Showing posts with label musicholic. Show all posts
Showing posts with label musicholic. Show all posts

Thursday, 26 November 2009

Pemenang Penghargaan MTV Indonesia Awards 2009

Malam ini tanggal 25 Nopember 2009 diselenggarakan acara Malam Penghargaan MTV Indonesia Awards (MIA) 2009. Acara ini disiarkan secara langsung di GlobalTV pada pukul 20.00 WIB. Pembawa Acara atau host MTV Indonesia Awards (MIA) 2009 kali ini adalah Asmirandah dan Pevita Pearce.
aku liat si Fitri toprika pas kasih pidato. "Aduh, aku nggak nyiapin pidato soalnya takut yg voting bingung bedain aku sama nikita willi" jiahahahah, kocak banget sih orang itu...selamat buat para pemenanng ya ^^clara said
Malam penganugerahan MTV Indonesia Awards ini dimeriahkan dan dihadiri oleh artis-artis top Indonesia, diantaranya Nadia Saphira, Jessica Iskandar, Kotak Band, SID(Superman IS Dead), Peterpan, Sherina, Sandra Angelia, Atiqah Hasiholan, RAN, Sandra Dewi, T2, Aming, Ayushita, Agnes Monica, Olivia Jenssen, Chika Jessica, Afgan, Ratna Galih, Imelda Lubis, Syahrini, Alexa, Vidi Aldiano, Olla Ramlan, Ungu, Iis Dahlia, Arumi Bachsin, Tika Putri, J-Rocks dan Marsha Timothy. Sedangkan tema acara MTV Indonesia Awards 2009 ini adalah MTV School of Music.

Dan inilah daftar nama-nama pemenang MTV Indonesia Awards (MIA) 2009 :
Most Favorite Backthrough Artist : Kotak Band
Best Model on Clip : Fitri Tropica
Most Inspiring Artist : Peterpan (Ariel, Lukman, Uki, Reza dan David)
Best Cutting Edge Artist : Pee Wee Gaskins
Best Original Soundtrack : Netral (Garuda Didadaku)
Best Video of the Year : Sherina (Cinta Pertama dan Terakhir)
Most Favorite Female Artist : Agnes Monica
Most Favorite Male Artis : Vidi Aldiano
Most Favorite Band/Group or Duo : Slank
MTV Artist of the Year : Agnes Monica

Saturday, 17 October 2009

Paul Young


Penyanyi kelahiran Bedfordshire, London 17 Januari 1956 ini memulai karirnya sebagai gitaris dan basis beberapa band lokal di Inggris. Namanya mulai dikenal publik musik Inggris setelah menjadi vokalis band "Streetband" yang kemudian berubah nama menjadi Q-Tips.
Tahun 1982 Paul Young memutuskan bersolokarir. Dibawah CBS records, Young merilis dua buah debut singel dari album perdananya "No.Parlez" yaitu;

"Iron Out the Rough Spots," dan "Love of the Common People." yang terbiang gagal. Sukses baru ia raih setelah singel ketiganya "Wherever I Lay My Hat (That's My Home)" dirilis. Sukses ini sekaligus berdampak pada debut albumnya "No.Parlez" yang dirilis tahun 1983.

Well lite audience... Setelah tour abum perdana yang sukses, Paul Young menderita sakit pada tenggorokan yang menyebabkan dirinya tidak bisa bernyanyi dan vakum selama 1 tahun. Meski demikian, Young masih tetap eksis dengan berkontribusi dalam singel amal artis-artis Inggris yang tergabung dalam "Band Aid" yaitu; "I'm Gonna Tear Your Playhouse Down,".


Flo Rida ft.Nelly Furtado – Jump

Single of The Day: Flo Rida ft.Nelly Furtado – Jump

Single “Jump” adalah single ketiga dari album R.O.O.T.S. milik Flo Rida. Gimana rasanya perpaduan antara Flo Rida dengan Nelly Furtado? Simak Reviewnya berikut ini…

PhotobucketSaya termasuk orang yang kaget ketika mendengar ramuan album Loose milik Nelly Furtado. Benarkah dia bisa bernyanyi dalam beat-beat hip hop yang sangat kental? Well, lewat Maneater dan Prosmiscous mungkin dia bisa lolos, tapi sayang di track ini Nelly Furtado tinggal kelas. Dia tidak bisa menyamai hook yang ingin ditampilkan oleh Flo Rida.

Jangan memutar lagu ini dipagi hari ketika nyawa anda belum terkumpul sepenuhnya. Selama 18 detik di intro pertama aman, selanjutnya ketika suara Nelly Furtado perlahan-lahan masuk dan memaksa anda ”Jump” disitulah anda harus merasa was-was. Bisa jadi intronya akan terdengar sangat annoying. Tapi ketika anda sudah siap beraktivitas dan membutuhkan suplemen penambah semangat, hantaman bass dan party vibe yang dihantarkan track ini bisa dijadikan asupan untuk mood anda.

Track ini menjadi single ketiga yang dilempar oleh Flo Rida untuk album R.O.O.T.S. (Routes Of Overcoming The Struggle). Tentu saja formula yang banyak digunakan dalam track hip hop adalah dengan mengundang artis lain memberikan twist yang sedikit berbeda. Daripada terdengar monoton. Tapi ternyata kali ini Flo Rida salah pilih. Dibandingkan dengan Wynter yang menemaninya di track “Sugar”, Nelly Furtado terdengar sangat flat! Seakan-akan dia dipaksa untuk menyumbangkan suara saja disana.

Sebenarnya banyak bagian yang cukup menarik di track ini. Terutama ketika Flo Rida menyanyikan tentang “NBA ballin” di pertengahan lagu. Emosi dan klimaks lagunya sudah pas. Tapi ini tidak diselesaikan dengan baik oleh pasangan duetnya. Apakah Nelly Furtado kelebihan beat? Sepertinya iya. Belum tuntas bagian yang dinyanyikan oleh Flo Rida, reffrain sudah dinyanyikannya dengan repetisi yang berulang. Seandainya suaranya sedikit smooth, maka vokalnya tidak akan terdengar saling bertabrakan!

Sedikit rumor mengenai track ini, bahwa memang ini adalah sebuah track ”pesanan”. Dengan adanya satu brand yang terucap di dalam lirik lagunya. Plus, track ini dipilih sebagai soundtrack film G-Force. Film tentang sekumpulan hamster yang mengajak anda untuk ”Jump” kesana kemari.

Well, track ini bisa terasa menyenangkan ketika anda mendengarkannya sambil bermain trampolin atau sewaktu mengendarai mobil anda di perjalanan di sore hari. Satu mantra yang sangat teringat, “When I say ‘jump’, you say ‘how high’?”

(iQko / CreativeDisc Contributors)




Flo Rida ft.Nelly Furtado – Jump

Single of The Day: Flo Rida ft.Nelly Furtado – Jump

Single “Jump” adalah single ketiga dari album R.O.O.T.S. milik Flo Rida. Gimana rasanya perpaduan antara Flo Rida dengan Nelly Furtado? Simak Reviewnya berikut ini…

PhotobucketSaya termasuk orang yang kaget ketika mendengar ramuan album Loose milik Nelly Furtado. Benarkah dia bisa bernyanyi dalam beat-beat hip hop yang sangat kental? Well, lewat Maneater dan Prosmiscous mungkin dia bisa lolos, tapi sayang di track ini Nelly Furtado tinggal kelas. Dia tidak bisa menyamai hook yang ingin ditampilkan oleh Flo Rida.

Jangan memutar lagu ini dipagi hari ketika nyawa anda belum terkumpul sepenuhnya. Selama 18 detik di intro pertama aman, selanjutnya ketika suara Nelly Furtado perlahan-lahan masuk dan memaksa anda ”Jump” disitulah anda harus merasa was-was. Bisa jadi intronya akan terdengar sangat annoying. Tapi ketika anda sudah siap beraktivitas dan membutuhkan suplemen penambah semangat, hantaman bass dan party vibe yang dihantarkan track ini bisa dijadikan asupan untuk mood anda.

Track ini menjadi single ketiga yang dilempar oleh Flo Rida untuk album R.O.O.T.S. (Routes Of Overcoming The Struggle). Tentu saja formula yang banyak digunakan dalam track hip hop adalah dengan mengundang artis lain memberikan twist yang sedikit berbeda. Daripada terdengar monoton. Tapi ternyata kali ini Flo Rida salah pilih. Dibandingkan dengan Wynter yang menemaninya di track “Sugar”, Nelly Furtado terdengar sangat flat! Seakan-akan dia dipaksa untuk menyumbangkan suara saja disana.

Sebenarnya banyak bagian yang cukup menarik di track ini. Terutama ketika Flo Rida menyanyikan tentang “NBA ballin” di pertengahan lagu. Emosi dan klimaks lagunya sudah pas. Tapi ini tidak diselesaikan dengan baik oleh pasangan duetnya. Apakah Nelly Furtado kelebihan beat? Sepertinya iya. Belum tuntas bagian yang dinyanyikan oleh Flo Rida, reffrain sudah dinyanyikannya dengan repetisi yang berulang. Seandainya suaranya sedikit smooth, maka vokalnya tidak akan terdengar saling bertabrakan!

Sedikit rumor mengenai track ini, bahwa memang ini adalah sebuah track ”pesanan”. Dengan adanya satu brand yang terucap di dalam lirik lagunya. Plus, track ini dipilih sebagai soundtrack film G-Force. Film tentang sekumpulan hamster yang mengajak anda untuk ”Jump” kesana kemari.

Well, track ini bisa terasa menyenangkan ketika anda mendengarkannya sambil bermain trampolin atau sewaktu mengendarai mobil anda di perjalanan di sore hari. Satu mantra yang sangat teringat, “When I say ‘jump’, you say ‘how high’?”

(iQko / CreativeDisc Contributors)




Aaron Carter

Time Tunnel: Aaron Carter

Dia lahir dengan Crazy Little Party Girl, besar dengan I’m All About You, dan kini mencoba untuk mengambil alih perhatian dunia kembali dengan Dance With Me. Time Tunnel proudly presents: Aaron Carter.

Photobucket

Lahir di 7 Desember 1987, Aaron Carter yang asli bernama Aaron Charles Carter ini adalah adik dari pop star anggota boyband Backstreet Boys, Nick Carter. Wait wait wait. Itu introducing yang sepertinya sangat salah untuk seorang yang sudah berkarir sejak usianya masih 10 tahun. Baiklah, mari kita ulangi.

Time Tunnel minggu ini membahas Aaron Carter, mantan penyanyi cilik yang sekarang tidak hanya berkiprah di dunia tarik suara saja. Akting, olahraga, bahkan menaripun dia lakukan. Dan kemunculannya di jagad musik internasional sejak 1997 membuatnya layak kita kenang dan ingat2 sejenak dalam Time Tunnel.

Aaron Carter boleh jadi mulus merekam debut album-nya berkat nama sang kakak yang sudah lebih dahulu ngetop. Masa kecilnya yang enggak gampang yang membuat menjadi Aaron yang sekarang. Well at least, effected. Aaron kecil tumbuh dalam keluarga broken home dan merasa ‘terpaksa’ terjun ke show biz saat usianya masih terlalu dini. 7 tahun kala itu. Dia bernyanyi untuk band lokal bernama Dead End, tapi akhirnya berhenti karena band-nya mengusung aliran alternative, padahal Aaron ingin pop. Tapi bukan berarti Aaron lantas tidak bertanggung jawab atas apa yang dia karyakan. Aaron bahkan bisa memainkan berbagai jenis instrumen. Drum, oke. Piano, jago. Gitar, mantab. Bahkan saxophone pun bisa. Kemudian jalannya mulai terang saat menyanyi sebagai pembuka konser BSB dengan lagu ‘Crush On You’.

ALBUM REKAMAN
1996 barulah Aaron masuk dapur rekaman. Saat itu masih nebeng dengan BSB, ‘NSync, The Moffatts dan beberapa nama lainnya sebagai Bravo All-Stars untuk EP Let The Music Heal Your Soul. Baru kemudian album debut ‘Aaron Carter’ dirilis di 1 Desember 1997. Album ini lumayan laris, tapi di luar Amerika Serikat. Plakat emas didapatkan dari Norwegia, Spanyol, Denmark, Kanada, dan Jerman. Tapi tidak nembus Billboard Hot 200 Albums saat dirilis ulang 16 Juni 1998. Dan atas prestasi albumnya, ada rumor tak sedap juga menyertai. Manajer Lou Pearlman dituntut oleh orang tua Aaron berkenaan dengan royalti. Ck ck ck. Album ini berisi hits yang pasti sangat membius. Crush On You, Crazy Little Party Girl, dan I’m Gonna Miss You Forever. Suara Aaron yang cute nan innocent membuat lagu2nya terasa sweet.

Berselang kurang lebih 3 tahun, tepatnya 26 September 2000 Aaron merilis Aaron’s Party (Come Get It) sebagai album kedua yang berisi 12 lagu yang masing2 lagu diselingi interlude. Dan di album ini Aaron mengubah semua tampilan suaranya. Bukan, bukan ‘pecah’ suara menjelang akil balik yang kumaksud disini. Tapi Aaron sebenarnya nge-rap, bukan ‘nyanyi’ di album keduanya. Nuansa pop dan dance masih diramu dengan vokal rap Aaron. Album ini lumayan baik di Amerika, terjual 757.000 kopi hingga pekan ke 12-nya dengan total 3 juta kopi seluruh dunia. Tapi jika dibandingkan dengan rekaman debutnya, secara internasional album ini kalah. Single2 yang menjadi hit dari album ini meliputi I Want Candy dan Aaron’s Party (Come Get It).

Aaron semakin eksis di US. Buktinya adalah album ketiga Oh Aaron yang dirilis 7 Agustus 2001 dengan menempati posisi 7 di Billboard Hot 200 Albums dengan angka penjualan 133.000 kopi. Total penjualan album ketiga ini hanya 1 juta kopi, tapi paling tidak sertifikat Platinum bisa diperoleh. Lebih banyak lagu yang ramah dari album ini, seperti Oh Aaron, Not Too Young Not Too Old, dan I’m All About You. Dilanjutkan oleh Another Earthquake di 3 September 2002, karir Aaron sepertinya semakin memburuk, tenggelam, padam. Karena angka penjualannya sangat mengecewakan. Hingga minggu ke-2 dirilis total penjualan hanya mencapai angka 64.000 kopi saja.

ALBUM KOMPILASI
Untuk membungkus sejarah rekaman Aaron Carter, maka Aaron memutuskan untuk membuat album kompilasinya. Berjudul Most Requested, dirilis 4 Nopember 2003 berisi 16 lagu yang terdiri dari 12 agu dari album sebelumnya dan 4 lagu baru. Tapi tak satupun lagu dari album debutnya. Penjualannya? Hingga saat ini hanya mencatat angka penjualan 50.000 saja. Sangat sulit untuk dipercaya, tapi itulah kenyataannya. Yang lebih stres dari itu adalah Aaron bahkan rela merilis lagi album kompilasi di 17 Januari 2006 dengan judul Come Get It : The Very Best Of. Album ini berisi 12 lagu dari album tahun 2000 hingga 2003-nya tanpa lagu baru. Dan menjelang usia 19-nya, 2 Good 2 B True dirilis 28 Pebruari 2006 sebagai album kompilasi ketiganya. Semakin sedikit saja tracknya. Hanya 10 lagu dari album tahun 2000 hingga 2002 dengan satu lagu baru One For The Summer.

Aaron seperti kehilangan pesona charmingnya di usia remaja. Ditambah lagi terlalu banyaknya berita minus tentang kelakuan sang superstar. Mulai dari berita menyelingkuhi Hilary Duff dengan seorang Lindsay Lohan hingga kepemilikan narkoba di mobilnya di tahun 2008. Tapi sembari itu semua terjadi, Aaron masih eksis juga sebagai aktor dan olahragawan, lho. Semoga saja prestasinya jauh melewati batas ‘kenakalan’nya. Dan tahun depan diharapkan Aaron Carter bisa merilis album studionya. Dan tahun ini sudah banyak lagu baru yang beredar di internet dari Aaron. Perfect Storm dan Let Go adalah 2 di antara beberapa track baru Aaron. Dan satu yang paling baru adalah Dance With Me yang dia bawakan bersama Flo Rida. Dan mudah2an review positif dari pasar bisa mewujudkan album studi Aaron tahun depan, amin!!

Trivia:
1. Aaron selain laris muncul di berbagai tayangan TV, dia juga laris sebagai pengisi soundtrack. Pokemon : The First Movie, Disney Mania, Rugrats In Paris : The Movie, The Princess Diaries, Jimmy Neutron : Boy Genius, dan Ella Enchanted.
2. Selain gabung di Bravo All Stars, proyek amal lain yang pernah Aaron ikuti adalah untuk 11 September ‘What More Can I Give’ karya mendiang Michael Jackson.
3. Perilisan ulang album pertamanya, Aaron juga merekam lagu lawas 1963 berjudul Surfin’ USA. Sedangkan album keduanya dalam edisi rilis ulang memuat lagu berjudul That’s How I Beat Shaq yang menampilkan Shaq langsung dalam Video klipnya!
4. Satu lagu yang menjadi airplay di Medan dari album tahun 2000 Aaron’s party adalah Iko Iko. Lagu bernuansa Hawaii ini lebih dipilih ketimbang lagu lain yang dijadikan single.
5. Selain pernah bekerjasama dengan Baha Men di lagu Summertime, Aaron juga pernah bekerjasama dengan Blake Lewis. Tepatnya di tahun 2008 di sebuah private party membawakan lagu Swagged Up.

Album :
1997 – Aaron Carter
2000 – Aaron’s Party (Come Get It)
2001 – Oh Aaron
2002 – Another Earthquake
2003 – Most Requested
2006 – Come Get It : The Very Best Of
2008 – 2 Good 2 B True

(Ai Hasibuan / CreativeDisc Contributors)




Jennifer’s Body Soundtrack

Album of The Day: Jennifer’s Body Soundtrack

Megan Fox diberi kesempatan untuk menjadi pemain utama dalam sebuah film-horor-remaja. Sebagai penyemarak film, maka dihadirkanlah kompilasi musikalitas khas anak muda dengan kompetensi yang cukup signifikan. Hasilnya, sebuah album yang penuh dengan enerji dan vitalitas.

PhotobucketMendengarkan album original motion picture soundtrack dari film ‘Jennifer’s Body’ mengingatkan akan album sejenis yang keluar pada dekade 90-an, dimana pada saat itu film-film horor remaja tengah mencapai puncaknya. Seolah sebagai simbiosis yang saling menguntungkan antara film, yang diperani oleh jajaran pemain baru, dan musik pengiring, yang diisi oleh penyanyi atau kumpulan yang juga baru, untuk mengenalkan diri mereka ke khalayak umum.

‘Jennifer’s Body’ adalah sebuah film horor-komedi-remaja arahan Karyn Kusama (AEON FLUX) berdasarkan skrip oleh DIablo Cody (JUNO). Ekspektasi tentu saja menjadi tingi, apalagi diperautamakan oleh Megan Fox yang tengah bersinar namanya. Sebagai sebuah film remaja, maka tidak afdol tanpa menyertakan kumpulan musik dari sub-genre yang biasa dinikmati remaja. Maka OST. ‘Jennifer’s Body’ adalah sebuah kompilasi yang cukup representatif untuk itu.

Dari 15 penampil, campuran antara nama-nama beken dan pendatang gress, kesemuanya mencakup enerji dan vitalitas semangat remaja. Maka tidak heran jika nafas pop-rock-alternatif terasa lental disini.

Dibuka dengan “Kiss With A Fist” dari sensasi rock terbaru Florence + The Machine yang dipenuhi oleh raungan gitar dan ketukan drum ala punk yang mengehentak. Sebuah pembuka yang manis. Selanjutnya ada Panic! At The Disco dengan “New Perspective” yang tidak terlalu garang, namun dipenuhi oleh kekuatan emo-rock yang mendukung untuk itu.

Hayley Williams cuti sejenak menjadi vokalis Paramore dan mendendangkan “Teenagers” yang lebih berbau pop-rock. Hayley tidak menjerit seperti biasanya disini dan bernyanyi secara lebih santai dengan komposisi musik yang antemik, sesuai dengan tema lagunya.

Seakan belum cukup, nafas antemik yang dipenuhi hook yang catchy dilanjutkan Little Boots dengan “New in Town” yang berbau elektro-rock. Sedikit bermellow ria berikutnya dihadirkan oleh band emo beken Dashboard Confessional melalui “Finishing School”.

Low Shoulder mungkin belum begitu dikenal, akan tetapi “Through The Trees”-nya boleh dicoba sebagai emo yang lebih power ketimbang Dashboard Confessional sebelumnya. Dan keimutan yang dikejar oleh Cute Is What We Aim For dalam “Time” tetap dalam ranah rock yang atmosferik.

Kumpulan punk Screeching Weasel dengan penuh semangat menyanyi ulang “I Can See Clearly Now” dan Cobra Starship yang lebih mapan menghadirkan “Chew Me Up and Spit Me Out” yang berbau disko bumbu rock. Sedang kumpulan pengusung modern rock, All Time Low melengkingkan “Toxic Valentine” yang rasanya terlalu tipikal.

Selanjutnya ada salah satu lagu terbaik dalam kompilasi ini, “I’m Not Gonna Teach Your Boyfriend How To Dance With You” dari Black Kids. Benar-benar penuh dengan potensi untuk menjadi besar. Ditingkahi dengan drum yang melonjak, mengajak bergoyang, dan raungan riff gitar yang catchy.

White Lies hadir dengan ‘Death’ yang sedikit mengingatkan akan Snow Patrol disini, akan tetapi tembang bergaya post-punk mereka juga sangat menarik untuk dicermati. Sedangkan “Celestial Crown” dari The Sword lumayan mampu menghadirkan kesan bising ala rock alternatif era 90-an, meski tanpa menghadirkan vokal sama sekali.

Dua trek penutup adalah “Little Lover’s so Polite” dari Silversun Pickups dan “Ready for the Floor” dari Lissy Trullie. Kedua-duanya adalah tembang rock dengan kekuatan pada vokal penyanyinya yang berjenis kelamin perempuan Yang pertama lumayan menarik namun gampang terlupakan sedangkan yang terakhir menutup album dengan feel tepat.

Apakah lagu-lagu kontributif terhadap perkembangan narasi filmnya atau tidak bukan merupakan hal yang perlu kita bahas disini. Akan tetapi secara keseluruhan, dengan mendengarkan album ini, maka secara umum kita akan mengankap semangat revivalitas rock dalam album ini akan menjadi atmosfir yang jenial untuk filmnya. Apalagi dengan hadirnya penyanyi atau pun band yang mayoritas divokali oleh perempuan, maka unsur tersebut semakin kentara.

Sebagai sebuah album kompilasi, album ini pun cukup mumpuni menjalani misinya. Pilihan lagunya, meski setipe akan tetapi mempunyai momen-omen tertentu yang menghanyutkan. Dengan beberapa nama besar dan nama-nama yang kurang dikenal mencoba menampilkan lagu-lagu mereka sebagai warna dalam film ini, maka modal album ini sudah lumayan kuat. Hanya saja, tidak semua materi di album ini benar-benar menarik.

Kalau harus memilih, maka “Kiss With A Fist”, “Teenagers”, “Through The Trees”, “Time”, “I’m Not Gonna Teach Your Boyfriend How To Dance With You” dan “Ready for the Floor” adalah highlight untuk album ini.
(Haris / CreativeDisc Contributors)

TRACK LIST:
01. Florence + The Machine – Kiss With a Fist
02. Panic! At the Disco – New Perspective
03. Hayley Williams – Teenagers
04. Little Boots – New In Town
05. Dashboard Confessional – Finishing School
06. Low Shoulder – Through the Trees
07. Cute Is What We Aim For – Time
08. Screeching Weasel – I Can See Clearly Now
09. Cobra Starship – Chew Me Up and Spit Me Out
10. All Time Low- Toxic Valentine
11. Black Kids – I’m Not Gonna Teach Your Boyfriend How to Dance With You
12. White Lies – Death
13. The Sword – Celestial Crown
14. Silversun Pickups – Little Lover’s So Polite
15. Lissy Trullie – Ready for the Floor




Jennifer’s Body Soundtrack

Album of The Day: Jennifer’s Body Soundtrack

Megan Fox diberi kesempatan untuk menjadi pemain utama dalam sebuah film-horor-remaja. Sebagai penyemarak film, maka dihadirkanlah kompilasi musikalitas khas anak muda dengan kompetensi yang cukup signifikan. Hasilnya, sebuah album yang penuh dengan enerji dan vitalitas.

PhotobucketMendengarkan album original motion picture soundtrack dari film ‘Jennifer’s Body’ mengingatkan akan album sejenis yang keluar pada dekade 90-an, dimana pada saat itu film-film horor remaja tengah mencapai puncaknya. Seolah sebagai simbiosis yang saling menguntungkan antara film, yang diperani oleh jajaran pemain baru, dan musik pengiring, yang diisi oleh penyanyi atau kumpulan yang juga baru, untuk mengenalkan diri mereka ke khalayak umum.

‘Jennifer’s Body’ adalah sebuah film horor-komedi-remaja arahan Karyn Kusama (AEON FLUX) berdasarkan skrip oleh DIablo Cody (JUNO). Ekspektasi tentu saja menjadi tingi, apalagi diperautamakan oleh Megan Fox yang tengah bersinar namanya. Sebagai sebuah film remaja, maka tidak afdol tanpa menyertakan kumpulan musik dari sub-genre yang biasa dinikmati remaja. Maka OST. ‘Jennifer’s Body’ adalah sebuah kompilasi yang cukup representatif untuk itu.

Dari 15 penampil, campuran antara nama-nama beken dan pendatang gress, kesemuanya mencakup enerji dan vitalitas semangat remaja. Maka tidak heran jika nafas pop-rock-alternatif terasa lental disini.

Dibuka dengan “Kiss With A Fist” dari sensasi rock terbaru Florence + The Machine yang dipenuhi oleh raungan gitar dan ketukan drum ala punk yang mengehentak. Sebuah pembuka yang manis. Selanjutnya ada Panic! At The Disco dengan “New Perspective” yang tidak terlalu garang, namun dipenuhi oleh kekuatan emo-rock yang mendukung untuk itu.

Hayley Williams cuti sejenak menjadi vokalis Paramore dan mendendangkan “Teenagers” yang lebih berbau pop-rock. Hayley tidak menjerit seperti biasanya disini dan bernyanyi secara lebih santai dengan komposisi musik yang antemik, sesuai dengan tema lagunya.

Seakan belum cukup, nafas antemik yang dipenuhi hook yang catchy dilanjutkan Little Boots dengan “New in Town” yang berbau elektro-rock. Sedikit bermellow ria berikutnya dihadirkan oleh band emo beken Dashboard Confessional melalui “Finishing School”.

Low Shoulder mungkin belum begitu dikenal, akan tetapi “Through The Trees”-nya boleh dicoba sebagai emo yang lebih power ketimbang Dashboard Confessional sebelumnya. Dan keimutan yang dikejar oleh Cute Is What We Aim For dalam “Time” tetap dalam ranah rock yang atmosferik.

Kumpulan punk Screeching Weasel dengan penuh semangat menyanyi ulang “I Can See Clearly Now” dan Cobra Starship yang lebih mapan menghadirkan “Chew Me Up and Spit Me Out” yang berbau disko bumbu rock. Sedang kumpulan pengusung modern rock, All Time Low melengkingkan “Toxic Valentine” yang rasanya terlalu tipikal.

Selanjutnya ada salah satu lagu terbaik dalam kompilasi ini, “I’m Not Gonna Teach Your Boyfriend How To Dance With You” dari Black Kids. Benar-benar penuh dengan potensi untuk menjadi besar. Ditingkahi dengan drum yang melonjak, mengajak bergoyang, dan raungan riff gitar yang catchy.

White Lies hadir dengan ‘Death’ yang sedikit mengingatkan akan Snow Patrol disini, akan tetapi tembang bergaya post-punk mereka juga sangat menarik untuk dicermati. Sedangkan “Celestial Crown” dari The Sword lumayan mampu menghadirkan kesan bising ala rock alternatif era 90-an, meski tanpa menghadirkan vokal sama sekali.

Dua trek penutup adalah “Little Lover’s so Polite” dari Silversun Pickups dan “Ready for the Floor” dari Lissy Trullie. Kedua-duanya adalah tembang rock dengan kekuatan pada vokal penyanyinya yang berjenis kelamin perempuan Yang pertama lumayan menarik namun gampang terlupakan sedangkan yang terakhir menutup album dengan feel tepat.

Apakah lagu-lagu kontributif terhadap perkembangan narasi filmnya atau tidak bukan merupakan hal yang perlu kita bahas disini. Akan tetapi secara keseluruhan, dengan mendengarkan album ini, maka secara umum kita akan mengankap semangat revivalitas rock dalam album ini akan menjadi atmosfir yang jenial untuk filmnya. Apalagi dengan hadirnya penyanyi atau pun band yang mayoritas divokali oleh perempuan, maka unsur tersebut semakin kentara.

Sebagai sebuah album kompilasi, album ini pun cukup mumpuni menjalani misinya. Pilihan lagunya, meski setipe akan tetapi mempunyai momen-omen tertentu yang menghanyutkan. Dengan beberapa nama besar dan nama-nama yang kurang dikenal mencoba menampilkan lagu-lagu mereka sebagai warna dalam film ini, maka modal album ini sudah lumayan kuat. Hanya saja, tidak semua materi di album ini benar-benar menarik.

Kalau harus memilih, maka “Kiss With A Fist”, “Teenagers”, “Through The Trees”, “Time”, “I’m Not Gonna Teach Your Boyfriend How To Dance With You” dan “Ready for the Floor” adalah highlight untuk album ini.
(Haris / CreativeDisc Contributors)

TRACK LIST:
01. Florence + The Machine – Kiss With a Fist
02. Panic! At the Disco – New Perspective
03. Hayley Williams – Teenagers
04. Little Boots – New In Town
05. Dashboard Confessional – Finishing School
06. Low Shoulder – Through the Trees
07. Cute Is What We Aim For – Time
08. Screeching Weasel – I Can See Clearly Now
09. Cobra Starship – Chew Me Up and Spit Me Out
10. All Time Low- Toxic Valentine
11. Black Kids – I’m Not Gonna Teach Your Boyfriend How to Dance With You
12. White Lies – Death
13. The Sword – Celestial Crown
14. Silversun Pickups – Little Lover’s So Polite
15. Lissy Trullie – Ready for the Floor




Pitbull ft.Nicole Scherzinger – Hotel Room Service

Single of The Day: Pitbull ft.Nicole Scherzinger – Hotel Room Service

Pitbull dan Nicole Scherzinger??? Nikmati mereka di Hotel Room Service official remix!!!

Kategori: Single of The Day

PhotobucketNicole Scherzinger tampil dalam remix version sebuah lagu yang sangat menggairahkan untuk didengar. Armando Christian Pérez atau yang lebih dikenal publik dengan nama Pitbull mengajak Nicole Scherzinger untuk tampil dalam rilisan remix resmi untuk single ketiga dr album ke-4 nya yang rilis 1 September kemarin. Hotel Room Service awalnya dilempar ke pasaran di 16 Juni yang berhasil peak di posisi 8 Billborad Hot 100 Singles, dan menjadikannya lagu terpopuler kedua setelah Calle Ocho. Yang kemudian rilisan remixnya hadir di 6 September.

Layaknya 3Oh!3 yang menggandeng Katy Perry, atau Cobra Starship yang bawa2 Flo Rida, maka tambahan vokal Nicole untuk Pitbull juga pasti ngaruh. Lagu ini jadinya lebih hidup dengan komunikasi 2 arah antara si cowok dengan si cewek yg udah heboh pengen janjian untuk make out di kamar hotel. Agak nakal, tapi seru.

Lagunya mengambil sample “Push the Feeling On” dari Nightcrawlers. Beberapa liriknya juga refer to other rappers’ songs. Kayak bagian “We at the hotel, motel, holiday inn” yang ini diambil dari lagu “Rapper’s Delight oleh the Sugarhill Gang. Diproduseri ama Jim Jonsin, Hotel Room Service adalah one song to dance with. Dengan semangat 45, lupakan pacarmu, dan temui aku di kamar hotel!!!
(Ai Hasibuan / CreativeDisc Contributors)

Lirik :

[Pitbull]
Tim Johnson
Mr. 305
Remix
Nicole
Hello Pussycat Dolls

[Nicole]
What you got me doin baby

[Chorus]
Forget about your boyfriend and meet me at the hotel room,
I will bring my girlfriends and meet me at the hotel room. [x2]
We at the hotel, motel, holiday inn. [x4]

She like that freaky stuff, 2 and the O, 1 in the eye, that kinky stuff, you nasty, but I like your type and like T.I.’s, whatever you like. Bring your girls, whatever the night, your man just left, i’m the plump of the night, let me check your pipes, oh, you’re the healthy type. Well, here goes some egg whites. Now gimme that sweet, that nasty gushy stuff, let me tell you what we gon’ do. 2 + 2, i’m gonna undress you. Then we’re gonna go 3 and 3 you gon’ undress me. Then we’re gon’ go 4 and 4, we gon’ freak some more, but first!

[Chorus]

after party in the hotel lobby,
then we off to the room like vroom,with the grills in yo mouth trippin up yo blouse,and pull that g-sting down south uuu OK shawty, 1’s company, 2’s a crowd, and 3’s a party. A girl ain’t with it, I got somebody, in my nature she’s naughty. Now gimme that sweet, that nasty gushy stuff. Ima tell you what we gon’ do, 2 + 2, i’m gon’ undress you. Then we gon’ go 3 and 3, you gon’ undress me. Then we gonna go 4 and 4, we gon’ freak some more! But firstly…

[Chorus]




Pitbull ft.Nicole Scherzinger – Hotel Room Service

Single of The Day: Pitbull ft.Nicole Scherzinger – Hotel Room Service

Pitbull dan Nicole Scherzinger??? Nikmati mereka di Hotel Room Service official remix!!!

Kategori: Single of The Day

PhotobucketNicole Scherzinger tampil dalam remix version sebuah lagu yang sangat menggairahkan untuk didengar. Armando Christian Pérez atau yang lebih dikenal publik dengan nama Pitbull mengajak Nicole Scherzinger untuk tampil dalam rilisan remix resmi untuk single ketiga dr album ke-4 nya yang rilis 1 September kemarin. Hotel Room Service awalnya dilempar ke pasaran di 16 Juni yang berhasil peak di posisi 8 Billborad Hot 100 Singles, dan menjadikannya lagu terpopuler kedua setelah Calle Ocho. Yang kemudian rilisan remixnya hadir di 6 September.

Layaknya 3Oh!3 yang menggandeng Katy Perry, atau Cobra Starship yang bawa2 Flo Rida, maka tambahan vokal Nicole untuk Pitbull juga pasti ngaruh. Lagu ini jadinya lebih hidup dengan komunikasi 2 arah antara si cowok dengan si cewek yg udah heboh pengen janjian untuk make out di kamar hotel. Agak nakal, tapi seru.

Lagunya mengambil sample “Push the Feeling On” dari Nightcrawlers. Beberapa liriknya juga refer to other rappers’ songs. Kayak bagian “We at the hotel, motel, holiday inn” yang ini diambil dari lagu “Rapper’s Delight oleh the Sugarhill Gang. Diproduseri ama Jim Jonsin, Hotel Room Service adalah one song to dance with. Dengan semangat 45, lupakan pacarmu, dan temui aku di kamar hotel!!!
(Ai Hasibuan / CreativeDisc Contributors)

Lirik :

[Pitbull]
Tim Johnson
Mr. 305
Remix
Nicole
Hello Pussycat Dolls

[Nicole]
What you got me doin baby

[Chorus]
Forget about your boyfriend and meet me at the hotel room,
I will bring my girlfriends and meet me at the hotel room. [x2]
We at the hotel, motel, holiday inn. [x4]

She like that freaky stuff, 2 and the O, 1 in the eye, that kinky stuff, you nasty, but I like your type and like T.I.’s, whatever you like. Bring your girls, whatever the night, your man just left, i’m the plump of the night, let me check your pipes, oh, you’re the healthy type. Well, here goes some egg whites. Now gimme that sweet, that nasty gushy stuff, let me tell you what we gon’ do. 2 + 2, i’m gonna undress you. Then we’re gonna go 3 and 3 you gon’ undress me. Then we’re gon’ go 4 and 4, we gon’ freak some more, but first!

[Chorus]

after party in the hotel lobby,
then we off to the room like vroom,with the grills in yo mouth trippin up yo blouse,and pull that g-sting down south uuu OK shawty, 1’s company, 2’s a crowd, and 3’s a party. A girl ain’t with it, I got somebody, in my nature she’s naughty. Now gimme that sweet, that nasty gushy stuff. Ima tell you what we gon’ do, 2 + 2, i’m gon’ undress you. Then we gon’ go 3 and 3, you gon’ undress me. Then we gonna go 4 and 4, we gon’ freak some more! But firstly…

[Chorus]




Melanie Fiona – The Bridge

Album of The Day: Melanie Fiona – The Bridge

Kalo sekilas mendengar single “Give It To Me Right”, sepertinya kita teringat dengan nama Amy Winehouse atau Duffy. Tapi ternyata single ini dibawakan oleh pendatang baru Melanie Fiona. Gimana dengan debut albumnya? Check this out!

PhotobucketSatu lagi solois wanita berbakat asal Kanada meramaikan dunia musik dengan warna yang memang sepertinya tidak bisa dibilang baru, karena sudah ada nama besar Amy Winehouse dan Duffy. Setidaknya saya merasa Melanie Fiona membawa angin segar di tengah kejenuhan terhadap Wino dan Duffy. Mungkin disebabkan akar musik reggae Guyana yang dibawa kedua orang tuanya yang adalah imigran asal Guyana.

Setidaknya sentuhan dan cengkok yang berbeda dari Melanie membuatnya sedikit menonjol di tengah sepinya persaingan soul singer tahun ini. Melanie sendiri mengaku rasa musiknya dipengaruhi oleh musik yang diputar sang Ibu, mulai dari The Ronettes, Bob Marley sampai Whitney Houston dan Sade. Sementara kemampuan panggungnya diperoleh lewat sang Ayah yang memberinya kesempatan untuk manggung. Video klipnya ‘Bang Bang’ tengah lalu lalang di Channel [V].

Yang membuat Melanie menonjol adalah kemampuannya menulis lagu ditunjang oleh kolaborasi dengan Andrea Martin yang telah menghasilkan hit ‘Better In Time’-nya Leona Lewis dan sejumlah penyanyi kulit hitam lainnya. Debut album Melanie ini juga didukung oleh produser macam Vada Nobles yang pernah menangani Rihanna, Stereotypes yang sukses dengan Danity Kane, TI, Mary J. Blige juga Future Cut yang sukses menangani Natasha Beddingfield dan Sugababes.

Album ini menurut Melanie sendiri diberi judul ‘The Bridge’ karena musiknya yang menjembatani perbedaan etnik, genre, kelompok umur dan jenis kelamin. Menurut saya sendiri album ini sangat kental nuansa retronya. Kita akan menemukan berbagai cita rasa musik. Perpaduan rasa retro antara klasik soul, rock n roll 60s, sedikit reggae dan latin serta sentuhan pop yang lebih kontemporer.

Melanie akan menceriakan hari kita dengan lagu-lagu yang sebagian besar memiliki beat yang mid dan up tempo. Seperti pada ‘Give It To Me Right’, ‘Bang Bang’ atau ‘Johnny’. Tetapi lewat lagu yang lebih down tempo macam ‘It Kills Me’ atau “Teach Him’, Melanie membuktikan kalau dirinya adalah penyanyi yang mampu mempresentasikan lagu-lagu seperti itu dengan interpretasi yang baik. Meski sebagian besar isinya didominasi lagu-lagu upbeat yang ceria, album ini tidak terasa membosankan. Dinamika antara klasik soul, retro rock n roll, reggae dan latin membuat “The Bridge’ layak untuk dikoleksi.
(Timmy / CreativeDisc Contributors)

Track List:
1. “Give It to Me Right” – 3:43
2. “Bang Bang” – 3:28
3. “Monday Morning” – 3:38
4. “Please Don’t Go (Cry Baby)” – 3:15
5. “Ay Yo” – 3:18
6. “Walk On By” – 3:31
7. “You Stop My Heart” – 3:46
8. “Johnny” – 3:42
9. “Sad Songs” – 4:38
10. “Priceless” – 3:47
11. “It Kills Me” – 4:10
12. “Teach Him” – 4:10







Tuesday, 29 September 2009

Garry Moore

Still Got The Blues (For You)

Best slow hits yang satu ini merupakan sebuah lagu bergenre blues rock dengan solo gitar yang sangat apik. Ya, Still Got The Blues karya gitaris asal Irlandia Utara, Garry Moore.

Well… penggarapan “Still Got The Blues” punya cerita tersendiri, khususnya gitar yang digunakan Moore, yaitu gitar Les Paul Standard keluaran tahun 1959, yang ia namai Lizzy.

Dalam sebuah wawancara Garry Moore menuturkan, ia menyimpan gitar kesayangannya itu sejak tahun 1980, karena tidak cocok digunakan untuk musik rock yang ia mainkan saat itu.

Sembilan tahun kemudian, tepatnya tahun 1989 Moore merasa seperti mendapat bisikan untuk kembali bermain blues, dan tahun berikutnya mulailah ia menggarap album blues yang diberinama Still Got The Blues.

Saat Moore mulai menggarap Still Got The Blues, barulah Lizzy ia bawa ke Studio. Awalnya gitar itu dibawa tapi bukan untuk dimainkan , hanya sekedar untuk cek sound dan ruangan. Namun, ketika Moore mulai mencoba menggarap lagu Still Got The Blues, ia menggunakan Lizzy, ternyata Still Got The Blues langsung selesai hanya dalam sekali take. Moore sendiri mengaku tidak percaya dan tidak akan pernah melupakan kejadian itu.

Well… Dirilis tahun tahun 1990, Still Got the Blues dirilis dalam album dengan titled yang sama dan berhasil mencapai posisi 97 di US album chart dan posisi 31 di Inggris.

Tahun 2008 lalu, Band asal Jerman "Jud's Gallery" menuding Garry More melakukan plagiat dalam lagu Still Got The Blues”. Mereka menganggap Solo gitar dalam Still Got The Blues menjiplak karya mereka yaitu pada lagu berjudul Nordrach yang dirilis tahun 1974. Garry Moore sendiri menyangkal tuduhan itu.


Smokey Robinson

Ikon Musik AS
Penyanyi legendaris yang satu ini merupakan salah satu ikon musik Amerika Serikat. Ya.. dialah "Smokey Robinson" sang penyanyi, pencipta lagu dan produser yang handal. Antara tahun 1961 s/d 1988, Robinson telah mencetak 37 top 40 hits untuk Motown Records, baik sebagai anggota grup vokal "The Miracle" mapun sebagai solo artis. Robinson juga menulis lagu dan memproduksinya untuk artis Motown Records lainnya seperti The Temptations' dan he Four Tops.

Robinson yang lahir di Detroit, Michigan, AS pada 19 Februari 1940 ini memulai karirnya bersama grup vokal "The Miracles" di awal tahun 60an. Dibawah label "Motown Records", perusahaan rekaman yang ia bangun bersama penulis lagu Barry Gordy, "The Miracles" berhasil mencapai sukses hingga akhinya Robinson memilih bersolokarir di tahun1973.

Ditahun yang sama Robinson merilis perdananya "Smokey", yang menghasilkan hits "Sweet Harmony". Llagu ini sendiri dipersembahkan untuk mantan grupnya "The Miracles", namun sayang, album keduanya "Pure Smokey" tidak begitu sukses.
Well, penyayi bernama asli "William Robinson, Jr. ini kembali mencetak hits pada album ketiganya "A Quite Strom". Lagu "Baby That's Backatcha" berhasil mencapai posisi 7 Billboard Hot 100, sekaligus semakin mematapkan reputasi Robinson sebagai master dalam penulisan lagu dan produser.

Namun, 5 album Robinson berikutnya tidak begitu sukses dan baru kembali bisa mencetak hits pada album "Where There's Smoke" di tahun 1979. Album ini menghasilkan hits "Cruisin", yang berhasil masuk posisi 4 Billboard Hot 100. Tahun 1981, singelnya "Beeing With You" berhasil menjadi hits dan mencapai posisi 2 di Billboard Hot 100. Lagu dari album dengan nama yang sama ini juga menjadi No.1 di Inggris.

Hits lainnya yang dicetak Robinson yaitu "Tell Me Tomorrow" dan "Old Fashioned Love" dari album "Yes It's You Lady" di tahun 1982. Dua album berikutnya " Touch The Sky " di tahun 1983 dan "Essar" ditahun 1984 gagal dan menjadi titik terendah sepanjang karirnya.

Dipertengahan tahun 1980-an ini pula Robinson menderita kekecanduan Heroin yang membuat karirnya madeg. Tidak itu saja, kehidupan rumah tangganya dengan Claudette hancur. Untungnya ia berhasil sembuh dengan cepat dan kembali merajut karir musiknya.

Tahun 1987 Robinson merilis album "One Heartbeat" yang menghasilkan hits "Just to See Her" and "One Heartbeat". Album ini juga memberinya Grammy Award untuk lagu "Just To See Her", dan di tahun 1987 atas prestasinya didunia musik, namanya masuk "Rock & Roll Hall Of Fame".

Tahun 90-an Robinson merilis 3 album, "Love, Smokey" yang merupakan album terakhirnya untuk Motown Records di tahun 1990, kemudian "Double Good Everything" di tahun 1991 dan "Intimate" di tahun 1999. Ditahun yang sama Robinson menerma penghargaan "The Grammy Lifetime Achievement Award". Terakhir Smokey Robinson merilis album "Timeless Love" di tahun 2006.


Wednesday, 16 September 2009

Atlantic Star

R&B Supergroup
Band bermaterikan 9 personel ini dibentuk oleh tiga bersaudara Dave,Wayne dan Jonathan Lewis, di New York tahun 1976. Enam personel lainnya ditarik setelah band ini terbentuk. Mereka adalah Sharon Bryant, William Sudderth, Damon Rentie, Clifford Archer, Porter Carroll, Jr. dan Joseph Phillips.

Atlantic Star memulai perjalanan musik mereka setelah dirilisnya debut album mereka “Atlantic Star” di tahun 1978. Album yang dirilis dibawah label A&M ini tidak begitu sukses namun melahirkan hits "Stand Up".

Tahun berikutnya mereka merilis album “Straight to the Point”, yang nasibnya hampir sama dengan album pedananya. Nama Atlantic Star mulai melambung pada album ketiga mereka “Radiance”, yang dirilis tahun 1981.

“Radiance” menghasilkan hits single "When Love Calls" yang sekaligus menjadikan mereka super grup di genre R&B. Sukses ini dilanjutkan dengan dirilisnya album “Brilliance” ditahun 1982. Album ini menghasilkan dua hits "Love Me Down" and "Circles.". Album kelima Atlantic Star “Your Forever”, yang dirilis tahun 1985 juga menghasilkan hits single "Touch A Four Leaf Clover.".

Tahun 1985, lead vocal Sharon Bryant memutuskan keluar dari Atlantic Star. Posisinya digantikan Barbara Weathers. Ditahun yang sama Atlantic Star merilis album “As The Band Turns”. Album dengan lead vocal baru ini ternyata lebih sukses. Tercatat tiga R&B hits lahir dari album ini, yaitu; "Freak-A-Ristic,", "If Your Heart Isn't In It," and "Secret Lovers.".

Sukses ini dilanjutkan dengan merilis album Greathes Hits mereka "Secret Lovers...The Best of Atlantic Starr,". Bintang Atlantic Star makin bersinar setelah dirilisnya album “All in the Name of Love” di tahun 1987. Album ini tercatat sebagai album tersukses mereka dengan hits; "Always", "One Lover at a Time" and "Armed and Dangerous.".

Setelah album ini, Weathers keluar dari band untuk bersolo karir, posisinya digantikan Porscha Martin. Tahun 1989 Atlantic STar merilis album “We're Movin' Up” yang menghasilkan hits “ "My First Love" yang menjadi no.1 di Billboard Hot black singles.

Usai album ini giliran Martin keluar, dan posisinya digantikan Rachel Oliver. Tiga album Atlantic Star berikutnya Love Crazy di tahun 1991 dan “Time” di tahun 1994 serta Legacy ditahun 1999 terbilang gagal. Terakhir Atlantic Star merilis album The Best mereka di tahun 2001.


James Taylor

Legend Yang Hampir Tewas Karna Narkoba
Penyanyi kelahiran Massachusetts pada 12 Maret 1948 ini memuai karirnya di Kota New York dengan bergabung bersama band "The King Beer". Sayangnya selain musik, di New York ini pula ia mulai berkenalan dengan Heroin dan Drugs lainnya. Ini yang membuat Taylor menjadi pecandu, dan jika tanpa bantuan sang ayah Isac Taylor, mungkin ia tidak akan selamat.

Well… Usai menjalani rehabilitasi, Taylor hijrah ke Inggris. Di London ia memutuskan untuk bersolo karir dibawah Aple Record. Tahun 1968, Taylor merilis album perdananya “James Taylor” yang menghasilkan hits, "Something in the Way She Moves", "Carolina in My Mind" and "Rainy Day Man".

Sukes album perdana dilanjutkan dengan dirilisnya “Sweet Baby James dirilis” di tahun 1970. Album yang digarap bersama penyanyi Carol King ini melahirkan hits "Fire and Rain," dan Steamroller". Berikutnya Taylor merilis album ketiganya “Mud Slide Slim and the Blue Horizon” di tahun 1971. Album yang didalamnya terdapat cover verson lagu milik Carol King, “You’ve Got A Friend” berhasil mejadi no.1 pertamanya di Billboard Hot 100, sekaligus memberinya Grammy untuk kategori Best Pop Vocal Performance.

Sukses juga diraih album kelima ““One Man Dog”. Album yang dirilis thn 1972 ini menghasilkan hits "Don't Let Me Be Lonely Tonight". Namun album kelima Taylor, dengan titled “Walking Man” yang dirilis tahun 1974 gagal.

Taylor kembali bangkit di album ke enamnya “Gorilla yang menghasilkan hits cover version Marvin Gaye’s, “How Sweet It Is” (to be love by you) dan “Mexico”. Sukses Gorilla dilanjutkan dengan album “In The Pocket” di tahun 1976. Album ini menghasilkan hits “Shower The People” yang menjadi standart konsert – konser James Taylor. Tahun 1977 Taylor merilis album, "JT" dibawah label Colombia Record. Dua hits lahir dari album ini; "Handy Man" and "Your Smiling Face". Lagu “Handy Man” juga membuahkan Taylor Grammy untuk kategori Best Pop Vocal Performance.

Dipenghhujung tahun 70-an Taylor merilis album “Flag”. Meski tidak begitu berhasil, album ini menghasilkan 1 hits cover verson Carol King “"Up on the Roof". Memasuki tahun 80-an, tepatnya Tahun 1981, Taylor merilis album “Dad Loves His Work”. Dalam album ini, kolaborasinya dengan J.D. Souther dengan titled "Her Town Too" berhasil masuk posisi 11 Billboard Pop Singles Chart.

Ditahun yang sama, bahtera rumahtangganya dengan penyanyi Carly Simon hancur. Peristiwa ini membuat taylor vakum selama 4 tahun. Baru di tahun 1985 ia merilis album “That's Why I'm Here” yang biasa-biasa saja. Namun album – album Taylor berkutnya cukup sukses, yaitu seperti “Never Die Young” di thn 1988 dan “New Moon Shine” di tahun 1991 dan “Hourglass” di tahun 1997.

Tahun 2002 hingga saat ini Taylor masih eksis, tercatat ia telah merilis 3 album, “October Road” tahun 2002, "Cover" dan "Other Covers". Ketiga album ini cukup sukses.


Rick Astley


Bermula Dari Penyanyi Tape-of
Rick Astley merupakan penyanyi bervokal baritone yang menghentak dunia dengan lagu-lagu hitsnya di tahun 80 dan 90-an. Terlahir dengan nama Richard Paul Astley di Newton-Le-Willows, Inggris pada 6 Februari 1966.

Rick Astley memulai karirnya bersama band bernama "Give Way" dan “FBI”, namun karir musiknya baru dimulai saat ia menerima tawaran produser Pete Waterman untuk hijrah ke London, dan bekerja di studio rekaman PWL Records.

Tidak seperti penyanyi berbakat lainnya, Rick Astley justru memulai karir sebagai tape-op atau penyanyi yang bekerja menyanyikan lagu yang akan dinyanyikan penyanyi lain. Namun, konon Rick Astley malah lebih sering ditugasi membuat teh untuk tamu.

Setelah dua tahun bekerja di PWL Studio, Rick Astley mulai menggarap debut singlenya sendiri yaitu "Never Gonna Give You Up" pada Januari 1987. Singel yang kemudian dirilis pada Agustus 1987 ini langsung meledak dipasaran. "Never Gonna Give You Up" menjadi no.1 di tangga lagu Inggris dan US Singgel Chart”. Sukses single ini disusul Album perdana Astley, “Whenever You Need Somebody” yang melahirkan hits lainnya; "Together Forever", dan "When I Fall in Love".

Akhir tahun 1988, Astley merilis album keduanya “Hold Me In Your Arms” yang melahirkan 3 UK top ten hits single "She Wants To Dance With Me", "Take Me To Your Heart” dan “Hold Me In Your Arms”. Di penghujung tahun 80-an Rick Astley memilih berpisah dengan trio produser yang mengangkat namanya Stock, Aitken ,Waterman.

Di awal tahun 90-an, Rick Astley merilis remix album "Dance Mixes" yang dirilis hanya di Jepang untuk promo tournya. Tahun berikutnya Astley merilis album ketiganya “Free” yang menghasilkan top ten hits "Cry for Help". Dua single lainnya dari album ini "Move Right Out" and "Never Knew Love" gagal, sekaligus menandai mulai memudarnya kesuksesan Rick Astley.

Tahun 1993 Rick Astley kembali merilis album bertajuk ‘Body & Soul”. Di Inggris, album ini bahkan lebih buruk dari album sebelumnya. Selain jauh dari sukses, ‘Body & Soul” bahkan gagal masuk UK chart. Meski demikian, album ini cukup sukses di AS, dengan berhasil masuk posisi 182 Billboard 200, dan dua single dari album ini "The Ones You Love" and "Hopelessly", masuk posisi 19 dann 14 adult contemporary chart.

Setelah album ini Rick Astley seperti hilang dari hangar bingar dunia musik internasional. Baru setelah 10, tepatnya tahun 2002/ Rick Astley merilis album bertajuk "Keep It Turned On". Sayang, album ini juga tidak begitu sukses dan hanya melahirkan satu minor hits singel, “Sleeping”. Terakhir Rick Astley merilis album cover version bertajuk “Potrait”di tahun 2005.

Queen

Rock Band Fenomenal

Rock band asal Inggris ini dibentuk tahun 1970 oleh Freddie Mercury, Brian May, John Deacon and Roger Taylor. Adalah sang vokalis, Farrokh Bulsara, alias Freddie Mercury yang mengusulkan nama rock band yang fenomenal ini menjadi Queen.

Setahun setelah terbentuk, Queen di kontrak Elektra Records merilis album perdana mereka “Queen” di tahun 1973. Album ini hanya menghasilkan minor hits “Keep Your Self Alive”. Sukses baru mereka raih setelah album kedua mereka “Queen II” dirilis tahun yang sama. Album ini membuahkan hits klasik mereka al; "Seven Seas of Rhye".

Tahun 1974 Queen merilis single “Killer Queen” yang berhasil mencapai posisi 2 tangga lagu Inggris. Lagu yang juga terdapat dalam album “Sheer Heart Attack” ini menjadi single pertama Queen yang sukses di Amerika Serikat. Setelah tur yang sukses di AS, Tahun 1975, Queen merilis album fenomenal mereka “A Night at the Opera”.

Album yang menampilkan berbagai aliran musik dan berexperimen dengan stereo sound ini menghasilkan hits al; "You're My Best Friend", "Love of My Life", "Bohemian Rhapsody" dan "God Save the Queen". Tahun berikutnya Queen merilis album no.1 album, “A Day at the Races” yang melahirkan hits "Somebody to Love", "Good Old-Fashioned Lover Boy", dan "Tie Your Mother Down".

Queen memang band fenomenal.. tahun berikutnya mereka merilis album “News of the World” yang melahirkan hits "We Will Rock You" and "We Are the Champions". Dua lagu yang berhasil mencapai posisi 4 tangga lagu AS ini kini menjadi lagu thema di ajang olahraga. Tahun 1978, Queen merilis album “Jazz“ yang sukses melahirkan hits seperti ; “Fat Bottomed Girls", "Jealousy" dan "Bicycle Race".

Well lite audience… Queen menyapa awal tahun 80 an dengan merilis single "Crazy Little Thing Called Love" and "Another One Bites the Dust". Dua single yang juga terdapat dalam album “The Game” yang dirilis ditahun 1980 ini meraih posisi No.1 di AS. Tahun 1981 Queen berkolaborasi dengan David Bowie merilis single “Under Presure” yang menjadi no.1 di tangga lagu Inggris. Sukses ini di susul dengan dirilisnya album "Hot Space" di tahun 1987.

Tahun 1984 Queen merilis album “The Works” yang menghasilkan hits al; "Radio Ga Ga", "It's a Hard Life" dan "I Want to Break Free”. Setelah tampil di Konser Live Aid, Queen merilis single “One Vision” dilanjutkan dengan dirilisnya album “A Kind Of Magic” di tahun 1986 yang sukses dengan hits al; "A Kind of Magic", "Friends Will Be Friends",dan "Who Wants to Live Forever".

Dua tahun kemudian Queen merilis “The Miracle di thaun 1989 yang sukses dengan hits "I Want It All", dan "Breakthru". Tahun 1988 publik mulai mengetahui jika Fredy Mercury sakit keras lantaran AIDS, meski demikian Queen tetap membuat album "The Miracle" dan "Innuendo" yang direkam tahun 1990 namun baru dirilis tahun 1991 lantaran kesehatan Freddy yang memburuk.

Di tahun yang sama tepatnya, 23 November 1991 Freddy Mercury secara terbuka menyatakan dirinya menderita AIDS. Kurangg dari 12 jam setelah statement itu dirilis, Freddy Mercury meninggal dunia. Meski ditinggal sang vokalis, Queen tetap berjalan dengan merilis album "Made in Heaven", yang diambil dari sesi rekaman terakhir Freddy Mercury.
Sepeninggalan Freddy Mercury dan pensiunnya Basis John Decon, dua personel Queen, Brian May dan Roger Taylor tetap eksis mewakili nama besar band ini.




Ten Sharp

Band Yang Ditakdirkan Menjadi Besar
Rock band asal Purmerend, Noord Holland, negeri Belanda ini dibentuk tahun 1984. Perjalanan musik Ten Sharp berawal dari keikutsertaan mereka dalam festival musik “'De Grote Prijs van Nederland' tahun 1985. Sebenarnya, Ten Sharp yang kala itu masih bernama “Street” tidak berhasil menembus babak penyisihan. Namun Ten Sharp sepertinya memang ditakdirkan untuk menjadi band besar. Karenanya, meski tersisih, mereka justru mendapatkan kontrak rekaman dengan CBS Records.

Well….. Rock Band bermaterikan Marcel Kapteijn, Niels Hermes, Ton Groen, Wil Bouwes and Martin Boers ini mulai dikenal setelah single perdana mereka “When The Snow Fall” yang dirilis tahun 1985 sukses. Dilanjutkan dengan single kedua “Japanese lovesong” yang menjadi hits pertama mereka. Hanya saja, karena dua single mereka lainnya “Last words”, dan “Way of the West” di tahun 1987 gagal dipasaran, band ini sempat stagnan.

Meski telah vakum, masing-masing personel Ten Sharp tetap berhubungan dan konsisten di jalur musik. Ditahun 1991, composer Niels Hermes dan basis Ton Groen meminta Marcel Kapteijn untuk merilis album baru Ten Sharp berjudul “Under the Water-Line” dibawah label Sony Music. Kapteijn pun meng-amini, dan single pertama album ini “You” dirilis.

Segera setelah dirilis “You” menjadi single tersukses Ten Sharp, dengan berhasil menjadi no.1 di 3 negara, dan menembus top ten di UK chart. Sukses single ini dilanjutkan dengan dirilisnya album “Under the Water-line” tahun 1992. Album yang juga menghasilkan hits lainnya yaitu ”Ain’t My Breathing Heart” ini tercatat telah terjual hingga 18 juta copy diseluruh dunia.

Meski tetap memakai nama “Ten Sharp” cover album “Under the Water-Line” hanya menampilkan Niels Hermes (composer) dan Marcel Kapteijn (vocal) termasuk pada album ketiga mereka “Fire Inside” yang dirilis tahun 1993.

Album ketiga ini tetap tidak bisa menyamai sukses album sebelumnya, “Fire Inside” tetap melahirkan hits seperti; “As I Remember”, dan “Dreamhome (Dream On)”.

Tahun 1995/ Ten Sharp merilis album ke tiga mereka/ “Shop Memories". Album ini juga tidak begitu sukses, dan hanya melahirkan minor hits seperti “After All The Love Has Gone”, “Feel My Love” dan “Always A Friend”. Tahun berikutnya, Ten Sharp merilis album "Roots Live" yang sayang, terkesan biasa-biasa saja.

Setelah merilis album kompilasi, Everything & More (The Best Of) di tahun 2000, tercatat terakhir Ten Sharp merilis album “STAY “ di tahun 2003 lalu.


Ten Sharp

Band Yang Ditakdirkan Menjadi Besar
Rock band asal Purmerend, Noord Holland, negeri Belanda ini dibentuk tahun 1984. Perjalanan musik Ten Sharp berawal dari keikutsertaan mereka dalam festival musik “'De Grote Prijs van Nederland' tahun 1985. Sebenarnya, Ten Sharp yang kala itu masih bernama “Street” tidak berhasil menembus babak penyisihan. Namun Ten Sharp sepertinya memang ditakdirkan untuk menjadi band besar. Karenanya, meski tersisih, mereka justru mendapatkan kontrak rekaman dengan CBS Records.

Well….. Rock Band bermaterikan Marcel Kapteijn, Niels Hermes, Ton Groen, Wil Bouwes and Martin Boers ini mulai dikenal setelah single perdana mereka “When The Snow Fall” yang dirilis tahun 1985 sukses. Dilanjutkan dengan single kedua “Japanese lovesong” yang menjadi hits pertama mereka. Hanya saja, karena dua single mereka lainnya “Last words”, dan “Way of the West” di tahun 1987 gagal dipasaran, band ini sempat stagnan.

Meski telah vakum, masing-masing personel Ten Sharp tetap berhubungan dan konsisten di jalur musik. Ditahun 1991, composer Niels Hermes dan basis Ton Groen meminta Marcel Kapteijn untuk merilis album baru Ten Sharp berjudul “Under the Water-Line” dibawah label Sony Music. Kapteijn pun meng-amini, dan single pertama album ini “You” dirilis.

Segera setelah dirilis “You” menjadi single tersukses Ten Sharp, dengan berhasil menjadi no.1 di 3 negara, dan menembus top ten di UK chart. Sukses single ini dilanjutkan dengan dirilisnya album “Under the Water-line” tahun 1992. Album yang juga menghasilkan hits lainnya yaitu ”Ain’t My Breathing Heart” ini tercatat telah terjual hingga 18 juta copy diseluruh dunia.

Meski tetap memakai nama “Ten Sharp” cover album “Under the Water-Line” hanya menampilkan Niels Hermes (composer) dan Marcel Kapteijn (vocal) termasuk pada album ketiga mereka “Fire Inside” yang dirilis tahun 1993.

Album ketiga ini tetap tidak bisa menyamai sukses album sebelumnya, “Fire Inside” tetap melahirkan hits seperti; “As I Remember”, dan “Dreamhome (Dream On)”.

Tahun 1995/ Ten Sharp merilis album ke tiga mereka/ “Shop Memories". Album ini juga tidak begitu sukses, dan hanya melahirkan minor hits seperti “After All The Love Has Gone”, “Feel My Love” dan “Always A Friend”. Tahun berikutnya, Ten Sharp merilis album "Roots Live" yang sayang, terkesan biasa-biasa saja.

Setelah merilis album kompilasi, Everything & More (The Best Of) di tahun 2000, tercatat terakhir Ten Sharp merilis album “STAY “ di tahun 2003 lalu.


Queen

Rock Band Fenomenal

Rock band asal Inggris ini dibentuk tahun 1970 oleh Freddie Mercury, Brian May, John Deacon and Roger Taylor. Adalah sang vokalis, Farrokh Bulsara, alias Freddie Mercury yang mengusulkan nama rock band yang fenomenal ini menjadi Queen.

Setahun setelah terbentuk, Queen di kontrak Elektra Records merilis album perdana mereka “Queen” di tahun 1973. Album ini hanya menghasilkan minor hits “Keep Your Self Alive”. Sukses baru mereka raih setelah album kedua mereka “Queen II” dirilis tahun yang sama. Album ini membuahkan hits klasik mereka al; "Seven Seas of Rhye".

Tahun 1974 Queen merilis single “Killer Queen” yang berhasil mencapai posisi 2 tangga lagu Inggris. Lagu yang juga terdapat dalam album “Sheer Heart Attack” ini menjadi single pertama Queen yang sukses di Amerika Serikat. Setelah tur yang sukses di AS, Tahun 1975, Queen merilis album fenomenal mereka “A Night at the Opera”.

Album yang menampilkan berbagai aliran musik dan berexperimen dengan stereo sound ini menghasilkan hits al; "You're My Best Friend", "Love of My Life", "Bohemian Rhapsody" dan "God Save the Queen". Tahun berikutnya Queen merilis album no.1 album, “A Day at the Races” yang melahirkan hits "Somebody to Love", "Good Old-Fashioned Lover Boy", dan "Tie Your Mother Down".

Queen memang band fenomenal.. tahun berikutnya mereka merilis album “News of the World” yang melahirkan hits "We Will Rock You" and "We Are the Champions". Dua lagu yang berhasil mencapai posisi 4 tangga lagu AS ini kini menjadi lagu thema di ajang olahraga. Tahun 1978, Queen merilis album “Jazz“ yang sukses melahirkan hits seperti ; “Fat Bottomed Girls", "Jealousy" dan "Bicycle Race".

Well lite audience… Queen menyapa awal tahun 80 an dengan merilis single "Crazy Little Thing Called Love" and "Another One Bites the Dust". Dua single yang juga terdapat dalam album “The Game” yang dirilis ditahun 1980 ini meraih posisi No.1 di AS. Tahun 1981 Queen berkolaborasi dengan David Bowie merilis single “Under Presure” yang menjadi no.1 di tangga lagu Inggris. Sukses ini di susul dengan dirilisnya album "Hot Space" di tahun 1987.

Tahun 1984 Queen merilis album “The Works” yang menghasilkan hits al; "Radio Ga Ga", "It's a Hard Life" dan "I Want to Break Free”. Setelah tampil di Konser Live Aid, Queen merilis single “One Vision” dilanjutkan dengan dirilisnya album “A Kind Of Magic” di tahun 1986 yang sukses dengan hits al; "A Kind of Magic", "Friends Will Be Friends",dan "Who Wants to Live Forever".

Dua tahun kemudian Queen merilis “The Miracle di thaun 1989 yang sukses dengan hits "I Want It All", dan "Breakthru". Tahun 1988 publik mulai mengetahui jika Fredy Mercury sakit keras lantaran AIDS, meski demikian Queen tetap membuat album "The Miracle" dan "Innuendo" yang direkam tahun 1990 namun baru dirilis tahun 1991 lantaran kesehatan Freddy yang memburuk.

Di tahun yang sama tepatnya, 23 November 1991 Freddy Mercury secara terbuka menyatakan dirinya menderita AIDS. Kurangg dari 12 jam setelah statement itu dirilis, Freddy Mercury meninggal dunia. Meski ditinggal sang vokalis, Queen tetap berjalan dengan merilis album "Made in Heaven", yang diambil dari sesi rekaman terakhir Freddy Mercury.
Sepeninggalan Freddy Mercury dan pensiunnya Basis John Decon, dua personel Queen, Brian May dan Roger Taylor tetap eksis mewakili nama besar band ini.




Andre Hehanusa

Penyanyi Yang Jadi Bos Perusahaan Rekaman
Nama Andre Hehanusa sudah tidak asing lagi di dunia musik Indonesia. Pria berdarah Ambon yang lahir di Ujung Pandang, pada 24 Juli 1964 ini memang memiliki bakat musik alami sejak kecil.

Artis bernama lengkap Andre Ronald Benito Hehanussa ini besar dan menetap lama di kota Bandung. Di kota kembang ini pulalah anak pertama dari 4 bersaudara ini memulai karirnya musiknya bersama Katara Singer di tahun 1987.

Meski memiliki kans untuk menjadi group besar, Katara Singer hanya menelurkan satu album bertajuk “Ternyata” di tahun 1989 yang membuahkan hits antara lain ; “Masa Bodo”, “Ternyata” dan ”Desah”.

Setalah Katara Singer vakum, Adre Hehanusa memutuskan untuk bersolo karir di tahun 1992. Keputusan bersolo karir ini ternyata tepat. Album perdana Andre “Bidadari” yang dirilis tahun 1995, meledak di pasaran. Album ini menghasilkan 3 hits “Bidadari”, “Kuta Bali” dan “Karena Kutahu Engkau Begitu”. Hingga kini, ketiga lagu tersebut masih mendapat airplay tersendiri di radio-radio di tanah air. Sementara albumnya sendiri tercatat sebagai album tersukses Adre sepanjang karirnya hingga kini.

Well …. Di era ini pula, nama Andre menjelma menjadi ikon musik Indonesia. Sukses album perdananya ini memberinya gelar musik bergengsi tanah air pada ajang BASF Award ke XI di tahun 1996. Andre menyabet 3 gelar untuk kategori “Pendatang Baru Terbaik", "Musik Rhtym & Blues" Terbaik dan Signel platinum “Bidadari”. Di tahun yang sama Andre juga mencatatkan diri sebagai R&B Best Male Artist pilihan Anugerah Musik Indonesia.

Suami dari Cut Rizky Teo ini melanjutkan sukses Album perdananya dengan merilis album kedua bertajuk “Kedua” di tahun 1997 yang meski menghasilkan dua hits “Melayang” dan “Terlalu”, album ini tidak sesukses album perdananya. Ditahun yang sama, Andre Hehanusa kembali mencetak hits lewat lagu “Dimana Ada” dari album kolaborasi 70 penyanyi dan musisi berjudul “Forum”.

Bukan Andre Hehanusa namanya jika tidak membuat trobosan baru, tahun 1998 Ia berduet dengan Julio Iglesias dalam lagu “To All The Girls I've Loved Before”. Andre juga sempat bermain dalam sebuah sinetron.

Kini Andre telah berhasil mewujudkan cita-citanya memiliki perusahaan rekaman sendiri yaitu 247 Record Company yang telah merilis album “Indra Project”, “Prazz”, dan “247 Global Ministry”. Sebelumya, Andre juga terlibat dalam project album; bertema lingkungan hidup, “Terumbu Karang dan Lovely Raja Ampat”.

Tapi, walaupun telah memiliki perusahaan rekaman, Andre memilih membuat album buat para artisnya terlebih dulu, albumnya sendiri “Living In The Harmony” masih dalam proses persiapan dan rencananya akan di rilis setelah lebaran nanti.

Yang menarik dan patut ditiru dari sosok artis yang satu ini yaitu, sebagai artis Andre Hehanusa relative tidak pernah mendapat pemberitaan buruk. Sosoknya lebih dikenal sebagai seorang yang religius dan Kristen yang taat. Ayah dari Putra Pertama Hehanusa dan Eugenio Benito Hehanusa ini ini juga telah merilis album rohani Kristen.