Thursday 19 March 2009

PERSAUDARAAN MENEMBUS DIMENSI RUANG DAN WAKTU



Oleh : Ary Sakty (Sh Terate 96 Tulungagung-East Java)

Tulisan ini merespond sms yang telah dikirimkan oleh seorang saudara dari SH xxx .

Kadhang saya dari SH xxx menanyakan tentang apa maksud dan tujuan saya mendirikan padepokan?apakah saya hendak mendirikan Perguruan baru?Kenapa saya merubah Lambang SH Terate?apakah saya tidak menyukai lambang SH Terate yang selama ini sudah ada?dan dengan cara yang seperti apa saya akan menyatukan SH ?Padahal menurut kadhang saya ini ,para sesepuh pada tahun 1986 pernah mengakui bahwa tidak ada manusia yang sempurna,tetapi beliau beliau ini tetap mengakui bahwa SH nya lah yang paling baik dan benar.

Salam Persaudaraan ,

Terimakasih untuk kadhang yang telah mengirimkan SMS tersebut pada nomber saya yang memang sengaja saya pasang pada website ini dengan tujuan mengumpulkan informasi dari para kadhang pendekar.




*Saya akan mencoba untuk menjawab dan memberikan penjelasan yang saat ini masih berada pada relung hati sebagai Niat.Sebelumnya saya permisi kepada beliau beliau para sesepuh SH, dimanapun "panjenengan"berada.Kepada para kadhang pendekar SH,saya tidak bermaksud "melancangi"system yang telah di rumuskan oleh masing masing SH,apalagi menggurui lewat tulisan.saya hanya satu dari sekian kadhang pendekar di luar sana,yang terusik dengan fakta di lapangan ,bahwa "perkelahian"itu dilakukan oleh anak SH a,"penjarahan "itu dilakukan oleh SH b, sementara SH c adalah "pengecut".dimana mana SH,di tembok tembok tepi jalan ada GRAVITY SH, dan masih banyak lagi yang lain fakta diluar sana "terbungkam""terbekukan".Atau akhrinya muncul juga jagoan jagoan "neon"dengan kaos dan jaket berlogo SH "tebar pesona".Sebagai seorang anak muda yang "culun"dan berpendidikan minim ,saya juga pernah sangat bangga apabila memakai kaos berlogo SH.ini bentuk SEnse of Belonging saya terhadap Organisasi yang telah mencetak seorang lelaki lugu,menjadi berotot,ya saat itu saya senang karena saya bisa "tendangan" ,pukulan,bantingan,tapi saya tidak pernah kepengen bisa memecah es batu atau balok beton bahkan saMpai nggak mempan senjata tajam,karena saya tidak butuh semua itu.Yang saya butuhkan adalah saat itu sebagai pemuda culun,dengan pertanyaan dan kesan yang sangat "Mendasar"..Seperti apa ya rasanya jadi Pesilat? seperti apa ya rasanya bersabuk kain putih mori?bagaimana ya rasanya memiliki gelar pendekar? itu saja.

Dan ternyata semua pertanyaan saya itu,jawabannya" tidak sederhana "!..saya hanya orang yang sedikit sekali mengerti apa itu SH ? sungguh ilmu yang tidak pernah ada habisnya dengan sejarah perguruan yang panjang dan misterius.

Tapi untuk Ilmu SH dan sejarah yang sebenarnya tentang SH,itu menjadi observasi dan lelaku di lain waktu.nanti saya juga akan berbagi lewat weblog ini .Sekarang saya hanya ingin bebas menulis dengan keterbatasan Fakta dan referensi,saya masih mengandalkan kesimpulan atas pemahaman yang segini gini aja,saya hanya akan berbicara oleh "khayalan" atau "impian" dan "berandai andai " saja ,bagaimana ya jadinya jika SH itu bersatu ? itu saja ,saya tidak berani melampaui mimpi dan angan angan saya.saya hanya mampu berangan angan bagaimana SH jika cuma satu aja,SH ,...SH ..SH ....bukan a b c x y z...

saya berfikir jika SH cuma satu ,maka arogansi bisa diperkecil,fitnah lebih bisa di jauhi, dan adigang adigung adiguna bisa cepat di maknai. maaf istilah istilah ini sebatas pengetahuan saya.

jika SH menyatu,maka arus bawah atau gerakan bawah tanah yang mengatasnamakan gambar SH padahal "mungkin " ajaran keilmuannya beda atau istilahnya "NUMPANG BEKEN' itu bisa tidak terjadi.
bisa jadi SH dan keilmuannya menjadi MUTIARA indah dan sangat EKSKLUSIF dari jaman ke jaman.

apakah SH tidak lagi eksklusif? saya hanya bisa menjawab" relatif" " tergantung" tapi "pasti".

apa pentingnya SH memiliki kesan eksklusif? saya hanya mampu menjawab "penting"karena tidak akan yang berani coba coba melanggar "sumpah pendekar" dan kemungkaran bisa di perkecil.

jadi dengan terskat skatnya SH ,menurut "pemikiran sederhana "saya ,adalah menimbulkan system atau cara penyampaian keilmuan yang beragam.tapi muaranya tetap satu ,menuju apa yang dimaksud dengan tujuan Guru Besar"pencipta SH'' Ki ageng soerodiwiryo.Muara nya seperti apa? sampai saat saya menulis ini saya masih melakukan observasi,maaf.

kembali ke pertanyaan di sms dari kadhang pendekar"bagaimana cara anda melakukan penyatuan SH" ?

jawab : saya saat ini hanya mampu menulis.menuangkan impian.tindakan permulaan saya berusaha membagi nomer hp saya ke saudara saudara SH manapun untuk bertukar informasi. hasilnya saat ini saudara saudara dari SH Tunas muda winongo juga sangat terbuka pada saya,sangat baik merespond tulisan saya di website atau di sms,saudara saudara di Terate juga berfikir hal yang sama,mereka positif menindaklanjuti "perbuatan"saya ini.saya sekarang mengharapkan saudara saudara dari SH Organisasi dan PSH di jakarta dan kroya untuk merespond tulisan saya ini ,mencatat nomer hp dan menghubungi saya.

jadi bisa saja mimpi saya saat ini hanya sebatas mengumpulkan saudara sebanyak banyaknya,hingga perbedaan yang selama ini menjadikan berita berita tak sedap setiap jelang bulan muharam,pelaku pelakunya akan jera dan sadar sendiri,bahwa semua itu sangat "nggak penting" semua itu bukan cara KSATRIA,bukan pemikiran PANDHITA,dan jauh dari ilmu sejati nya para BRAHMANA.



Bahwa memang telah menjadi tujuan kami untuk sebisa mungkin membuktikan makna “Persaudaraan”dalam arti yang luas tanpa dibatasi oleh prinsip sekalipun.

Jika memang SH a ,SH b,dan SH c, telah memiliki prinsip sendiri sendiri dalam menterjemahkan ajaran yang didapat dari Eyang Suro,itu kami sebut sebagai wujud “kreatifitas” dari seorang murid atas apa yang telah di ajarkan oleh gurunya . Dengan tingkat kecerdasan secara IQ,EQ,dan SQ ,pasti beliau beliau ini “sadar” bagaimana ,kemana,dan mau di apakan SH ?

Contoh : Jika dalam ruang kelas yang di huni oleh banyak siswa,pasti mereka ini akan bersaing untuk menunjukkan prestasi nilai yang sebagus mungkin kepada sang guru.para siswa akan berimprovisasi,berdialog dengan guru,angkat tangan melempar pertanyaan ,bahkan berdebat sekalipun dengan sang guru.

Dan rupa rupanya ,perdebatan sengit ini diterima dengan “dangkal”hingga dari generasi ke generasi .tak ayal lagi ,senam jurus dan pukulan serta tendangan yang telah di dapatkan selama menimba ilmu dari sang guru ,akhirnya dijajal juga untuk berantem sesama saudara seperguruan.Kami melihat semua ini sebagai bentuk “kreatifitas”dan improvisasi yang kebablasan,mungkinkah karena kita hidup di Indonesia yang didominasi oleh energi negatif akibat krisis ekonomi.apa yang terjadi? Kesenggol sedikit aja “prak”,apalagi kalau bicara hingga masuk wilayah prinsip ke akuan ‘wah wah bisa bisa nyawa jadi taruhan.

Kami meyakini ,bahwa Eyang suro tidak pernah dengan sengaja menciptakan konflik turunan ini.Beliau tentu tidak main main merumuskan gerak langkah jurus dan olah bathin .tapi kalimat “tidak main main”menjadi salah artinya jika harus mengkultuskan seorang guru besar.

Melacak kebenaran SH mana yang murni ?tetap saja bermuara pada rahasia bathin Eyang Suro.Ilmu mana yang sejati? Tetap saja kembali pada sang Khalik .

Akhirnya perdebatan tetaplah menjadi perdebatan akan tetapi kami mendukung semua ini sebagai bentuk kreatifitas positif.Tanpa menghilangkan nyawa saudara.Jika harus bertarung karena prinsip ,itu indah jika dimaknai sebagai “ sabung rasa” dalam arena pertandingan.

Rahasia kebenaran ilmu SH eyang suro,dimanifestasikan dalam bentuk “Persaudaraan”.kenapa beliau memakai kata SAUDARA? Tentu beliau telah memikirkannya,bahka menerawang dengan kecerdasan bathinnya melihat masa depan,bahwa apa yang telah diberikan kepada murid murid kinasihnya suatu saat nanti akan menimbulkan permasalahan.

SAUDARA,sangat efektif dan efisien untuk menyentuh manusia yang memiliki akal fikiran dan hati nurani.SAUDARA sangat luar biasa untuk membuat SH mampu bertahan dari jaman kejaman.

So…kenapa harus ada permusuhan ,jika perbedaan itu indah ,jika prinsip itu adalah bentuk kesetiaan murid terhadap ke sakralan ilmu dari sang guru ?

Marilah menjadi SAUDARA lahir dan bathin,sekalipun di kotak kotak oleh sebutan SH a, SH b, SH c ,dll .

Keragaman ini indah dan luar biasa,keragaman ini menciptakan leader leader tangguh dalam manajemen organisasi setia hati.

Jika selama ini bermunculan gambar partai,tentu itu juga improvisasi yang membawa visi dan misi.jika kami menampilkan logo Setia Hati yang telah melenceng dari koridor bahkan dengan apa yang telah di rumuskan oleh para pendahulu,kami tidak memiliki maksud dan tujuan pembangkangan atau merubah.

Lambang ini hanya sebatas tanda pengenal dalam linkup kecil yang kami sebut Forum,yang mana di forum ini kami mengundang saudara saudara dari SH a,b,c untuk urun rembug,berbagi pengalaman,dan menciptakan kedamaian dalam bentuk PERSAUDARAAN.jadi kami bukan perguruan baru dari sempalan SH.kami hanya berusaha menterjemahkan luasnya SETIA HATI ,sehingga forum kami berada seimbang di tengah,tidak dominan pada SH yang mana.di logo ini kami mencoba bagaimana agar sekian SH yang ada menyatu dalam satu FORUM PERSAUDARAAN.jadi bukan menyatukan ajaran yang telah di lindungi oleh sumpah.hanya sebatas kata PERSAUDARAAN yang kami satukan.

Semoga tulisan ini mampu menembus hati nurani kadhang pendekar semua ,sehingga terwujud PERSAUDARAAN lahir bathin ,menembus dimensi ruang dan waktu dalam alur hubungan vertical horizontal ,manusia,alam dan Tuhan.amien…

Alangkah indah jika kita tidak menilai itu benar ini salah,tapi mari kita tarik garis lurus PERSAUDARAAN.nantinya generasi yang akan dating ,pasti mampu melihat dan menentukan jalan mana yang terbaik menuju muara nya .karena SH bukan agama.

3 comments:

  1. Saya pernah merasa menjadi orang SH, confius adanya macam-macam sh,

    Adakah yang bisa beri pencerahan

    ReplyDelete
  2. Salam Persaudaraan,
    Menanggapi artikel ini, kalau menurut saya pribadi sebenarnya ide panjenengan itu bagus, akan tetapi perlu kita ingat bahwa suatu keragaman itu tetaplah diperlukan, karena bagaimanapun juga setiap insan juga butuh yang namanya identitas dan ini adalah suatu realita yang tidak bisa kita tolak.
    Saya sendiri setuju dengan ide panjenengan ingin menyatukan semua aliran ini, akan tetapi kalau bisa penggunaan namanya jangan sampai mengarah atau dipersepsikan seperti pendirian perguruan baru (contoh: Padepokan Setia Hati Madiun). Akan lebih indah apabila diberi nama forum komunikasi aliran setia hati, tidak berupa padepokan, dan tanpa menyatukan simbol yang sudah ada pada masing - masing organisasi tersebut, munculkanlah simbol yang dimiliki apa adanya.
    Dalam pemikiran saya pribadi pada saat kita ingin mempersatukan sesuatu hendaknya kita harus mempertimbangkan dulu apa, dimana, dan bagian apa yang ingin kita satukan
    Mungkin ada yang bertanya kenapa saya berpikiran tidak sepenuhnya menyatukan? Ini karena menurut saya yang membuat semua aliran ini sama hanyalah prinsip dasarnya saja yaitu sama - sama mengamalkan Ajaran Setya Hati atau ajaran budi luhur untuk mengenal diri dan Tuhannya, sedangkan metode beladirinya sudah pasti memiliki ciri khas masing - masing dan inilah yang menurut saya bagian yang tidak boleh kita campur atau satukan, biarkanlah seperti apa adanya.
    Oleh karena itulah saya menyarankan wadahnya adalah berupa forum komunikasi Aliran Setya Hati itu sebenarnya sudah merupakan bentuk pemersatu semua aliran Setia Hati yang ada tanpa menghilangkan simbol,metode, dan ciri khas yang sudah dikembangkan di masing - masing organisasi. Perbedaan itu sebenarnya indah hanya bagaimana kita mendidik adik - adik kita supaya bisa menghargai perbedaan kita dengan saudara - saudara aliran SH yang lain (ini sebuah PR jangka panjang untuk kita semua sebagai seorang pelatih)
    Demikian sedikit pemikiran dari saya sebagai salah satu penerus ajaran SH dari Persaudaraan Setia Hati Terate. Untuk kurang dan lebihnya saya mohon maaf, terimakasih

    ReplyDelete
  3. salam persaudaran.

    saya adalah pemerhati SH dan saya adalah seorang yang ber SETIA HATI. bagi temen-temen jangan sampai menodai cita-cita luhur para sesepuh SH, dan tetap berpeganglah dengan unen-unen "MULAD SALIRO HANGROSO WANI, NGROSO'O NENG ROSING ROSO"

    terima kasih

    ReplyDelete