Thursday 1 October 2009

What is A Sense of Belonging?

Sekalipun dihadang kendala, mulai dari profesi yang digeluti ternyata tak sesuai keinginan, atau lingkungan kerja meresahkan, manajemen perusahaan kurang baik, malah mungkin Anda adalah karyawan bermasalah – bukan berarti membiarkan rasa kecewa, bosan, stres mendera, atau berbuat ulah di tempat kerja. Menyintai pekerjaan, dan peduli pada kantor serta menjaga asetnya, perlu dibangun dalam diri.
Retno dan Bimo merupakan dua karyawan yang patut diacungi jempol. Di perusahaan telekomunikasi tempatnya bekerja, kedua orang muda usia ini berkali-kali mendapat pujian, yang datangnya tidak tanggung-tanggung, dari bos.
Apa pasal?

Retno yang duduk di bagian marketing dan promosi, dan Bimo sebagai tenaga ahli komputer, tergolong – selain santun bicara, menghormati rekan kerja yang lebih muda sekalipun, dan bersikap hormat ketika pimpinan bicara. Selain itu, keduanya sangat menjaga barang-barang milik kantor dengan baik, ringan tangan ikut membersihkan peralatan kantor, dan menjadi humas di luar kantor.
Pada dasarnya, manusia memang ingin memiliki perasaan diterima di perusahaan tempatnya bekerja. Perasaan diterima, karena kemampuan dirinya. Pertama, dia masuk ke dalam lingkungan baru, dan apapun yang terjadi di situ dia harus menyesuaikan diri. Pada taraf penyesuaian diri, dia akan melihat bagaimana karakter rekan kerja, dan seperti apa jalinan kerja sama di kantor tersebut. Untuk kemudian, dari sana terpikirlah apa yang akan dilakukan agar dapat diterima. “Jadi, kebutuhan dan pengertian akan naik menjadi: perusahaan akan memberi apa padanya. Sebab, tumbuhnya sense of belonging tidak berdiri sendiri, tapi bersama beberapa faktor penunjang,” tutur Imaniati, seorang Psikolog untuk rekrutmen karyawan.
Setelah seseorang mempelajari kode etik, peraturan, dan penghasilan ditambah tunjangan yang sesuai, maka mulailah ada perasaan diterima, bersimpati, dan menjadi empati. Begitupun, manusia terbagi lagi, ada yang terus minded, dan ada yang oke-oke saja, atau cuek. Namun, memang tergantung perusahaan me-maintenance karyawannya. Sehingga, jika semua berjalan lancar, sinergi pun bagus, tentunya timbul perasaan rasa terima kasih. Yang akhirnya, karyawan ikut menjaga aset yang dimiliki perusahaan.
Tapi seseorang juga bisa merasa dihianati. Bentuk penghianatan timbul karena ia merasa telah melakukan pekerjaan kantor dengan baik tapi tidak juga diakui. Dalam hal ini, ia merasa atasan tidak melihat hasil kerjanya, atau teman-teman kerjanya saling sikut. Tanpa disadari, di kantor memang terbentuk suatu kompetisi. Maka perasaan tidak nyaman bisa mengganggu. Padahal sifat dasar manusia memerlukan kenyamanan dan perasaan bahagia. Dalam situasi seperti ini, akibat rasa tidak nyaman, sikap marah akan dibalas marah, atau diam saja tapi lantas memutuskan keluar kerja. Ini bergantung bagaimana karakter manusianya.
Karena itulah, dalam perusahaan, pada saat rekrutmen, atasan maupun calon bawahan harus saling melihat. Sehingga hubungan kerja sama dapat awet. Ada yang mengatakan, setelah perusahaan memenuhi hak karyawan, maka akan tumbuh rasa memiliki. Tapi ada juga yang berpendapat sebaliknya, didahului oleh karyawan menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya, barulah mendapatkan ‘balasan’ kenyamanan dan pemenuhan kesejahteraan. Dari sana timbul sense of belonging dalam diri karyawan.
Maka perlu juga dipertanyakan: sebenarnya perusahaan bisa memberikan apa pada karyawan? Tiada lain kode etik, cara dan sistem kerja yang jelas. Sementara, hubungan kerja akan dibangun bersama. “Tapi saya pikir, sense of belonging tumbuh bila kedua belah pihak sama-sama mengerti dan mengisi. Pihak perusahaan tidak boleh berhenti mendidik karyawan membangun sense of belonging. Bila perusahaan memiliki manajemen yang baik, akan mempersiapkan beberapa hal yang membuat karyawan tenang, nyaman, dan tidak terpikir akan pergi apalagi berkhianat,” ujar Imaniati. AHAFaktor yang membuat sense of belonging karyawan tidak terbangun, di antaranya karena:
1. Kurangnya kemampuan menyesuaikan diri.
2. Kondisi perusahaan tidak kondusif, dalam arti cuek atas kehadirannya sebagai

karyawan baru.
3. Perusahaan tidak mempunyai program yang jelas dalam menerima karyawan baru.
4. Penerimaan orang di sekitar terhadap dirinya.
5. Tidak menemui seseorang yang bisa dijadikan panutan atau andalan.Tips

Hindari atau Jadi Dibenci
Bila seorang karyawan atau anak buah yang semula mengena di hati, mendadak hilang pamor karena memiliki tingkah laku kurang berkenan, sebaiknya perhatikan beberapa hal yang membuat – tak hanya atasan tapi juga rekan kerja – kehilangan selera kepada Anda.

1. Bersikap superior dan melecehkan rekan kerja.
2. Menjaga jarak dan tidak ramah.
3. Membuat kesalahan kerja akibat didera persoalan pribadi.
4. Cuek dan datang terlambat tapi tidak memberi keterangan.
5. Bersikap defensif terutama ketika diserang kritikan.
6. Terlampau banyak bertanya dan berulang tentang suatu pekerjaan.
7. Bergunjing pada jam kerja berakibat pekerjaan lewati deadline.


No comments:

Post a Comment