Tuesday 7 April 2009

Email Kadhang SH

Berikut ini adalah beberapa Email yang telah di kirim ke forum persaudaraan :


salam persaudaraan mas ary...

saya sependapat dengan sampeyan, bahwa SH itu emang
seharusnya rukun & damai aja, walaupun berbeda latar
belakang...

saya cuma pengen tanya, Mas warga dari SH mana?

apakah SHT, SHO, SHW, dll?? dan disahkan taun berapa?

cuma kalo saya boleh berpendapat, sebaiknya biarkan SH
tetap beragam seperti skarang ini.

toh ada sunnah nabi yang mengatakan "perbedaan adalah
rahmat". dan kita berpedoman pada pepatah : "bagiku
perguruanku, bagimu perguruanmu"

cuma, memang ada masalah ttg program pembinaan
warga/anggota, dan itu terdapat di semua varians
perguruan SH!

ohya, ada sedikit koreksi.

di ajaran SH, saya rasa tidak ada gelar atau sebutan
"Pendekar" terhadap person atau anggotanya. yg ada dan
lazim dipakai adalah sebutan "warga", "kadhang",
"dulur", "saudara", "mas/mbak".


jadi saya agak terganggu dengan istilah "kadhang
Pendekar" di blog sampeyan
(http://setiahati.blogspot.com/) - mohon maaf.

at least,, materi di blog sampeyan, sudah cukup
berisi.

terakhir, marilah kita pancarkan syiar ajaran SH
diseluruh pelosok tanah air.

klo ada waktu, bisa chat via ym dgn id: wichax_boy

salam persaudaraan.


-kadhang PSHT Pusat Madiun-













Salam Persaudaraan ...
yang terkasih saudaraku mas agung di Madiun...

rahmat Alloh swt senantiasa untuk hambaNya yang beriman dan bertaqwa...dan jalan setia hati salah satunya.
terimakasih atas perhatian dan koreksi panjenengan..tanpa semua ini .maka tidak akan lebih berisi tulisan saya di blog tersebut.
sebutan kadhang pendekar memang terkesan terlalu berlebihan ..arogan dan sombong..baiklah istilah tersebut akan segera kami ralat.
saya dari Kadhang Persaudaraan Setia Hati Terate pengesahan Tulungagung 1996.
keberagaman ,saya sependapat .dan memang saya tidak ada misi untuk mengubah nya,sekalipun itu hanya lewat doa.tapi yang saya maksudkan dalam visi misi penulisan blog tersebut adalah makna dan rasa Persaudaraan untuk sebisa nya menyatu diantara SH yang sekarang ini ada.jadi lebih pada maksud bathin kita masing masing . jangan ada perkelahian massal atas nama SH manapun, jangan ada umpatan,jangan ada sedikitpun kesombongan dan merasa benar,hanya sebatas itu .saya menjunjung tinggi keragaman ini sebagai bentuk kreatifitas dan kecerdasan mental spiritual para sesepuh,dan itu memang harus di hargai,bukan di ubah hingga memunculkan predikat "pengkhianat"buat saya.sama sekali insya alloh saya tidak ada maksud untuk mendukung Pengkhianatan yang dimaksud oleh beberapa SMS yang dikirim oleh saudara saudara ke handphone saya.tapi saya juga menghargai kesetiaan saudara saudara ini dalam rangka menghormat para change maker SH eyang suro hingga bermunculannya varian : Terate,winongo,dan yang lainya.
semua itu saya nilai sebagai daya kreatifitas pengembangan suatu ilmu dari murid murid kinasih eyang suro.tentu mereka semua adalah murid murid yang sangat di sayangi oleh beliau.dan kebijaksanaan Eyang sebagai founding father tidak bisa diragukan lagi dalam menyikapi apa yang telah dilakukan oleh beberapa muridnya tersebut.saya yakin eyang suro tidak akan melaknat dan bersumpah bahwa pendiri Terate,winongo atau yang lainnya Pengkhianat.
mas agung yang terhormat...semoga ini membuktikan kekuasaan Tuhan tentang hamparan ilmu yang maha luas....SH cermin kemahaan itu ..insyaalloh .
maaf jika ada kalimat yang kurang berkenan atau berlebihan ,sya hanya manusia biasa yang berusaha menterjemahkan apa yang saya fahami tentang perjalanan hidup mencari ilmu sejati ini .

wassalam ...
saya tunggu perkembangan informasinya



Beberapa Email dari Kadhang SH

Berikut ini adalah Email yang masuk ke ary.setiahati@gmail.com ,dikirim oleh beberapa kadhang SH. :





Monday 6 April 2009

SAAT PESILAT DIATAS LANGIT AROGANSI

Oleh : Ary Sakty ,Kadhang SH


Saya menulis artikel ini saat kondisi Psikis dalam keadaan labil.Kesabaran saya sedang di uji,tapi saya berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari ego,melihat lebih luas pada hamparan pemikiran yang realistis.Saya yang sampai hari ini meyakini falsafah sesepuh SH : Sekeras-kerasnya hati dan pribadi seseorang akan luluh juga jika dihadapi dengan kelembutan dan kasih sayang.
Tapi dimanakah falasafah ini sekarang berada ?di dalam hati sering datang dan pergi,Nafsu ingin membunuh sering menghampiriku…karena kenyataan dalam hidup ini.kalau tidak diserang yang diserang,kalau menghindar itu butuh kesabaran,kalau tidak menghindar pasti akan berlawanan……sebenarnya sikap seperti apa yang paling bijaksana sebagai seorang pesilat ketika menghadapi setiap permasalahan ?
Saya coba untuk menterjemahkannya dengan segenap kemampuan ,walau ini tidak cukup untuk melampiaskan rasa jengkel.

Tanpa mengurangi rasa hormat saya, terhadap para pendahulu ilmu beladiri, serta apa yang diajarkan mereka, saya mencoba menulis apa yang saya bisa artikan sampai saat ini. Lagipula, saya hanyalah manusia dalam perjalanan.
Pertama adalah saya sering kali mendengar banyak sekali ocehan gak jelas dari teman- teman saya, tentang gimana mereka bertahan kalau diserang. Dengan hormat terhadap kaum feminis, dan pemerhati kemanusiaan, perkelahian itu tidak mengenal belas kasihan, perkelahian itu bukan kompetisi dengan segala aturan.
Perkelahian adalah dimana makhluk mengeluarkan insting dasar mereka untuk bertahan hidup, tidak ada lg batas halal atau haram, mereka akan mengoptimalkan seluruh potensi dirinya, untuk selamat. Bukan semata baku hantam bogem mentah, atau saling mengunci satu sama lain. Bayangkan sebuah tusuk gigi pun bisa melukai atau membunuh orang bila ditancapkan di mata atau bagian tubuh yang lunak. Itulah perumpamaan gue, tentang tidak terbatasnya bentuk cara melawan. Melihat segala situasi dan kondisi dan memanfaatkannya 100% demi kemenangan dan keselamatan nyawa. Tidak ada benar atau salah, tidak ada curang atau jujur, tidak ada pengecut atau pemberani. Bahkan menjadi cukup berani untuk jadi seorang pengecut demi menyelamatkan pantat(nyawa) kita yang berharga.
Saya pernah mendengar bahwa manusia yang diberi talenta untuk berlidah tajam, akan menyerang dengan kata- kata pedasnya, lalu mereka berharap bahwa orang akan takluk setelah itu. Dengan hormat, kepada semua orang yang merasa bacotnya dapat menaklukkan orang cuma karena orang yang dibacotin tidak membalas, faktanya kata- kata hanya akan melukai emosional. Apapun sumpah serapah yang diberikan, tidak akan merubah status apapun. Mereka yang berlidah tajam akan mudah ditaklukkan dan dibunuh, seperti rezim membungkam para demonstran. Karena pada dasarnya mereka membatasi instrumen bertahan dirinya, dan merasa orang yang bungkam tidak mampu mencelakakan mereka. Percayalah, saat tidak ada batasan hukum yang bisa melindungi kalian orang- orang berlidah tajam, maka kalian tak lebih dari krim yang dengan mudah dihancurkan. Jangan dorong orang ke titik itu.
Seorang dapat dengan mudah, dengan sombongnya menyuguhkan bentuk- bentuk indah dari beladiri, tp tanpa kejujuran, dan keefektifan, semua hanyalah omong kosong. Efektif dan jujur dalam bergerak, jangan berlebihan, jangan terburu- buru, jangan aneh- aneh, selesaikan secepatnya, jangan membuat terlalu banyak bunga, ini bukan kontes keindahan. Bukan lg benar atau salah, tapi tepat atau tidak tepat. Lihat siapa musuhnya, dan taklukkan dengan segala cara.
Mengapa beladiri itu bukan kompetisi? karena tidak ada kejujuran dalam kompetisi, pada satu titik beladiri harus mematikan lawan dengan cara apapun juga. Dengan kompetisi dan aturan, inti sari dari mengoptimalkan segala kemampuan menjadi hilang. Apakah mungkin untuk melakukan aksi menggigit bila sudah dalam posisi terkunci dalam kompetisi, atau menusuk mata dan hal lain yang sifatnya mematikan dalam sebuah iklim perlombaan ?
Orang yang hidup dalam jalan beladiri mengerti bahwa mereka tidak boleh, tidak bisa dan tidak akan pernah membuka celah untuk serangan pada dirinya. Mereka secara rutin akan selalu memeriksa dirinya dan mencoba meningkatkan kefektifan dirinya. Mereka tidak akan memancing sebuah permusuhan, karena mengerti bahwa hal kecil akan bisa berkembang menjadi besar, sehingga berpeluang untuk menjadi maut untuk dirinya. Mereka tidak berteman, tidak beristri, tidak berhubungan dengan individu lain selain dirinya dan tidak menciptakan keterikatan pada apapun, karena sadar bahwa setiap ikatan dapat mencelakakan orang lain maupun dirinya. Sebagai contoh, mungkinkah seratus persen mengoptimalkan pertahanan diri, saat pikiran terpecah antara melindungi diri, atau melindungi yang disayangi.
Hidup di jalan beladiri berarti 100% mengabdikan diri, segenap jiwa dan raga pada jalan ini. Seumur hidup mengasah diri





Saturday 4 April 2009

Jalan pulang Petarung kecil

Lahirnya sang petualang ,sudah semestinya cukup bekal.Karena Maha guru takkan mengikhlaskan murid kesayangannya terkoyak dan tercabik cabik oleh kerasnya kehidupan di luar sana.Pepacuh ,sumpah,wejang, dan segala hal yang telah di rumuskan lewat lelaku sang maha guru,di pastikan akan mampu memprotek si Ksatria dari segala bentuk aral rintangan.
Namun cerita menulis lain, siapa yang berkehendak? Jika ternyata di luar sana sang ksatria jatuh lunglai karena coba dan goda dunia? Inikah satu takdir yang tersurat dan tersirat ? …..kehidupan adalah sebuah romantika demikian akhirnya jika mengutip kalimat beliau.
Siapa yang harus disalahkan?teknik penempaan ? lama nya latihan? Kerohanian ? atau kembali lagi pada jiwa perseorangan ?
Siapa yang akan bertanggung jawab akhirnya ?dirinya sendiri kah? Atau keluarga besar perguruan menjamin kedamaian jika si murtad itu ingin kembali pada jalan yang benar?
namun tetap saja si ksatria mengaduh dan mengeluh …kembali ke tempat pelarian terakhir ..yaitu pada yang telah Menempanya ..yaitu sang maha guru. Dengan sekarat dan jiwa yang terkoyak ia bersimpuh di hadapan maha guru seraya berkata :” maha guru..ampuni aku,..aku telah khilaf, aku memang murid yang lemah ..tidak memiliki kekuatan akan coba dan goda dunia…diluar sana keindahan begitu nyata .sekarang aku hamper mati karena karma, aku bertobat …dan ingin kembali kejalan kependekaran,.. maha guru terima aku ..,bimbing aku kembali pada jalan semula …”


cerita kehidupan ternyata ya begitu begitu saja ….mirip foto copy,.sejarahnya selalu sama dengan yang sudah sudah,..maka benar adanya jika tercipta kata pepatah:” bercerminlah dari apa yang kau lihat:” TERNYATA ITU BENAR !
jangan kau lakukan yang seperti itu dan TERNYATA ITU BENAR !..
jangan ikut yang seperti itu ,karena kamu akan hancur …dan TERNYATA ITU BENAR!

Seorang pendekar ! ya seorang pendekar sebuah gelar yang sangat berat…..didalamnya terdapat nilai keimanan,ketaqwaan,welas asih,tahu benar dan salah..
Jika itu telah dimiliki..niscaya..sang ksatria itu takkan berani mencoba coba,berbasa basi dengan tingkah lakunya.dan tidak menyepelekan se kecil apapun sebuah “sebab”..karena “sebab” selalu menimbulkan “akibat”..
Wahai maha guru ! lihatlah aku ! aku menulis dengan HATI…..
Aku sedang berbicara tentang sebagian kecil dari arti SETIA…
Aku sedang me-RASA dengan segenap kemampuan berfikirku
Aku tidak sedang berkhayal …aku sudah terbangun dari mimpi mimpi…
Maha guru…apakah masih ada keraguan dalam penglihatan mata bathinmu..bahwa aku seorang murtad? Bahwa aku seorang yang tidak pantas menyandang pakaian kebesaran perguruan? Apakah aku adalah murid yang harus di jauhi dan di kucilkan ?
Saudaraku …..coba lihat aku dengan mata welas asihmu….,
Aku meyakini …di hadapan Tuhan ..yang ada bukan manusia yang sok suci..tapi manusia yang mengakui kesalahannya dan “krentek ati” ingin kembali dalam aturan-Nya…

Sang Ksatria kembali melanglang buana…, ia mencari saudara saudaranya ….karena ia yakin ,dunia tidak sempit…dunia begitu luas…dunia memiliki welas asih tanpa pamrih…
Dan bapa Angkasa senantiasa memberi pengayoman tanpa batas…..
Ia berusaha tenang …melangkah…melihat dengan mata bathin…berfikir dengan positif..berbuat dengan tidak dibuat buat…dan menerima apapun itu orang lain akan memberika penilaian……
Yang ada dalam mimpi besarnya adalah: akankah ia kembali gagah mengenakan baju sacral kependekaran itu ?
Mencari kedalam diri bukan keluar diri ..karena jika keluar diri maka pintunya lewat panca indera yang diolah oleh fikiran, dan sesuatu yang di hasilkan fikiran akan timbul rasa tidak puas karena ada campur tangan nafsu..oleh karenanya ..masuklah lewat pintu hati ,karena disinilah jalan masuknya alam yang tak kasat mata..dimana Hati itulah yang selalu kita setiani..karena hati itulah yang selalu menjadi petunjuk kita ..tentu petunjuk dari alloh yang telah mendapat sinar terang dari-Nya…
Ksatria mengetuk pintu gerbang perguruan…disana telah disambut para Pandhita seraya berkata :”masuklah dik..” dan sang Brahmana bersabda:” hidup sebuah romantikan ..harus dijalani dengan HATI HATILAH bukan dengan OTAK OTAKLAH….