Kedudukan dalam Kerajaan Minangkabau: Silek Dubalang (Hulu Balang), Silek Pangeran, Silek Rajo, Silek Istano. Dilihat dari nama Penemu atau orang-orang yang terkenal: Silek Tuanku nan Rentjeh, Silek Malin Marajo, Silek Pakiah rabun, Silek Pandeka Uma, Silek Siku Mak Raih. Dilihat dari dari tempat/alam Silek itu ditemukan: Silek Sunua, Silek Pauah, Silek Lintau, Silek Kamang Tuo, Silek Minang, Silek Koto Anau, Silek Pasia, Silek Sungai Patai, Silek Sungai Pagu, Silek Batumandi. Dilihat dari keadaan Alam: Silek Gadang, Silek Pasia, Silek Gunuang, Silek Batu Biaro, Silek Rimbo Tingkalak. Dilihat dari keampuhan Gerakannyanya: Starlak, Kumango, Sentak Tuo,Gayuang salacuik, Luncua.Dilihat dari Tumbuh-tumbuhan: Silek Sawi, Silek Ulu kayu, Silek Talang, Silek Baringin sati, Silek Batuang sarauik. Dilihat dari makanan yang ada di Minangkabau: Silek Puluik, Silek Gulo-gulo tare. Begitu Juga nama-nama gerakan, para Nenek moyang rang Minangkabau memberikan nama nama dari lingkungan sekitarnya : Alu pontong, sandang sate, geleang baruak, sisiak, Simpia, aua tapi tabiang, ampang, rumah gadang, lumbuang gadang ndak badindiang mancik sikua ndak lalu, tapiak, kungkuang, kabek, tangkok, dongkak, papek, runciang, semba, kalatiak, dst. Melalui latihan-latihan dimalam buta, disadari atau tanpa disadari oleh Anak sasian , dia dilatih dekat dengan alam atau ditingkat tingginya mereka menyatu dengan lingkungannya, sekaligus mempertajam nalurinya. Melalui beberapa ujian langsung ataupun secara tidak langsung, anak sasian menjadi......................

PMG=SENTAK

Bajalan siganjua lalai,alu tataruang patah tigo,samuik tapijak indak mati.

PMG=SENTAK adalah Institut atau lembaga dalam mengembangkan dan penelitian dalam ilmu seni beladiri ,tari dan filsafat Minangkabau.Pengembangan latihan dalam PMG=Sentak sedemikian rupa mengambil cara - cara zaman dahulu kala dan yang terkini tanpa meninggalkan akar dari kebudayaan dimana dia berasalkan. Gerakan di dalam PMG=SENTAK mempunyai tanda diantara lemah gemulai,pelan,terarah,dan dengan kecepatan tinggi (Sentakan) dari tenaga yang bepusat dipertengahan tubuh(Basi Kursani). Gerakan ini dipergunakan dalam tangan kosong atau pun dalam gerakan bersenjata. Sopan santun (adaik) dalam PMG=SENTAK mempunyai nilai yang tertinggi, Penyelesaian persoalan dengan perkelahian tidak dibolehkan. Lima segi (aspek) dalam PMG=SENTAK yang berbeda tujuannya tetapi berkaitan satu sama lainnya :

1.Memperkuat tubuh dari serangan penyakit dari dalam tubuh melalui gerakan yang terarah dan pernapasan.(mampasalisihan angok)

2.Beladiri dari serangan luar melalui ketepatan dan kecepatan gerakan belaan dan serangan ,yang diarahkan ditujukan mempergunakan tenaga lawan . Tangan kosong ataupun bersenjata.

3.Mempelajari ilmu tubuh ,untuk mengetahui kelemahan lawan dan secara langsung untuk pertolongan kepada orang orang yang membutuhkan pengobatan.

4.Menemukan keahlian sendiri dalam mengolah tubuh melalui gerakan-gerakan tari ,bungo,sabung bebas yang diiringi oleh musik tradisi minang (Aluang Bunian).

5.Rahasia/ Pitaruah.
Latihan inti PMG=SENTAK:

pasah jalan dek batampuah - apa kaji dek baulang

Garik mulo : Dasar gerak dari PMG=SENTAK

Tari Jo bungo: Langkah dan kembangan. Gerakan yang telah disusun sedemikian rupa yang mempunyai tujuan pengembangan gerak, naluri, rasa, ketepatan, kecepatan, kekuatan, kemantapan, pernapasan dan keindahan.

Permainan sabuang: Tatacara yang telah diatur untuk perkelahian dasar.

Sabuang: Latihan Perkelahian bebas yang menghasilkan rasa kebebasan/percaya diri tanpa merusak kepada lawan

Sinjato: Senjata yang dipergunakan dalam latihan,Kurambik,sabik,pisau sirauik,kuku alang,Sewah,ladiang,tungkek,kipeh,deta, dst.

Aluang Bunian: Bunyi -bunyian tradisional Ranah Minangkabau

Ilmu urut: Urut tulang, urat, kulit, rasa, buka, tutup jalan darah

Pernapasan: Secara langsung atau tidak langsung dalam latihan diajarkan bagai mana menghidupkan basikursani.

Adaik: Adalah sopan santun dalam latihan dan dengan alam lingkungannya.

Raso jo Pareso : Latihan perasaan dalam mengolah tubuh dilanjutkan dengan mengolah jiwa dan pengolahan tubuh, dan dalam masa yang ditentukan memeriksa gerakan sendiri dan tingkah laku tanpa membutuhkan bantuan secara langsung dari pihak(Orang) lain

Maurak balabaik jo Pitunggua: Langkah dalam menghindar, menyerang dan memindahkan tubuh yang mempunyai keindahan dan rasa seni yang tinggi

Kabek jo kunci: Cara kuncian yang mempergunakan sedikit tenaga menghasilkan hasil yang sempurna

Tari Sewah: Tarian yang dilakukan oleh sepasang atau lebih, menggunakan pisau (Sewah, Kuku Alang)

Induak - Induak jo Pacahan: Jurus Galuik/Silek minang dan pecahan

Rahasia nan sabana rasio: nan saganggam barikan nan sapinciak andokan (nan babungkuih jo kain kunyiang/panaruhan - pitaruah)

Dongkak kudo
Tambo Silek/Galuik (Sejarah/ Tambo Jo Mamang):

Dari mano titiak palito, dari telong nan barapi,dari mano asa niniak kito,dari puncak gunuang marapi.
Sila kan lihat Situs Baso Minang.

Ditulis oleh:Puti Kaisar Mihara

Cintai budaya sendiri sebelum mencintai budaya asing (Makmur H.P)

Rebutlah kemenangan tanpa korbankan persaudaraan (Makmur H.P)

Alamat Sasaran:

Pandeka Mihar Institut. Schule für Südostasiatische Bewegungs- und Kampfkunst

Wumsergasse 43/1-2 A - 1150 Vienna, Austria - Europe

source

Friday 17 October 2008

JATI DIRI MANUSIA


Jati diri manusia, “ manunggaling kawulo gusti” dalam istilah Jawa merupakan ilmu Jawa tingkat tinggi. Manusia yang sudah bisa merasakan adanya Tuhan dalam dirinya sendiri. Manusia seperti ini dalam segala tindak tanduknya selalu diilhami oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Apa yang dikerjakan sesuai dengan apa yang dirasakan. Manusia itu punya bentuk batin yang tidak kelihatan oleh orang lain namun kelihatan oleh dirinya sendiri. Namun begitu tidak semua orang bisa melihat bentuk batinnya ini, kalau tanpa melalui lelaku. Dengan lelaku inilah manusia baru bisa melihat bentuk batinnya sendiri. Laku ini berat untuk dijalani bagi...orang awam. Namun orang yang bisa menjalaninya berarti orang ini dapat dikatan orang linuwih. Hal laku ini seperti yang pernah dijalani dalam cerita pewayangan yaitu Brataseno (Bimo) ketemu Dewa Ruci. Dewa Ruci adalah bentuk batinya Bimo sendiri maka dalam pewayangan Dewa Ruci digambarkan Bimo kecil (Semua bentuk tubuhnya mirip Bimo namun kecil). Betapa berat laku yang dijalani Bimo sehingga dia menemui bentuk batinnya sendiri, sehingga ia bisa “manunggaling kawulo gusti”. Bisa merasakan adanya Tuhan dalam dirinya.
Badan manusia, hartanya semua ini adalah titipan Tuhan semata yang harus dijaga agar tak diganggu oleh orang lain maupun makhluk lain. Manusia diberi kepercayaan untuk menjaganya, dan yang dipercaya juga harus memberikan tindakan nyata atas kepercayaan yang telah diberikan. Yakni menggunakan badan serta harta untuk tujuan kebaikan, jangan digunakan hanya untuk kesenangan dan kenikmatan semata, sebab titipan ini tidak untuk dibuat kesenangan dan kenikmatan akan tetapi digunakan untuk hal-hal yang mendatangkan barokah. Agar kelak dikemudian hari apabila titipan ini diambil kembali oleh yang punya, tidak akan disiksa, karena salah menggunakan titipan.

“Manusia dapat dimatikan, manusia dapat dihancurkan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu masih percaya pada dirinya sendiri.”
Manusia dapat dimatikan oleh orang lain kalau ia dibunuh, dapat pula dihancurkan missal ia dibakar atau digilas akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan kalau manusia itu masih percaya pada dirinya sendiri (batinnya sendiri). Batin inilah puncak segala kekuatan manusia karena batin manusia akan selamanya benar, belum pernah ada cerita kalau batin manusia itu bohong atau salah. Karena memang batin adalah hati kecil paling dalam yang tak akan pernah berbuat kesalahan, Hati kecil ini memang diciptakan oleh Allah agar manusia percaya pada dirinya sendiri sehingga akan terhindar dari bujukan dan rayuan syaiton. Manusia berbuat benar karena Allah, manusia berbuat salah karena nafsu kemungkaran hasil bujukan syaiton. Namun sesungguhnya kalau manusia mau percaya pada hati kecilnya sendiri tentunya tidak akan berbuat salah. Walaupun kita sudah mati dan berada di alam kubur kebenaran yang ada pada diri kita akan tetap hidup untuk selamanya, karena kebenaran adalah milik Allah swt. Dan apabila kita mati dalam kebenaran tentunya hati kita di alam barzah akan mendapat ketenangan dan kedamaian. Sesuai dengan janji Allah seperti terkutip dlm Qur’an “ Orang yang berjuang di jalan Allah (kebenaran) akan mendapatkan sorga sebagai penggantinya”
Coba kita renungkan sejenak :
Pejamkan mata, tarik nafas dalam-dalam lalu tahan sekuatnya, kosongkan fikiran dan rasakan, berdialoglah dengan hati kecil kita. Jika nafas tak kuat keluarkan pelan-pelan lalu tarik nafas lagi begitu seterusnya. Anda akan menemui kedamaian yang tiada tara.

Dalam Islam jati diri manusia ya manusia itu sendiri bentuk lahir batinnya. Islam tidak mengajarkan manusia untuk menjalankan laku seperti dalam ilmu Jawa. Bagaimana manusia itu akan bertindak ya dia sendiri yang menentukan. Manusia hidup sudah ditakdirkan dalam “Lauful Makhfud” Manusia tidak tahu dan tidak bisa merubah takdir ini. Manusia hanya bisa merubah nasibnya, karena nasib manusia berada ditangan manusia itu sendiri. Manusia hidup hanya dicipta untuk beribadah semata, “seperti diatas”. Islam is rasional. Nabi dalam sunahnya juga tidak pernah mengajarkan manusia untuk bertapa seperti dalam dongeng. Manusia hanya diwajibkan islah, hijrah (menyendiri, meninggalkan tempat) apabila dalam suatu kaumnya sudah rusak (tak bermoral) namun sudah diberi peringatan juga tidak mau berubah. Hanya kita disunahkan untuk banyak berdzikir dan beribadah. Dalam setiap kesempatan apapun rasanya kita bisa menjalankan kedua hal tersebut. Namun kadang kita lupa, karena semakin banyaknya kebutuhan hidup dan semakin rumitnya hidup ini. Jatidiri dalam Islam adalah manusia yang bertaqwa, karena kunci menjadi manusia Islam sejati adalah Taqwa. Manusia diahadapan Allah yang dinilai bukanlah harta, isteri, anak, namun hanya ketaqwaannya. Manusia yang sudah bisa menjalankan perintah serta menjauhi larangannya. Seperti Nabi atau alim ulama lainnya yang patut dijadikan contoh. Manusia yang seperti inilah yang sudah bisa menemukan jatidirinya. Nrimo ing pandum (menerima apa adanya sesuai dengan pemberian rizki dari Allah swt. Manusia yang tidak iri atau dengki melihat orang mendapat kesenangan dan kenikmatan. Apabila ia mendapat kenikamatan rizki ia bersyukur dan apabila ia mendapat kesusahan rizki iapun tetap bersyukur dan tidak mengeluh. Apa yang dihadapannya dan apa yang dikerjakannya adalah merupakan takdir semata. “Sepiroa gedhening sengsara yen tinampa among dadi coba”(goer/85)

Tulisan: mas Goeroso

Monday 29 September 2008

Mari Membuat Sejarah Besar

Mari Membuat Sejarah Besar

Untuk bersatunya Sebuah Perguruan Besar

By : Ary sakty,Terate 96


SETIA HATI ada dan ciptakan oleh seorang pemuda keturunan darah biru keluarga nigrat,bernama Masdan.Hidup pada masa kedudukan pemerintah Belanda,dimana seluruh hasil bumi yang di olah oleh orang pribumi dikendalikan dan system manajemenya digerakkan Belanda lewat orang orang kepercayaan. Dari sejarah awalnya memang orang pribumi telah di adu domba,pendek kata system manajemen konflik adalah yang paling tepat di terapkan oleh penjajah pada saat itu.Yang berdampak saling bunuh,saling tebas leher antar sesama kaum dan sesama sodara adalah hal yang biasa.Proses terbentuknya jiwa Kepemimpinan ,jiwa patriot dan Welas asih telah “ginaris”dan tersurat pada sosok manusia bernama Masdan.mari kita tarik benang merah awal mula kehendak hati sang maha guru menciptakan Pencak silat yang akhirnya disebut SETIA HATI.Konflik lahir bathin orang orang pribumi lah ,yang sebenarnya melandasi ide dan karya brilliant Pemuda Cerdas keturunan ningrat masdan.Bahwa betapa penting kata PERSAUDARAAN saat itu di fahamkan,bahwa betapa wajibnya kata SETIA pada HATI nya saat itu dimiliki oleh semua insane.Pasti PENCAK SILAT SETI HATI pada awal dirumuskannya ,masdan atau suro diwiryo harus melewati masa proses berupa riset,sharing knowledge dengan para guru para pelaku sejarah silat saat itu,berexperiment dari hasil pengamatan dan temuannya,perdebatan dengan para nara sumber ilmu bathin,hingga merumuskan dengan tingkat kecerdasan tinggi ,hingga mencapai yang disebut kesempurnaan suatu temuan .Dari sini muncul pertanyaan yang berkecamuk dalam fikiran dan benak saya lantaran tulisan ini masih terbatas pada referensi yang ada.Keyakinan saya,setidaknya mendekati benar dengan apa yang di maksudkan oleh Penemu Pencak Silat Setia Hati.Entah kenapa saya merasakan kegelisahan manakala mendapati SETIA HATI terpecah hingga sekian banyak SETIA HATI.Keaneka ragaman memang membuat SETIA HATI menjadi besar karena calon pendekarnya bisa bebas memilih SETIA HATI mana yang akan diikuti.Namun prosentase dampak keragaman setia hati juga tidak sedikit menimbulkan sikap arogansi karena sifat ke akuan ditonjolkan tanpa melihat lebih jauh ,memikirkan lebih dalam bahwa Setia Hati itu bukan partai politik yang ber massa besar yang menang.jika ke akuan muncul karena bicara kualitas,itu tidak bisa dijadikan ukuran.Kualitas kembali pada pribadi masing masing.Tapi jika bicara Favorite,Setia Hati secara utuh telah favorite sejak pertama kali didirikan.Hasil ,hanya bicara jika ada fakta,seperti produk commercial yang di iklankan,jika jam tayang suatu produk itu tinggi namun tanpa kualitas terbukti,ya tidak akan terpercaya dan menjadi favorite.

Mari membuat sejarah besar,yaitu bersatunya SETIA HATI,terserah apalah namanya.Jika dari Top level manajemen dari masing masing SETIA HATI yang sekarang ini ada,mau dengan iklas menyatukan diri,pasti level bawah akan malu ,dan pusing bukan kepalang,terutama yang telah memakai kepentingan kepentingan tidak baik yaitu anarki dan memecah belah.Baiklah ,cara dan budaya boleh beda,tapi semua disatukan dalam sebuah manajemen yang mewadahi keragaman setia hati ,seperti IPSI misalnya yang membawahi semua perguruan pencak silat di indonesia,tidak mustahil setia hati bisa menyatu.Baru baru ini saya juga mendapat Email dari mas Djoni saudara Setia Hati winongo di Surabaya,yang memiliki ide adanya SETIA HATI Madiun,yaitu dari bersatunya Semua Setia Hati yang ada baik di Indonesia maupun yang tersebar di mancanegara.

Friday 26 September 2008

Silek - Seni Beladiri Minangkabau





Silek adalah nama Minangkabau buat seni beladiri yang ditempat lain dikenal dengan Silat. Sistem matrilineal yang dianut membuat anak laki-laki setelah akil balik harus tinggal di surau dan silat adalah salah satu dasar pendidikan penting yang harus dipelajari oleh anak laki-laki disamping pendidikan agama islam. Silek merupakan unsur penting dalam tradisi dan adat masyarakat Minangkabau yang merupakan ekspersi etnis Minang.

Silek sudah merasuk dalam setiap kehidupan sehari-hari dan muncul sebagai unsur penting dalam cerita rakyat, legenda, pepatah dan tradisi lisan di Minangkabau. Ada banyak jenis aliran beladiri silek di Sumatera Barat dan dapat dikatagorikan dalam sebelas aliran silek yang berhasil didata antara lain:

  • Silek Kumanggo
  • Silek Lintau
  • Silek Tuo
  • Silek Sitaralak
  • Silek Harimau
  • Silek Pauh
  • Silek Sungai Patai
  • Silek Luncua
  • Silek Gulo Gulo Tareh
  • Silek Baru
  • Silek Ulu Ambek

Menurut Hiltrud Cordes hanya sepuluh pertama saja yang dapat digolongkan sebagai aliran beladiri silek tetapi silek Ulu Ambek banyak terdapat pada pesisir Pariaman.

Jenis beladiri silek diatas ditemukan dibanyak tempat di Sumatera Barat meskipun banyak jenis lain yang lebih lokal bahkan ada yang hanya terdapat dalam suatu kampung saja dan untuk yang terakhir ini lebih tepat rasanya untuk disebut perguruan silek daripada aliran yang sebagian besar menamakan aliran sileknya dengan nama kampung asal aliran silek itu berasal dan tidak mengasosiasikan diri mereka dengan salah satu aliran diatas, malah beberapa menamakan diri dengan nama yang unik seperti Harimau Lalok, Gajah Badorong, Kuciang Bagaluik atau Puti Mandi.

Metoda Latihan Silek

Silek biasanya dilakukan ditempat yang disebut sasaran, sebuah tempat terbuka atau kosong dan luas yang dekat dengan rumah guru silek. Latihan beladiri silek dilaksanakan pada saat menjelang malam setelah sholat magrib dan berlangsung selama 2-3 jam meskipun kadang sampai tengah malam. Latihan beladiri silek juga dilakukan dengan pencahayaan seadanya seperti cahaya bulan, obor atau lampu minyak tanah. Hal ini dilakukan untuk melatih ketajaman penglihatan dan juga sebagai latihan intuisi. Kadang-kadang latihan silek ini juga dihadiri oleh penghulu desa dan diiringi oleh nyanyian, talempong ataupun saluang. Pakaian silek adalah galembong (celana hitam), taluak balango dan destar.

murid silek sedang latihan
(Gambar 1.2 Murid dari perguruan silek sedang berlatih dimalam hari)

Latihan beladiri silek tidak dilakukan pemanasan seperti aliran beladiri di asia pada umumnya. Dua orang dengan ukuran fisik dan kemampuan tehnik yang sama bermain silek dalam sasaran dengan pengawasan yang ketat dari sang guru dan disaksikan oleh murid-murid yang lain. Permainan silek (demikian sebutan untuk sesi latihan) berlangsung setelah peserta memberi hormat pada guru dan kemudian pada lawan mainnya, setelah permainan usai penghormatan berlangsung sebaliknya. Suasana latihan biasanya santai dan jauh dari kesan formal dimana latihan fisik yang keras bukan prioritas tertinggi.

Waktu rata-rata yang diperlukan untuk menamatkan pendidikan dasar silek adalah 6-8 bulan dan untuk memiliki dasar silek yang baik seorang murid harus belajar secara teratur selama 2-3 tahun. Sedangkan untuk dapat menjadi master atau pendekar dalam beladiri silek diperlukan latihan selama 15 tahun.

Dalam latihan beladiri silek, murid berbaris ataupun membentuk lingkaran dan meniru gerakan dari guru ataupun murid senior. Guru biasanya memberi aba-aba dengan suara atau tepukan tangan untuk menandakan perubahan gerakan yang disebut tapuak. Setelah cukup mahir dengan tehnik dasar, murid disarankan untuk berlatih dengan murid lain yang berbeda ukuran fisik hingga mampu beradaptasi dengan berbagai postur, gerakan dan tingkatan tehnik.

Strategi dasar dari silek ini adalah garak-garik yang dapat diartikan sebagai aksi dan reaksi yang seimbang. Garak-garik dapat dianalogikan seperti permainan catur dimana masing-masing memiliki beberapa pilihan jurus dan harus memilih jurus yang paling efektif untuk dilaksanakan. Masing-masing harus mengantisipasi semua kemungkinan gerakan dari lawan dan mampu memanipulasi lawan untuk mengambil langkah sehingga lawan memiliki lebih sedikit pilihan jurus dan pada akhirnya tidak memiliki jurus lagi untuk dilancarkan. Tetapi tidak seperti catur, dalam beladiri silek waktu adalah hal yang penting, setiap langkah dan jurus harus dilancarkan secara cepat, tepat dan penuh kejutan sehingga lawan gagal mengantisipasinya. Semakin ahli para pemain semakin lama permainan ini berakhir.

Apabila seorang murid telah cukup mahir dalam tehnik maupun fisik serta mampu mendapat kepercayaan dari sang guru maka ia akan mendapat latihan pribadi khusus dari sang guru. Dalam proses mengajarkan pengetahuan khusus ini, murid disumpah untuk menggunakan ilmu beladiri ini untuk kebaikan.

Latihan tingkat lanjut lain berupa mengirim murid kedalam hutan untuk meditasi, menaklukkan rasa takut dan bertahan hidup selama beberapa hari dihutan. Latihan yang kurang berbahaya adalah dengan mengirim murid untuk latih tanding dengan perguruan silat lain.

Aspek Seni dari Silek

Beberapa karakter dari silek membuatnya dapat dilaksanakan seperti tarian karena itu silek sering diiringi oleh musik dan lagu dimana para pemain musik mencocokkan irama musik dengan gerakan para pendekar silek.

latihan silek galombang
(Gambar 1.3 Suasana latihan silek di Minangkabau dalam formasi yang disebut galombang diperagakan oleh murid silek tingkat dasar)

Sebuah karakter unik dari silek adalah barisan melingkar (galombang) yang dipakai saat latihan pada beberapa aliran silek. Setiap peserta latihan melaksanakan gerakan secara simultan sehingga memberikan kesan seperti tarian. Maka tidaklah mengherankan bila seni beladiri silek merupakan asal dari banyak seni tari dan seni teater di Minangkabau seperti randai, tari ratak, tari persembahan dan tari tanduk (tari tanduak).

tarian ratak
(Gambar 1.4 Tarian ratak yang banyak mengambil gerakan silek diperagakan oleh kaum wanita juga)

Cerita menarik tentang pendekar-pendekar silek minang dapat dibaca pada tulisan : Si Pitung dari Padang

sumber : video by you tube ,
info by :pelaminan minang


Saturday 20 September 2008

Jiwa Besar Pendekar SETIA HATI



Tulisan saya pada buku tamu saudara sh winongo
salam persaudaraan

Pesan Ki ageng suro diwiryo sebelum wafat :

"Jika saya sudah pulang ke Rachmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap rukun lahir bathin."
Dedikasi dan loyalitas untuk perguruan besar,ajaran tentang hidup yang sejati,makna persaudaraan...semua ada dalam SETIA HATI..
sedih dan menjadi bingung ketika di tanah air indonesia melihat pertikaian antara saudara setia hati terate dan setia hati winongo..
sebenarnya apa yang diperebutkan?saya fikir sebuah perguruan besar tidak perlu lagi membutuhkan pengakuan,yang terpenting adalah keutuhan persaudaraan untuk terus berdiri tegar sebagai perguruan pencak silat yang disegani.sh winongo atau sh terate atau sh yang lain ? saya cinta ,saya salut,dan saya adalah setia hati .Ditengah kebingungan itu akhirnya saya pilih sh eyang suro.seandainya pertikaian ini terjdi pada saat beliau masih sugeng.apa yang akan dilakukan ? atau apakah pertikaian ini memang telah terjadi dari dulu?ah ..ketidak sefahaman itu wajar terjadi dalam sebuah organisasi.Hanya saja pengertian dan jiwa besar para pendekar sejati yang ber-SH lah yang sanggup menyelaraskan.salam persaudaraan.

Friday 19 September 2008

silsilah





RIWAYAT KI NGABEHI SOERODIWIRDJO

RIWAYAT KI NGABEHI SOERODIWIRDJO

PENCIPTA “SETIA HATI”

image002.jpg

1869 Ki Ngabehi Soerodiwirjo (nama kecilnya Masdan) lahir pada hari Sabtu Pahing. Beliau merupakan keturunan dari Bupati Gresik-Surabaya.

Ayahnya bernama Ki Ngabehi Soeromiharjo sebagai Mantri Cacar Ngimbang (Lamongan) yang mempunya 5 (lima) putera yaitu:

1. Ki Ngabehi Soerodiwirjo (Masdan)

2. Noto (Gunari), di Surabaya

3. Adi (Soeradi), di Aceh

4. Wongsoharjo, di Madiun

5. Kartodiwirjo, di Jombang

Saudara laki-laki dari ayahnya bernama R.A.A. Koesoemodinoto menjabat sebagai Bupati Kediri. Seluruh keluarga ini adalah keturunan dari Batoro Katong di Ponorogo, Putra Prabu Brawijaya Majahapit.

1883 Pada saat itu tersebut Ki Ngabehi Soerodiwirjo lulus sekolah rakyat 5 tahun (umur 14 tahun). Selanjutnya beliau ikut Üwonya”Mas Ngabehi Soeromiprojo, yang menjabat sebagai Wedono Wonokromo, kemudian pindah dan menjabat lagi sebagai Wedono Sedayu-Lawas, Surabaya.

1884 Pada tahun tersebut beliau telah berumur 15 tahun dan magang menjadi Juru Tulis op het Kantoor van de Controleur van Jombang. Sambil belajar mengaji beliau belajar Pencak-Silat yang meupakan dasar dari kegemaran beliau untuk memperdalam Pencak-Silat dimasa-masa berikutnya.

1885 Pada tahun berikutnya, dimana usia beliau telah menginjak 16 tahun, beliau magang di kantor Kontrolir Bandung, dan dari sini beliau belajar Pencak-Silat dari Pendekar-pendekar Prinangan, sehingga didapatlah jurus-jurs seperti:

² Cimande

² Cikalong

² Cipetir

² Cibeduyut

² Cimelaya

² Ciampas

² Sumedangan

1886 Pada usia 17 tahun beliau pindah ke Betawi (Jakarta), dan disana beliau memanfaatkan untuk memperdalam Pencak-Silat, akhirnya sampai menuasai jurus-jurus seperti:

² Betawen

² Kwitang

² Monyetan

² Permainan Toya (Stok spel)

1887 Pada usia 18 tahun beliau ikut Kontrolir Belanda ke Bengkulu, disana beliau belajar Pencak-Silat yang mana gerakannya mirip seperti jurus-jurus di daerah Jawa Barat. Pada pertengahan tahun tersebut beliau ikut Kontrolir Belanda pindah ke Padang, dan tetap bekerja pada bidang pekerjaan yang sama. Di darah Padang Hulu dan Padang Hilir, beliau tetap memperdalam pengetahuannya di bidang Pencak-Silat, dimana gerakannya berbeda bila dibandingkan dengan permainan Pencak-Silat dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di darah yang baru ini, Pencak Silat merupakan salah satu permainan kegemaran rakyat dan merupakan kebudayaan rakyat setempat.

Selanjutnya beliau berguru kepada seorang pendekar dan guru ilmu kebatinan yang bernama Datuk Raja Betua, dari kampung Alai, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Pendekar ini merupakan guru beliau yang pertama kali di daerah Sumatra Barat. Datuk Raja Betua mempunyai seorang kakak yang bernama Datuk Penghulu, dan adiknya bernama Datuk Batua, dimana ketiganya adalah pendekar-pendekar yang termasyur dan dihormati masyarakat.

1897 Pada umur 28 tahun beliau jatuh cinta kepada seorang gadis Padang. Puteri dari seorang ahli kebatinan yang berdasarkan agama Islam (Tasawuf). Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi bebana, dengan menjawab pertanyaan dari gadis pujaannya yang berbunyi “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA MASDDAN” dan “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA SAYA INI ?” (gadis pujaan itu ?). Karena beliau tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pikirannya sendiri, maka beliau berguru kepada seorang ahli Kebatinan yang bernama Nyoman Ida Gempol. Adalah seorang Punggawa Besar dari Kerajaan Bali yang di buang Belanda ke Sumatra (Padang), dan di kenal dengan nama Raja Kenanga Mangga Tengah (Bandingkan dengan nama Desa Winongo – Madiun – Tengah – Madya).

Kemudiaan pada tahun yang sama beliau belajar Pencak-Silat kepada Pendekar Datuk Raja Betua, selama 10 (sepuluh) dan memperoleh tambahan jurus-jurus dari daerah Padang, yaitu:

² Bungus (uit de haven van Teluk Bayur)

² Fort de Kock

² Alang - Lawas

² Lintau

² Alang

² Simpai

² Sterlak

Sebagai tanda lulus beliau mempersembahkan pisungsun yang berupa Pakaian Hitam komplit.

Selanjutnya, Ilmu Kebatinan yang diperoleh dari Nyoman Ide Gempol dipersatukan dengan Pencak-Silat serta Ilmu Kebatinan yang didapat dari Datuk Raja Betua, dimana olel Ki Ngabehi Soerodiwirjo digabungkan menjadi Ilmu dari PERSAUDARAAN “SETIA-HATI” WINONGO MADIUN.

v PERKAWINAN

Akhirnya bebana yang diminta gadis pujaan beliau dapat dijawab, dengan menggunakan ilmu dari Persaudaraan “Setia-Hati” tersebut diatas. Dengan demikian beliau berhasil mempersunting gadis Padang, putri dari seorang ahli Tasawuf. Dari perkawinan ini, beliau belum berhasil mendapatkan keturunan.

1898 Pada usia 29 tahun, beliau bersama istrinya pergi ke Aceh, dan bertemu adiknya (Soeradi) yang menjabat sebagai Kontrolir DKA di Lho Seumawe.

Di daerah ini beliau mendapatkan jurus::

² Jurus Kucingan

² Jurus Permainan Binja

Pada tahun tersebut, guru beliau Guru Besar Raja Kenanga Mangga Tengah O.G. Nyoman Ide Gempol diizinkan pulang ke Bali. Ilmu beliau dapat dinikmati oleh Saudara-saudara “S-H” dengan suatu motto::

“GERAK LAHIR LULUH DENGAN GERAK BATIN”

“GERAK BATIN TERCERMIN OLEH GERAK LAHIR”

1900 Ki Ngabehi Soerodiwirjo kembali ke Betawi bersama isteri, dan beliau bekerja sebagai Masinis Stoom Wals. Kemudian Ki Ngabehi Soerodiwirjo bercerai, dimana Ibu Soerodiwirjo kembali ke Padang, dan beliau pindah ke Bandung.

1903 Beliau kembali ke Surabaya dan menjabat sebagai Polisi Dienar hingga mencapai pangkat Sersan Mayor. Di Surabaya beliau dikenal keberaniannya dalam memberantas kejahatan. Kemudian beliau pindah ke Ujung, dimana sering terjadi keributan antara beliau dengan pelaut-pelaut asing

1903 Beliau mendirikan Persaudaraan “SADULUR TUNGGAL KECER – LANGEN MARDI HARDJO” pada hari Jum’at Legi 10 Syuoro 1323 H.

v PERKAWINAN KE II

1905 Untuk kedua kalinya beliau melangsungkan perkawinan dengan Ibu Sarijati yang saat itu berusia 17 tahun, dan diperoleh putera dari perkawinannya sebanyak 3 (tiga) orang putera dan 2 (dua) orang puteri, dimana semuanya meninggal sewaktu masih kecil..

1912 Beliau berhinti dari Polisi Dienar bersamaan dengan meluapnya rasa kebangsaan Indonesia, yang dimulai sejak tahun 1908. Beliau kemudian pergi ke Tegal dan ikut seorang paman dari almarhum saudara Apu Suryawinata, yang menjabat sebagai Opzichter Irrigatie.

1914 Beliau kembali lagi ke Surabaya dan bekerja pada D.K.A. Surabaya. Selanjutnya beliau pindah ke Madiun di Magazijn D.K.A. dan menetap di Desa Winongo Madiun.

1917 Persaudaraan “DJOJOGENDOLO CIPTO MULJO” diganti nama menjadi Persaudaraan “SETIA-HATI” Madiun.

1933 Beliau pensiun dari jabatannya dan menetap di desa Winongo Madiun.

1944 Beliau memberikan pelajaran yang terakhir di Balong Ponorogo (Saudara Koesni cs dan Soerjatjaroko) Kemudian beliau jatuh sakit dan akhirnya wafat pada hari Jum’at Legi 10 November 1944 jam 14:00 (Bulan Selo tanggal 24 tahun 1364 H), di rumah kediaman beliau di Winongo. Dimakamkan di Pesarean Winongo dengan Kijing batu nisan granit, serta dikelilingi bunga melati.

“SEMOGA ARWAH BELIAU DITERIMA DISISI TUHAN YANG MAHA ESA”

Sehabis pemakaman dibacakan ayat Suci Al Qur’an oleh Bapak Naib Jiwan untuk memenuhi pesan terakhir Ki Ngabehi Soerodiwirjo sebelum wafat dan diambilkan ayat “Lailatul Qadar” (Temurunnya Wahyu Illahi)

CATATAN: ada wahyu yang loncat dan akan temurun pada waktunya.

PESAN BELIAU SEBELUM WAFAT ADALAH:

1. Jika saya sudah pulang ke Rachmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap rukun lahir bathin.

2. Jika saya meninggal dunia harap saudara-saudara “S-H” memberi maaf kepada saya dengan tulus-iklas..

Saya titip ibunda Nyi Soerodiwirjo selama masih di dunia fana ini..

Surat Yasin ayat 1 : Yasien Yasien “Allah saja yang mengetahui maksudnya”

Surat Yasin ayat 58: Salaamun Qaulam mir Rabir-Rahiem “Selamat Sejahtera itulah seruan Allah Yang Maha Pengasih”.

Asalnya: Bapak Soewarno, Pencak Silat Dalam Tiga Zaman
sumber:shwinongo

sejarah singkat


SHPSH-Slides2.jpg

Sejara Singkat

Aman untuk mengatakan bahwa kebanyakan perguruan SH yang sekarang aktif di Belanda, turun langsung atau tidak langsung dari baik Bapak Frits Vermaesen atau Bapak Cor Turpijn Hardjono.

Dikatakan bahwa Bpk Vermaesen dan Bpk Turpijn dulu bertemu di Bandung dan disana latihan bersama. Bpk Vermaesen dulu mantan tentara KNIL. Tahun2 semilanblas-limapuluhan baik Bpk Vermaesen atau Bpk Turpijn datang ke negeri Belanda dan menjadi terkenal sebagai guru Pencak Silat.

image011.jpgBpk Vermaessen

Bpk Vermaesen pada umumnya aktif di kota Amsterdam sebagai guru S.H. Di tengah tahun-tahun enampuluhan Bpk Vermaesen kasih lihat demonstrasi Pencak Silat SH dilalu TV-show sangat terkenal di waktu itu. Di luar Amsterdam Bpk Vermaesen hampir tidak aktif. Assistennya yang terutama ada tiga, yaitu Hugo Houtzagers, Jesse Cooman dan Johan Klop. Kemudian baik Johan Klop atau Jesse Cooman mulai perguruan S.H. sendiri di Amsterdam. Jesse Cooman guru Silat saya yang pertama (tahun 1978). Bapak Vermaesen wafat tahun 1992(?) dan dimakamkan di kota Amsterdam.

image006.jpg

Pak Jesse Cooman

image018.jpgBpk Turpijn

Bpk Turpijn aktif di seluruh negeri Belanda, dari Barat ke Selatan, dan di luar negeri Belanda juga, sampai Jerman, Perancis dan Belgia. Bpk Turpijn membaginya silat di atas tiga gaya berbeda, yaitu SH Organisasi, SH Madiun dan SH Teratai dan mengangkat kepala aliran untuk masing-masing gaya ini, yaitu berturut-turut Michiel Meijer, Victor Turpijn dan Michael Bright. Salah satu dari assistents yang lain, pak Ache van der Geugten yang mempelajari SH Teratai dari Bpk Turpijn, adalah guru kedua saya (dari tahun 1986). Akibatnya belajar SH Teratai dari pak Ache, dulu saya latihan di Amersfoort di atas nama “PSHT Amersfoort”. Bapak Turpijn wafat pada tanggal 31 juli 1996 dan dimakamkan di kota Den Haag.

image019.jpg

Pak Ache

Selain Bpk Vermaesen dan Bpk Turpijn pasti orang lain membawa Silat SH ke negeri Belanda, tetapi khususnya Bpk Vermaesen dan Bpk Turpijn Setia Hati menjadi terkenal dan dikenal di negeri Belanda.

Mencari sebenarnya dan asli SH saya akhirnya bertemu dengan Bapak Soewarno di Madiun tahun 2004 dan sesudah kecer saya belajar dari Bapak ajaran dan filsafat SH Winongo.



Dasar



SHPimage002

bismilla3

Tujuan / sasaran “S-H” yang ditempuh adalah “Mengolah raga dan mengolah batinuntuk mencapai keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan hidup, kebahagiaan dan kesejahteraan lahir – batin di dunia dan di akhirat” dengan mengajarkan Pencak Silat sebagai olah raga atas dasar jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula, meninggalkan semua yang menjadi larangan-larangan Tuhan dan melaksanakan semua perintah-perintahNya. (Mens sana in corpore sano en Amar ma’ruf nahi munkar).

Gemblengan jasmani berupa pencak Silat dan rokhani berupa Iman dan Taqwa kepada Tuhan dengan melaksanan “Amar ma’ruf nahi munkar” secara konsekwen. Bahwa dengan berlatih Pencak Silat secara teratur manusia akan memiliki tubuh yang sehat lagi kuat dan jiwa yang sehat pula (mens sana in corpore sano) Bahwa dengan Iman dan Taqwa kepada Tuhan serta melaksanan Amar ma’ruf nahi munkar secara konsekwen manusia akan bahagia lahir dan batin di dunia dan di akhirat.

“S-H” ada lepas dari pengaruh aliran dan golongan.

Enam perkara pokok perikehidupan yang harus diamalkan:

¨ Persatuan

¨ Persamaan

¨ Persaudaraan

¨ Kemerdekaan

¨ Tolong-menolong

¨ Musyawarah

RIWAYAT KI NGABEHI SOERODIWIRDJO

RIWAYAT KI NGABEHI SOERODIWIRDJO

PENCIPTA “SETIA HATI”

image002.jpg

1869 Ki Ngabehi Soerodiwirjo (nama kecilnya Masdan) lahir pada hari Sabtu Pahing. Beliau merupakan keturunan dari Bupati Gresik-Surabaya.

Ayahnya bernama Ki Ngabehi Soeromiharjo sebagai Mantri Cacar Ngimbang (Lamongan) yang mempunya 5 (lima) putera yaitu:

1. Ki Ngabehi Soerodiwirjo (Masdan)

2. Noto (Gunari), di Surabaya

3. Adi (Soeradi), di Aceh

4. Wongsoharjo, di Madiun

5. Kartodiwirjo, di Jombang

Saudara laki-laki dari ayahnya bernama R.A.A. Koesoemodinoto menjabat sebagai Bupati Kediri. Seluruh keluarga ini adalah keturunan dari Batoro Katong di Ponorogo, Putra Prabu Brawijaya Majahapit.

1883 Pada saat itu tersebut Ki Ngabehi Soerodiwirjo lulus sekolah rakyat 5 tahun (umur 14 tahun). Selanjutnya beliau ikut Üwonya”Mas Ngabehi Soeromiprojo, yang menjabat sebagai Wedono Wonokromo, kemudian pindah dan menjabat lagi sebagai Wedono Sedayu-Lawas, Surabaya.

1884 Pada tahun tersebut beliau telah berumur 15 tahun dan magang menjadi Juru Tulis op het Kantoor van de Controleur van Jombang. Sambil belajar mengaji beliau belajar Pencak-Silat yang meupakan dasar dari kegemaran beliau untuk memperdalam Pencak-Silat dimasa-masa berikutnya.

1885 Pada tahun berikutnya, dimana usia beliau telah menginjak 16 tahun, beliau magang di kantor Kontrolir Bandung, dan dari sini beliau belajar Pencak-Silat dari Pendekar-pendekar Prinangan, sehingga didapatlah jurus-jurs seperti:

² Cimande

² Cikalong

² Cipetir

² Cibeduyut

² Cimelaya

² Ciampas

² Sumedangan

1886 Pada usia 17 tahun beliau pindah ke Betawi (Jakarta), dan disana beliau memanfaatkan untuk memperdalam Pencak-Silat, akhirnya sampai menuasai jurus-jurus seperti:

² Betawen

² Kwitang

² Monyetan

² Permainan Toya (Stok spel)

1887 Pada usia 18 tahun beliau ikut Kontrolir Belanda ke Bengkulu, disana beliau belajar Pencak-Silat yang mana gerakannya mirip seperti jurus-jurus di daerah Jawa Barat. Pada pertengahan tahun tersebut beliau ikut Kontrolir Belanda pindah ke Padang, dan tetap bekerja pada bidang pekerjaan yang sama. Di darah Padang Hulu dan Padang Hilir, beliau tetap memperdalam pengetahuannya di bidang Pencak-Silat, dimana gerakannya berbeda bila dibandingkan dengan permainan Pencak-Silat dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di darah yang baru ini, Pencak Silat merupakan salah satu permainan kegemaran rakyat dan merupakan kebudayaan rakyat setempat.

Selanjutnya beliau berguru kepada seorang pendekar dan guru ilmu kebatinan yang bernama Datuk Raja Betua, dari kampung Alai, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Pendekar ini merupakan guru beliau yang pertama kali di daerah Sumatra Barat. Datuk Raja Betua mempunyai seorang kakak yang bernama Datuk Penghulu, dan adiknya bernama Datuk Batua, dimana ketiganya adalah pendekar-pendekar yang termasyur dan dihormati masyarakat.

1897 Pada umur 28 tahun beliau jatuh cinta kepada seorang gadis Padang. Puteri dari seorang ahli kebatinan yang berdasarkan agama Islam (Tasawuf). Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi bebana, dengan menjawab pertanyaan dari gadis pujaannya yang berbunyi “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA MASDDAN” dan “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA SAYA INI ?” (gadis pujaan itu ?). Karena beliau tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pikirannya sendiri, maka beliau berguru kepada seorang ahli Kebatinan yang bernama Nyoman Ida Gempol. Adalah seorang Punggawa Besar dari Kerajaan Bali yang di buang Belanda ke Sumatra (Padang), dan di kenal dengan nama Raja Kenanga Mangga Tengah (Bandingkan dengan nama Desa Winongo – Madiun – Tengah – Madya).

Kemudiaan pada tahun yang sama beliau belajar Pencak-Silat kepada Pendekar Datuk Raja Betua, selama 10 (sepuluh) dan memperoleh tambahan jurus-jurus dari daerah Padang, yaitu:

² Bungus (uit de haven van Teluk Bayur)

² Fort de Kock

² Alang - Lawas

² Lintau

² Alang

² Simpai

² Sterlak

Sebagai tanda lulus beliau mempersembahkan pisungsun yang berupa Pakaian Hitam komplit.

Selanjutnya, Ilmu Kebatinan yang diperoleh dari Nyoman Ide Gempol dipersatukan dengan Pencak-Silat serta Ilmu Kebatinan yang didapat dari Datuk Raja Betua, dimana olel Ki Ngabehi Soerodiwirjo digabungkan menjadi Ilmu dari PERSAUDARAAN “SETIA-HATI” WINONGO MADIUN.

v PERKAWINAN

Akhirnya bebana yang diminta gadis pujaan beliau dapat dijawab, dengan menggunakan ilmu dari Persaudaraan “Setia-Hati” tersebut diatas. Dengan demikian beliau berhasil mempersunting gadis Padang, putri dari seorang ahli Tasawuf. Dari perkawinan ini, beliau belum berhasil mendapatkan keturunan.

1898 Pada usia 29 tahun, beliau bersama istrinya pergi ke Aceh, dan bertemu adiknya (Soeradi) yang menjabat sebagai Kontrolir DKA di Lho Seumawe.

Di daerah ini beliau mendapatkan jurus::

² Jurus Kucingan

² Jurus Permainan Binja

Pada tahun tersebut, guru beliau Guru Besar Raja Kenanga Mangga Tengah O.G. Nyoman Ide Gempol diizinkan pulang ke Bali. Ilmu beliau dapat dinikmati oleh Saudara-saudara “S-H” dengan suatu motto::

“GERAK LAHIR LULUH DENGAN GERAK BATIN”

“GERAK BATIN TERCERMIN OLEH GERAK LAHIR”

1900 Ki Ngabehi Soerodiwirjo kembali ke Betawi bersama isteri, dan beliau bekerja sebagai Masinis Stoom Wals. Kemudian Ki Ngabehi Soerodiwirjo bercerai, dimana Ibu Soerodiwirjo kembali ke Padang, dan beliau pindah ke Bandung.

1903 Beliau kembali ke Surabaya dan menjabat sebagai Polisi Dienar hingga mencapai pangkat Sersan Mayor. Di Surabaya beliau dikenal keberaniannya dalam memberantas kejahatan. Kemudian beliau pindah ke Ujung, dimana sering terjadi keributan antara beliau dengan pelaut-pelaut asing

1903 Beliau mendirikan Persaudaraan “SADULUR TUNGGAL KECER – LANGEN MARDI HARDJO” pada hari Jum’at Legi 10 Syuoro 1323 H.

v PERKAWINAN KE II

1905 Untuk kedua kalinya beliau melangsungkan perkawinan dengan Ibu Sarijati yang saat itu berusia 17 tahun, dan diperoleh putera dari perkawinannya sebanyak 3 (tiga) orang putera dan 2 (dua) orang puteri, dimana semuanya meninggal sewaktu masih kecil..

1912 Beliau berhinti dari Polisi Dienar bersamaan dengan meluapnya rasa kebangsaan Indonesia, yang dimulai sejak tahun 1908. Beliau kemudian pergi ke Tegal dan ikut seorang paman dari almarhum saudara Apu Suryawinata, yang menjabat sebagai Opzichter Irrigatie.

1914 Beliau kembali lagi ke Surabaya dan bekerja pada D.K.A. Surabaya. Selanjutnya beliau pindah ke Madiun di Magazijn D.K.A. dan menetap di Desa Winongo Madiun.

1917 Persaudaraan “DJOJOGENDOLO CIPTO MULJO” diganti nama menjadi Persaudaraan “SETIA-HATI” Madiun.

1933 Beliau pensiun dari jabatannya dan menetap di desa Winongo Madiun.

1944 Beliau memberikan pelajaran yang terakhir di Balong Ponorogo (Saudara Koesni cs dan Soerjatjaroko) Kemudian beliau jatuh sakit dan akhirnya wafat pada hari Jum’at Legi 10 November 1944 jam 14:00 (Bulan Selo tanggal 24 tahun 1364 H), di rumah kediaman beliau di Winongo. Dimakamkan di Pesarean Winongo dengan Kijing batu nisan granit, serta dikelilingi bunga melati.

“SEMOGA ARWAH BELIAU DITERIMA DISISI TUHAN YANG MAHA ESA”

Sehabis pemakaman dibacakan ayat Suci Al Qur’an oleh Bapak Naib Jiwan untuk memenuhi pesan terakhir Ki Ngabehi Soerodiwirjo sebelum wafat dan diambilkan ayat “Lailatul Qadar” (Temurunnya Wahyu Illahi)

CATATAN: ada wahyu yang loncat dan akan temurun pada waktunya.

PESAN BELIAU SEBELUM WAFAT ADALAH:

1. Jika saya sudah pulang ke Rachmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap rukun lahir bathin.

2. Jika saya meninggal dunia harap saudara-saudara “S-H” memberi maaf kepada saya dengan tulus-iklas..

Saya titip ibunda Nyi Soerodiwirjo selama masih di dunia fana ini..

Surat Yasin ayat 1 : Yasien Yasien “Allah saja yang mengetahui maksudnya”

Surat Yasin ayat 58: Salaamun Qaulam mir Rabir-Rahiem “Selamat Sejahtera itulah seruan Allah Yang Maha Pengasih”.

Asalnya: Bapak Soewarno, Pencak Silat Dalam Tiga Zaman
sumber:shwinongo