Monday 29 September 2008

Mari Membuat Sejarah Besar

Mari Membuat Sejarah Besar

Untuk bersatunya Sebuah Perguruan Besar

By : Ary sakty,Terate 96


SETIA HATI ada dan ciptakan oleh seorang pemuda keturunan darah biru keluarga nigrat,bernama Masdan.Hidup pada masa kedudukan pemerintah Belanda,dimana seluruh hasil bumi yang di olah oleh orang pribumi dikendalikan dan system manajemenya digerakkan Belanda lewat orang orang kepercayaan. Dari sejarah awalnya memang orang pribumi telah di adu domba,pendek kata system manajemen konflik adalah yang paling tepat di terapkan oleh penjajah pada saat itu.Yang berdampak saling bunuh,saling tebas leher antar sesama kaum dan sesama sodara adalah hal yang biasa.Proses terbentuknya jiwa Kepemimpinan ,jiwa patriot dan Welas asih telah “ginaris”dan tersurat pada sosok manusia bernama Masdan.mari kita tarik benang merah awal mula kehendak hati sang maha guru menciptakan Pencak silat yang akhirnya disebut SETIA HATI.Konflik lahir bathin orang orang pribumi lah ,yang sebenarnya melandasi ide dan karya brilliant Pemuda Cerdas keturunan ningrat masdan.Bahwa betapa penting kata PERSAUDARAAN saat itu di fahamkan,bahwa betapa wajibnya kata SETIA pada HATI nya saat itu dimiliki oleh semua insane.Pasti PENCAK SILAT SETI HATI pada awal dirumuskannya ,masdan atau suro diwiryo harus melewati masa proses berupa riset,sharing knowledge dengan para guru para pelaku sejarah silat saat itu,berexperiment dari hasil pengamatan dan temuannya,perdebatan dengan para nara sumber ilmu bathin,hingga merumuskan dengan tingkat kecerdasan tinggi ,hingga mencapai yang disebut kesempurnaan suatu temuan .Dari sini muncul pertanyaan yang berkecamuk dalam fikiran dan benak saya lantaran tulisan ini masih terbatas pada referensi yang ada.Keyakinan saya,setidaknya mendekati benar dengan apa yang di maksudkan oleh Penemu Pencak Silat Setia Hati.Entah kenapa saya merasakan kegelisahan manakala mendapati SETIA HATI terpecah hingga sekian banyak SETIA HATI.Keaneka ragaman memang membuat SETIA HATI menjadi besar karena calon pendekarnya bisa bebas memilih SETIA HATI mana yang akan diikuti.Namun prosentase dampak keragaman setia hati juga tidak sedikit menimbulkan sikap arogansi karena sifat ke akuan ditonjolkan tanpa melihat lebih jauh ,memikirkan lebih dalam bahwa Setia Hati itu bukan partai politik yang ber massa besar yang menang.jika ke akuan muncul karena bicara kualitas,itu tidak bisa dijadikan ukuran.Kualitas kembali pada pribadi masing masing.Tapi jika bicara Favorite,Setia Hati secara utuh telah favorite sejak pertama kali didirikan.Hasil ,hanya bicara jika ada fakta,seperti produk commercial yang di iklankan,jika jam tayang suatu produk itu tinggi namun tanpa kualitas terbukti,ya tidak akan terpercaya dan menjadi favorite.

Mari membuat sejarah besar,yaitu bersatunya SETIA HATI,terserah apalah namanya.Jika dari Top level manajemen dari masing masing SETIA HATI yang sekarang ini ada,mau dengan iklas menyatukan diri,pasti level bawah akan malu ,dan pusing bukan kepalang,terutama yang telah memakai kepentingan kepentingan tidak baik yaitu anarki dan memecah belah.Baiklah ,cara dan budaya boleh beda,tapi semua disatukan dalam sebuah manajemen yang mewadahi keragaman setia hati ,seperti IPSI misalnya yang membawahi semua perguruan pencak silat di indonesia,tidak mustahil setia hati bisa menyatu.Baru baru ini saya juga mendapat Email dari mas Djoni saudara Setia Hati winongo di Surabaya,yang memiliki ide adanya SETIA HATI Madiun,yaitu dari bersatunya Semua Setia Hati yang ada baik di Indonesia maupun yang tersebar di mancanegara.

Friday 26 September 2008

Silek - Seni Beladiri Minangkabau





Silek adalah nama Minangkabau buat seni beladiri yang ditempat lain dikenal dengan Silat. Sistem matrilineal yang dianut membuat anak laki-laki setelah akil balik harus tinggal di surau dan silat adalah salah satu dasar pendidikan penting yang harus dipelajari oleh anak laki-laki disamping pendidikan agama islam. Silek merupakan unsur penting dalam tradisi dan adat masyarakat Minangkabau yang merupakan ekspersi etnis Minang.

Silek sudah merasuk dalam setiap kehidupan sehari-hari dan muncul sebagai unsur penting dalam cerita rakyat, legenda, pepatah dan tradisi lisan di Minangkabau. Ada banyak jenis aliran beladiri silek di Sumatera Barat dan dapat dikatagorikan dalam sebelas aliran silek yang berhasil didata antara lain:

  • Silek Kumanggo
  • Silek Lintau
  • Silek Tuo
  • Silek Sitaralak
  • Silek Harimau
  • Silek Pauh
  • Silek Sungai Patai
  • Silek Luncua
  • Silek Gulo Gulo Tareh
  • Silek Baru
  • Silek Ulu Ambek

Menurut Hiltrud Cordes hanya sepuluh pertama saja yang dapat digolongkan sebagai aliran beladiri silek tetapi silek Ulu Ambek banyak terdapat pada pesisir Pariaman.

Jenis beladiri silek diatas ditemukan dibanyak tempat di Sumatera Barat meskipun banyak jenis lain yang lebih lokal bahkan ada yang hanya terdapat dalam suatu kampung saja dan untuk yang terakhir ini lebih tepat rasanya untuk disebut perguruan silek daripada aliran yang sebagian besar menamakan aliran sileknya dengan nama kampung asal aliran silek itu berasal dan tidak mengasosiasikan diri mereka dengan salah satu aliran diatas, malah beberapa menamakan diri dengan nama yang unik seperti Harimau Lalok, Gajah Badorong, Kuciang Bagaluik atau Puti Mandi.

Metoda Latihan Silek

Silek biasanya dilakukan ditempat yang disebut sasaran, sebuah tempat terbuka atau kosong dan luas yang dekat dengan rumah guru silek. Latihan beladiri silek dilaksanakan pada saat menjelang malam setelah sholat magrib dan berlangsung selama 2-3 jam meskipun kadang sampai tengah malam. Latihan beladiri silek juga dilakukan dengan pencahayaan seadanya seperti cahaya bulan, obor atau lampu minyak tanah. Hal ini dilakukan untuk melatih ketajaman penglihatan dan juga sebagai latihan intuisi. Kadang-kadang latihan silek ini juga dihadiri oleh penghulu desa dan diiringi oleh nyanyian, talempong ataupun saluang. Pakaian silek adalah galembong (celana hitam), taluak balango dan destar.

murid silek sedang latihan
(Gambar 1.2 Murid dari perguruan silek sedang berlatih dimalam hari)

Latihan beladiri silek tidak dilakukan pemanasan seperti aliran beladiri di asia pada umumnya. Dua orang dengan ukuran fisik dan kemampuan tehnik yang sama bermain silek dalam sasaran dengan pengawasan yang ketat dari sang guru dan disaksikan oleh murid-murid yang lain. Permainan silek (demikian sebutan untuk sesi latihan) berlangsung setelah peserta memberi hormat pada guru dan kemudian pada lawan mainnya, setelah permainan usai penghormatan berlangsung sebaliknya. Suasana latihan biasanya santai dan jauh dari kesan formal dimana latihan fisik yang keras bukan prioritas tertinggi.

Waktu rata-rata yang diperlukan untuk menamatkan pendidikan dasar silek adalah 6-8 bulan dan untuk memiliki dasar silek yang baik seorang murid harus belajar secara teratur selama 2-3 tahun. Sedangkan untuk dapat menjadi master atau pendekar dalam beladiri silek diperlukan latihan selama 15 tahun.

Dalam latihan beladiri silek, murid berbaris ataupun membentuk lingkaran dan meniru gerakan dari guru ataupun murid senior. Guru biasanya memberi aba-aba dengan suara atau tepukan tangan untuk menandakan perubahan gerakan yang disebut tapuak. Setelah cukup mahir dengan tehnik dasar, murid disarankan untuk berlatih dengan murid lain yang berbeda ukuran fisik hingga mampu beradaptasi dengan berbagai postur, gerakan dan tingkatan tehnik.

Strategi dasar dari silek ini adalah garak-garik yang dapat diartikan sebagai aksi dan reaksi yang seimbang. Garak-garik dapat dianalogikan seperti permainan catur dimana masing-masing memiliki beberapa pilihan jurus dan harus memilih jurus yang paling efektif untuk dilaksanakan. Masing-masing harus mengantisipasi semua kemungkinan gerakan dari lawan dan mampu memanipulasi lawan untuk mengambil langkah sehingga lawan memiliki lebih sedikit pilihan jurus dan pada akhirnya tidak memiliki jurus lagi untuk dilancarkan. Tetapi tidak seperti catur, dalam beladiri silek waktu adalah hal yang penting, setiap langkah dan jurus harus dilancarkan secara cepat, tepat dan penuh kejutan sehingga lawan gagal mengantisipasinya. Semakin ahli para pemain semakin lama permainan ini berakhir.

Apabila seorang murid telah cukup mahir dalam tehnik maupun fisik serta mampu mendapat kepercayaan dari sang guru maka ia akan mendapat latihan pribadi khusus dari sang guru. Dalam proses mengajarkan pengetahuan khusus ini, murid disumpah untuk menggunakan ilmu beladiri ini untuk kebaikan.

Latihan tingkat lanjut lain berupa mengirim murid kedalam hutan untuk meditasi, menaklukkan rasa takut dan bertahan hidup selama beberapa hari dihutan. Latihan yang kurang berbahaya adalah dengan mengirim murid untuk latih tanding dengan perguruan silat lain.

Aspek Seni dari Silek

Beberapa karakter dari silek membuatnya dapat dilaksanakan seperti tarian karena itu silek sering diiringi oleh musik dan lagu dimana para pemain musik mencocokkan irama musik dengan gerakan para pendekar silek.

latihan silek galombang
(Gambar 1.3 Suasana latihan silek di Minangkabau dalam formasi yang disebut galombang diperagakan oleh murid silek tingkat dasar)

Sebuah karakter unik dari silek adalah barisan melingkar (galombang) yang dipakai saat latihan pada beberapa aliran silek. Setiap peserta latihan melaksanakan gerakan secara simultan sehingga memberikan kesan seperti tarian. Maka tidaklah mengherankan bila seni beladiri silek merupakan asal dari banyak seni tari dan seni teater di Minangkabau seperti randai, tari ratak, tari persembahan dan tari tanduk (tari tanduak).

tarian ratak
(Gambar 1.4 Tarian ratak yang banyak mengambil gerakan silek diperagakan oleh kaum wanita juga)

Cerita menarik tentang pendekar-pendekar silek minang dapat dibaca pada tulisan : Si Pitung dari Padang

sumber : video by you tube ,
info by :pelaminan minang


Saturday 20 September 2008

Jiwa Besar Pendekar SETIA HATI



Tulisan saya pada buku tamu saudara sh winongo
salam persaudaraan

Pesan Ki ageng suro diwiryo sebelum wafat :

"Jika saya sudah pulang ke Rachmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap rukun lahir bathin."
Dedikasi dan loyalitas untuk perguruan besar,ajaran tentang hidup yang sejati,makna persaudaraan...semua ada dalam SETIA HATI..
sedih dan menjadi bingung ketika di tanah air indonesia melihat pertikaian antara saudara setia hati terate dan setia hati winongo..
sebenarnya apa yang diperebutkan?saya fikir sebuah perguruan besar tidak perlu lagi membutuhkan pengakuan,yang terpenting adalah keutuhan persaudaraan untuk terus berdiri tegar sebagai perguruan pencak silat yang disegani.sh winongo atau sh terate atau sh yang lain ? saya cinta ,saya salut,dan saya adalah setia hati .Ditengah kebingungan itu akhirnya saya pilih sh eyang suro.seandainya pertikaian ini terjdi pada saat beliau masih sugeng.apa yang akan dilakukan ? atau apakah pertikaian ini memang telah terjadi dari dulu?ah ..ketidak sefahaman itu wajar terjadi dalam sebuah organisasi.Hanya saja pengertian dan jiwa besar para pendekar sejati yang ber-SH lah yang sanggup menyelaraskan.salam persaudaraan.

Friday 19 September 2008

silsilah





RIWAYAT KI NGABEHI SOERODIWIRDJO

RIWAYAT KI NGABEHI SOERODIWIRDJO

PENCIPTA “SETIA HATI”

image002.jpg

1869 Ki Ngabehi Soerodiwirjo (nama kecilnya Masdan) lahir pada hari Sabtu Pahing. Beliau merupakan keturunan dari Bupati Gresik-Surabaya.

Ayahnya bernama Ki Ngabehi Soeromiharjo sebagai Mantri Cacar Ngimbang (Lamongan) yang mempunya 5 (lima) putera yaitu:

1. Ki Ngabehi Soerodiwirjo (Masdan)

2. Noto (Gunari), di Surabaya

3. Adi (Soeradi), di Aceh

4. Wongsoharjo, di Madiun

5. Kartodiwirjo, di Jombang

Saudara laki-laki dari ayahnya bernama R.A.A. Koesoemodinoto menjabat sebagai Bupati Kediri. Seluruh keluarga ini adalah keturunan dari Batoro Katong di Ponorogo, Putra Prabu Brawijaya Majahapit.

1883 Pada saat itu tersebut Ki Ngabehi Soerodiwirjo lulus sekolah rakyat 5 tahun (umur 14 tahun). Selanjutnya beliau ikut Üwonya”Mas Ngabehi Soeromiprojo, yang menjabat sebagai Wedono Wonokromo, kemudian pindah dan menjabat lagi sebagai Wedono Sedayu-Lawas, Surabaya.

1884 Pada tahun tersebut beliau telah berumur 15 tahun dan magang menjadi Juru Tulis op het Kantoor van de Controleur van Jombang. Sambil belajar mengaji beliau belajar Pencak-Silat yang meupakan dasar dari kegemaran beliau untuk memperdalam Pencak-Silat dimasa-masa berikutnya.

1885 Pada tahun berikutnya, dimana usia beliau telah menginjak 16 tahun, beliau magang di kantor Kontrolir Bandung, dan dari sini beliau belajar Pencak-Silat dari Pendekar-pendekar Prinangan, sehingga didapatlah jurus-jurs seperti:

² Cimande

² Cikalong

² Cipetir

² Cibeduyut

² Cimelaya

² Ciampas

² Sumedangan

1886 Pada usia 17 tahun beliau pindah ke Betawi (Jakarta), dan disana beliau memanfaatkan untuk memperdalam Pencak-Silat, akhirnya sampai menuasai jurus-jurus seperti:

² Betawen

² Kwitang

² Monyetan

² Permainan Toya (Stok spel)

1887 Pada usia 18 tahun beliau ikut Kontrolir Belanda ke Bengkulu, disana beliau belajar Pencak-Silat yang mana gerakannya mirip seperti jurus-jurus di daerah Jawa Barat. Pada pertengahan tahun tersebut beliau ikut Kontrolir Belanda pindah ke Padang, dan tetap bekerja pada bidang pekerjaan yang sama. Di darah Padang Hulu dan Padang Hilir, beliau tetap memperdalam pengetahuannya di bidang Pencak-Silat, dimana gerakannya berbeda bila dibandingkan dengan permainan Pencak-Silat dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di darah yang baru ini, Pencak Silat merupakan salah satu permainan kegemaran rakyat dan merupakan kebudayaan rakyat setempat.

Selanjutnya beliau berguru kepada seorang pendekar dan guru ilmu kebatinan yang bernama Datuk Raja Betua, dari kampung Alai, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Pendekar ini merupakan guru beliau yang pertama kali di daerah Sumatra Barat. Datuk Raja Betua mempunyai seorang kakak yang bernama Datuk Penghulu, dan adiknya bernama Datuk Batua, dimana ketiganya adalah pendekar-pendekar yang termasyur dan dihormati masyarakat.

1897 Pada umur 28 tahun beliau jatuh cinta kepada seorang gadis Padang. Puteri dari seorang ahli kebatinan yang berdasarkan agama Islam (Tasawuf). Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi bebana, dengan menjawab pertanyaan dari gadis pujaannya yang berbunyi “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA MASDDAN” dan “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA SAYA INI ?” (gadis pujaan itu ?). Karena beliau tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pikirannya sendiri, maka beliau berguru kepada seorang ahli Kebatinan yang bernama Nyoman Ida Gempol. Adalah seorang Punggawa Besar dari Kerajaan Bali yang di buang Belanda ke Sumatra (Padang), dan di kenal dengan nama Raja Kenanga Mangga Tengah (Bandingkan dengan nama Desa Winongo – Madiun – Tengah – Madya).

Kemudiaan pada tahun yang sama beliau belajar Pencak-Silat kepada Pendekar Datuk Raja Betua, selama 10 (sepuluh) dan memperoleh tambahan jurus-jurus dari daerah Padang, yaitu:

² Bungus (uit de haven van Teluk Bayur)

² Fort de Kock

² Alang - Lawas

² Lintau

² Alang

² Simpai

² Sterlak

Sebagai tanda lulus beliau mempersembahkan pisungsun yang berupa Pakaian Hitam komplit.

Selanjutnya, Ilmu Kebatinan yang diperoleh dari Nyoman Ide Gempol dipersatukan dengan Pencak-Silat serta Ilmu Kebatinan yang didapat dari Datuk Raja Betua, dimana olel Ki Ngabehi Soerodiwirjo digabungkan menjadi Ilmu dari PERSAUDARAAN “SETIA-HATI” WINONGO MADIUN.

v PERKAWINAN

Akhirnya bebana yang diminta gadis pujaan beliau dapat dijawab, dengan menggunakan ilmu dari Persaudaraan “Setia-Hati” tersebut diatas. Dengan demikian beliau berhasil mempersunting gadis Padang, putri dari seorang ahli Tasawuf. Dari perkawinan ini, beliau belum berhasil mendapatkan keturunan.

1898 Pada usia 29 tahun, beliau bersama istrinya pergi ke Aceh, dan bertemu adiknya (Soeradi) yang menjabat sebagai Kontrolir DKA di Lho Seumawe.

Di daerah ini beliau mendapatkan jurus::

² Jurus Kucingan

² Jurus Permainan Binja

Pada tahun tersebut, guru beliau Guru Besar Raja Kenanga Mangga Tengah O.G. Nyoman Ide Gempol diizinkan pulang ke Bali. Ilmu beliau dapat dinikmati oleh Saudara-saudara “S-H” dengan suatu motto::

“GERAK LAHIR LULUH DENGAN GERAK BATIN”

“GERAK BATIN TERCERMIN OLEH GERAK LAHIR”

1900 Ki Ngabehi Soerodiwirjo kembali ke Betawi bersama isteri, dan beliau bekerja sebagai Masinis Stoom Wals. Kemudian Ki Ngabehi Soerodiwirjo bercerai, dimana Ibu Soerodiwirjo kembali ke Padang, dan beliau pindah ke Bandung.

1903 Beliau kembali ke Surabaya dan menjabat sebagai Polisi Dienar hingga mencapai pangkat Sersan Mayor. Di Surabaya beliau dikenal keberaniannya dalam memberantas kejahatan. Kemudian beliau pindah ke Ujung, dimana sering terjadi keributan antara beliau dengan pelaut-pelaut asing

1903 Beliau mendirikan Persaudaraan “SADULUR TUNGGAL KECER – LANGEN MARDI HARDJO” pada hari Jum’at Legi 10 Syuoro 1323 H.

v PERKAWINAN KE II

1905 Untuk kedua kalinya beliau melangsungkan perkawinan dengan Ibu Sarijati yang saat itu berusia 17 tahun, dan diperoleh putera dari perkawinannya sebanyak 3 (tiga) orang putera dan 2 (dua) orang puteri, dimana semuanya meninggal sewaktu masih kecil..

1912 Beliau berhinti dari Polisi Dienar bersamaan dengan meluapnya rasa kebangsaan Indonesia, yang dimulai sejak tahun 1908. Beliau kemudian pergi ke Tegal dan ikut seorang paman dari almarhum saudara Apu Suryawinata, yang menjabat sebagai Opzichter Irrigatie.

1914 Beliau kembali lagi ke Surabaya dan bekerja pada D.K.A. Surabaya. Selanjutnya beliau pindah ke Madiun di Magazijn D.K.A. dan menetap di Desa Winongo Madiun.

1917 Persaudaraan “DJOJOGENDOLO CIPTO MULJO” diganti nama menjadi Persaudaraan “SETIA-HATI” Madiun.

1933 Beliau pensiun dari jabatannya dan menetap di desa Winongo Madiun.

1944 Beliau memberikan pelajaran yang terakhir di Balong Ponorogo (Saudara Koesni cs dan Soerjatjaroko) Kemudian beliau jatuh sakit dan akhirnya wafat pada hari Jum’at Legi 10 November 1944 jam 14:00 (Bulan Selo tanggal 24 tahun 1364 H), di rumah kediaman beliau di Winongo. Dimakamkan di Pesarean Winongo dengan Kijing batu nisan granit, serta dikelilingi bunga melati.

“SEMOGA ARWAH BELIAU DITERIMA DISISI TUHAN YANG MAHA ESA”

Sehabis pemakaman dibacakan ayat Suci Al Qur’an oleh Bapak Naib Jiwan untuk memenuhi pesan terakhir Ki Ngabehi Soerodiwirjo sebelum wafat dan diambilkan ayat “Lailatul Qadar” (Temurunnya Wahyu Illahi)

CATATAN: ada wahyu yang loncat dan akan temurun pada waktunya.

PESAN BELIAU SEBELUM WAFAT ADALAH:

1. Jika saya sudah pulang ke Rachmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap rukun lahir bathin.

2. Jika saya meninggal dunia harap saudara-saudara “S-H” memberi maaf kepada saya dengan tulus-iklas..

Saya titip ibunda Nyi Soerodiwirjo selama masih di dunia fana ini..

Surat Yasin ayat 1 : Yasien Yasien “Allah saja yang mengetahui maksudnya”

Surat Yasin ayat 58: Salaamun Qaulam mir Rabir-Rahiem “Selamat Sejahtera itulah seruan Allah Yang Maha Pengasih”.

Asalnya: Bapak Soewarno, Pencak Silat Dalam Tiga Zaman
sumber:shwinongo

sejarah singkat


SHPSH-Slides2.jpg

Sejara Singkat

Aman untuk mengatakan bahwa kebanyakan perguruan SH yang sekarang aktif di Belanda, turun langsung atau tidak langsung dari baik Bapak Frits Vermaesen atau Bapak Cor Turpijn Hardjono.

Dikatakan bahwa Bpk Vermaesen dan Bpk Turpijn dulu bertemu di Bandung dan disana latihan bersama. Bpk Vermaesen dulu mantan tentara KNIL. Tahun2 semilanblas-limapuluhan baik Bpk Vermaesen atau Bpk Turpijn datang ke negeri Belanda dan menjadi terkenal sebagai guru Pencak Silat.

image011.jpgBpk Vermaessen

Bpk Vermaesen pada umumnya aktif di kota Amsterdam sebagai guru S.H. Di tengah tahun-tahun enampuluhan Bpk Vermaesen kasih lihat demonstrasi Pencak Silat SH dilalu TV-show sangat terkenal di waktu itu. Di luar Amsterdam Bpk Vermaesen hampir tidak aktif. Assistennya yang terutama ada tiga, yaitu Hugo Houtzagers, Jesse Cooman dan Johan Klop. Kemudian baik Johan Klop atau Jesse Cooman mulai perguruan S.H. sendiri di Amsterdam. Jesse Cooman guru Silat saya yang pertama (tahun 1978). Bapak Vermaesen wafat tahun 1992(?) dan dimakamkan di kota Amsterdam.

image006.jpg

Pak Jesse Cooman

image018.jpgBpk Turpijn

Bpk Turpijn aktif di seluruh negeri Belanda, dari Barat ke Selatan, dan di luar negeri Belanda juga, sampai Jerman, Perancis dan Belgia. Bpk Turpijn membaginya silat di atas tiga gaya berbeda, yaitu SH Organisasi, SH Madiun dan SH Teratai dan mengangkat kepala aliran untuk masing-masing gaya ini, yaitu berturut-turut Michiel Meijer, Victor Turpijn dan Michael Bright. Salah satu dari assistents yang lain, pak Ache van der Geugten yang mempelajari SH Teratai dari Bpk Turpijn, adalah guru kedua saya (dari tahun 1986). Akibatnya belajar SH Teratai dari pak Ache, dulu saya latihan di Amersfoort di atas nama “PSHT Amersfoort”. Bapak Turpijn wafat pada tanggal 31 juli 1996 dan dimakamkan di kota Den Haag.

image019.jpg

Pak Ache

Selain Bpk Vermaesen dan Bpk Turpijn pasti orang lain membawa Silat SH ke negeri Belanda, tetapi khususnya Bpk Vermaesen dan Bpk Turpijn Setia Hati menjadi terkenal dan dikenal di negeri Belanda.

Mencari sebenarnya dan asli SH saya akhirnya bertemu dengan Bapak Soewarno di Madiun tahun 2004 dan sesudah kecer saya belajar dari Bapak ajaran dan filsafat SH Winongo.



Dasar



SHPimage002

bismilla3

Tujuan / sasaran “S-H” yang ditempuh adalah “Mengolah raga dan mengolah batinuntuk mencapai keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan hidup, kebahagiaan dan kesejahteraan lahir – batin di dunia dan di akhirat” dengan mengajarkan Pencak Silat sebagai olah raga atas dasar jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula, meninggalkan semua yang menjadi larangan-larangan Tuhan dan melaksanakan semua perintah-perintahNya. (Mens sana in corpore sano en Amar ma’ruf nahi munkar).

Gemblengan jasmani berupa pencak Silat dan rokhani berupa Iman dan Taqwa kepada Tuhan dengan melaksanan “Amar ma’ruf nahi munkar” secara konsekwen. Bahwa dengan berlatih Pencak Silat secara teratur manusia akan memiliki tubuh yang sehat lagi kuat dan jiwa yang sehat pula (mens sana in corpore sano) Bahwa dengan Iman dan Taqwa kepada Tuhan serta melaksanan Amar ma’ruf nahi munkar secara konsekwen manusia akan bahagia lahir dan batin di dunia dan di akhirat.

“S-H” ada lepas dari pengaruh aliran dan golongan.

Enam perkara pokok perikehidupan yang harus diamalkan:

¨ Persatuan

¨ Persamaan

¨ Persaudaraan

¨ Kemerdekaan

¨ Tolong-menolong

¨ Musyawarah

RIWAYAT KI NGABEHI SOERODIWIRDJO

RIWAYAT KI NGABEHI SOERODIWIRDJO

PENCIPTA “SETIA HATI”

image002.jpg

1869 Ki Ngabehi Soerodiwirjo (nama kecilnya Masdan) lahir pada hari Sabtu Pahing. Beliau merupakan keturunan dari Bupati Gresik-Surabaya.

Ayahnya bernama Ki Ngabehi Soeromiharjo sebagai Mantri Cacar Ngimbang (Lamongan) yang mempunya 5 (lima) putera yaitu:

1. Ki Ngabehi Soerodiwirjo (Masdan)

2. Noto (Gunari), di Surabaya

3. Adi (Soeradi), di Aceh

4. Wongsoharjo, di Madiun

5. Kartodiwirjo, di Jombang

Saudara laki-laki dari ayahnya bernama R.A.A. Koesoemodinoto menjabat sebagai Bupati Kediri. Seluruh keluarga ini adalah keturunan dari Batoro Katong di Ponorogo, Putra Prabu Brawijaya Majahapit.

1883 Pada saat itu tersebut Ki Ngabehi Soerodiwirjo lulus sekolah rakyat 5 tahun (umur 14 tahun). Selanjutnya beliau ikut Üwonya”Mas Ngabehi Soeromiprojo, yang menjabat sebagai Wedono Wonokromo, kemudian pindah dan menjabat lagi sebagai Wedono Sedayu-Lawas, Surabaya.

1884 Pada tahun tersebut beliau telah berumur 15 tahun dan magang menjadi Juru Tulis op het Kantoor van de Controleur van Jombang. Sambil belajar mengaji beliau belajar Pencak-Silat yang meupakan dasar dari kegemaran beliau untuk memperdalam Pencak-Silat dimasa-masa berikutnya.

1885 Pada tahun berikutnya, dimana usia beliau telah menginjak 16 tahun, beliau magang di kantor Kontrolir Bandung, dan dari sini beliau belajar Pencak-Silat dari Pendekar-pendekar Prinangan, sehingga didapatlah jurus-jurs seperti:

² Cimande

² Cikalong

² Cipetir

² Cibeduyut

² Cimelaya

² Ciampas

² Sumedangan

1886 Pada usia 17 tahun beliau pindah ke Betawi (Jakarta), dan disana beliau memanfaatkan untuk memperdalam Pencak-Silat, akhirnya sampai menuasai jurus-jurus seperti:

² Betawen

² Kwitang

² Monyetan

² Permainan Toya (Stok spel)

1887 Pada usia 18 tahun beliau ikut Kontrolir Belanda ke Bengkulu, disana beliau belajar Pencak-Silat yang mana gerakannya mirip seperti jurus-jurus di daerah Jawa Barat. Pada pertengahan tahun tersebut beliau ikut Kontrolir Belanda pindah ke Padang, dan tetap bekerja pada bidang pekerjaan yang sama. Di darah Padang Hulu dan Padang Hilir, beliau tetap memperdalam pengetahuannya di bidang Pencak-Silat, dimana gerakannya berbeda bila dibandingkan dengan permainan Pencak-Silat dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di darah yang baru ini, Pencak Silat merupakan salah satu permainan kegemaran rakyat dan merupakan kebudayaan rakyat setempat.

Selanjutnya beliau berguru kepada seorang pendekar dan guru ilmu kebatinan yang bernama Datuk Raja Betua, dari kampung Alai, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Pendekar ini merupakan guru beliau yang pertama kali di daerah Sumatra Barat. Datuk Raja Betua mempunyai seorang kakak yang bernama Datuk Penghulu, dan adiknya bernama Datuk Batua, dimana ketiganya adalah pendekar-pendekar yang termasyur dan dihormati masyarakat.

1897 Pada umur 28 tahun beliau jatuh cinta kepada seorang gadis Padang. Puteri dari seorang ahli kebatinan yang berdasarkan agama Islam (Tasawuf). Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi bebana, dengan menjawab pertanyaan dari gadis pujaannya yang berbunyi “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA MASDDAN” dan “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA SAYA INI ?” (gadis pujaan itu ?). Karena beliau tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pikirannya sendiri, maka beliau berguru kepada seorang ahli Kebatinan yang bernama Nyoman Ida Gempol. Adalah seorang Punggawa Besar dari Kerajaan Bali yang di buang Belanda ke Sumatra (Padang), dan di kenal dengan nama Raja Kenanga Mangga Tengah (Bandingkan dengan nama Desa Winongo – Madiun – Tengah – Madya).

Kemudiaan pada tahun yang sama beliau belajar Pencak-Silat kepada Pendekar Datuk Raja Betua, selama 10 (sepuluh) dan memperoleh tambahan jurus-jurus dari daerah Padang, yaitu:

² Bungus (uit de haven van Teluk Bayur)

² Fort de Kock

² Alang - Lawas

² Lintau

² Alang

² Simpai

² Sterlak

Sebagai tanda lulus beliau mempersembahkan pisungsun yang berupa Pakaian Hitam komplit.

Selanjutnya, Ilmu Kebatinan yang diperoleh dari Nyoman Ide Gempol dipersatukan dengan Pencak-Silat serta Ilmu Kebatinan yang didapat dari Datuk Raja Betua, dimana olel Ki Ngabehi Soerodiwirjo digabungkan menjadi Ilmu dari PERSAUDARAAN “SETIA-HATI” WINONGO MADIUN.

v PERKAWINAN

Akhirnya bebana yang diminta gadis pujaan beliau dapat dijawab, dengan menggunakan ilmu dari Persaudaraan “Setia-Hati” tersebut diatas. Dengan demikian beliau berhasil mempersunting gadis Padang, putri dari seorang ahli Tasawuf. Dari perkawinan ini, beliau belum berhasil mendapatkan keturunan.

1898 Pada usia 29 tahun, beliau bersama istrinya pergi ke Aceh, dan bertemu adiknya (Soeradi) yang menjabat sebagai Kontrolir DKA di Lho Seumawe.

Di daerah ini beliau mendapatkan jurus::

² Jurus Kucingan

² Jurus Permainan Binja

Pada tahun tersebut, guru beliau Guru Besar Raja Kenanga Mangga Tengah O.G. Nyoman Ide Gempol diizinkan pulang ke Bali. Ilmu beliau dapat dinikmati oleh Saudara-saudara “S-H” dengan suatu motto::

“GERAK LAHIR LULUH DENGAN GERAK BATIN”

“GERAK BATIN TERCERMIN OLEH GERAK LAHIR”

1900 Ki Ngabehi Soerodiwirjo kembali ke Betawi bersama isteri, dan beliau bekerja sebagai Masinis Stoom Wals. Kemudian Ki Ngabehi Soerodiwirjo bercerai, dimana Ibu Soerodiwirjo kembali ke Padang, dan beliau pindah ke Bandung.

1903 Beliau kembali ke Surabaya dan menjabat sebagai Polisi Dienar hingga mencapai pangkat Sersan Mayor. Di Surabaya beliau dikenal keberaniannya dalam memberantas kejahatan. Kemudian beliau pindah ke Ujung, dimana sering terjadi keributan antara beliau dengan pelaut-pelaut asing

1903 Beliau mendirikan Persaudaraan “SADULUR TUNGGAL KECER – LANGEN MARDI HARDJO” pada hari Jum’at Legi 10 Syuoro 1323 H.

v PERKAWINAN KE II

1905 Untuk kedua kalinya beliau melangsungkan perkawinan dengan Ibu Sarijati yang saat itu berusia 17 tahun, dan diperoleh putera dari perkawinannya sebanyak 3 (tiga) orang putera dan 2 (dua) orang puteri, dimana semuanya meninggal sewaktu masih kecil..

1912 Beliau berhinti dari Polisi Dienar bersamaan dengan meluapnya rasa kebangsaan Indonesia, yang dimulai sejak tahun 1908. Beliau kemudian pergi ke Tegal dan ikut seorang paman dari almarhum saudara Apu Suryawinata, yang menjabat sebagai Opzichter Irrigatie.

1914 Beliau kembali lagi ke Surabaya dan bekerja pada D.K.A. Surabaya. Selanjutnya beliau pindah ke Madiun di Magazijn D.K.A. dan menetap di Desa Winongo Madiun.

1917 Persaudaraan “DJOJOGENDOLO CIPTO MULJO” diganti nama menjadi Persaudaraan “SETIA-HATI” Madiun.

1933 Beliau pensiun dari jabatannya dan menetap di desa Winongo Madiun.

1944 Beliau memberikan pelajaran yang terakhir di Balong Ponorogo (Saudara Koesni cs dan Soerjatjaroko) Kemudian beliau jatuh sakit dan akhirnya wafat pada hari Jum’at Legi 10 November 1944 jam 14:00 (Bulan Selo tanggal 24 tahun 1364 H), di rumah kediaman beliau di Winongo. Dimakamkan di Pesarean Winongo dengan Kijing batu nisan granit, serta dikelilingi bunga melati.

“SEMOGA ARWAH BELIAU DITERIMA DISISI TUHAN YANG MAHA ESA”

Sehabis pemakaman dibacakan ayat Suci Al Qur’an oleh Bapak Naib Jiwan untuk memenuhi pesan terakhir Ki Ngabehi Soerodiwirjo sebelum wafat dan diambilkan ayat “Lailatul Qadar” (Temurunnya Wahyu Illahi)

CATATAN: ada wahyu yang loncat dan akan temurun pada waktunya.

PESAN BELIAU SEBELUM WAFAT ADALAH:

1. Jika saya sudah pulang ke Rachmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap rukun lahir bathin.

2. Jika saya meninggal dunia harap saudara-saudara “S-H” memberi maaf kepada saya dengan tulus-iklas..

Saya titip ibunda Nyi Soerodiwirjo selama masih di dunia fana ini..

Surat Yasin ayat 1 : Yasien Yasien “Allah saja yang mengetahui maksudnya”

Surat Yasin ayat 58: Salaamun Qaulam mir Rabir-Rahiem “Selamat Sejahtera itulah seruan Allah Yang Maha Pengasih”.

Asalnya: Bapak Soewarno, Pencak Silat Dalam Tiga Zaman
sumber:shwinongo